RiderTua.com – Pecco Bagnaia meraih pole position di Brno untuk pertama kalinya musim ini, setelah rekan setimnya Marc Marquez crash saat kualifikasi. Dalam sprint, nasib buruk kembali menimpa rider Ducati Lenovo itu. Dia dua kali ‘tertipu’ oleh sistem elektronik. Sistem tersebut mengirimkan pesan di dasbor bahwa tekanan ban depannya terlalu rendah, yang ternyata tidak benar. Karena itulah Pecco kemudian memperlambat lajunya dan merosot ke posisi ke-7 hingga garis finis. Dia sangat marah setelahnya.
Pada race 21 lap hari Minggu, Pecco mampu finis lebih baik dengan posisi ke-4. Namun terlihat betul bahwa hasil itu sudah mentok baginya. Bahkan Marco Bezzecchi (Aprilia) dan Pedro Acosta (KTM) lebih cepat darinya. Juara dunia 3 kali itu tetap berada di peringkat 3 dengan 213 poin dalam klasemen, meskipun rival terdekatnya Alex Marquez (261 poin) dua kali gagal mencetak poin di GP Ceko.
Pecco Bagnaia : Untuk Pertama Kalinya, GP25 Bukan yang Terkuat Melainkan Marc Marquez

Denagn panjang lebar Francesco Bagnaia menjelaskan, “Di fase akhir balapan, saya mampu melaju kencang yang merupakan satu-satunya peningkatan yang saya lakukan. Dulu, saya salah satu pembalap yang paling sulit disalip sekaligus salah satu yang paling kuat saat mengerem. Sekarang saya sangat lambat di area itu, semua pembalap lebih baik dari saya. Semuanya bisa menyalip saya saat mengerem, terlihat sangat mudah.”
“Kita perlu memahami penyebabnya secepat mungkin. Saya selalu mengerahkan segenap kemampuan saya saat mengerem karena saya tahu performa saya bergantung padanya. Tapi sulit bagi kami untuk meningkatkan performa di area ini karena kami belum mengubah apa pun sejak balapan pertama.”

“Saya punya peluang di hari Sabtu dan juga di hari Minggu, begitu juga di Assen dan Mugello, tapi saya tidak pernah cukup cepat untuk memimpin. Tahun lalu saya bisa mengerem sangat keras sambil sliding. Sekarang roda depan saya terus-menerus terkunci dan motornya melintir. Saya tidak bisa mengerem dengan cara yang saya inginkan.”
“Saya harus mengerem dengan sangat presisi dan tidak bisa sliding karena roda belakang tidak membantu saya. Sulit rasanya tiba-tiba pengereman terasa begitu berbeda dengan motor yang sama. Ini adalah hal-hal yang sedang kami coba atasi. Saya kesulitan sejak saya memulai manuver pengereman hingga saya melepaskan rem lagi. Kami telah kehilangan sesuatu dibandingkan tahun lalu, sementara yang lain justru membaik,” imbuh murid Valentino Rossi itu.
Marc Marquez tak terbendung, dia meraih kemenangan ke-8 dalam race utama dan ke-11 dalam sprint di seri ke-12 musim ini. Selain itu Baby Alien adalah pembalap Ducati pertama yang merayakan 5 kemenangan atau 10 kemenangan (termasuk sprint) berturut-turut. Sementara itu, Fabio Di Giannantonio yang mengendarai Ducati GP25 ketiga hanya finis di posisi ketiga dari belakang (16 tanpa poin).
“Marc membuat perbedaan besar dengan motor kami. Trek ini sulit bagi kami, jadi saya berusaha untuk tetap dekat dengannya. Untuk pertama kalinya, motor kami bukan yang terkuat melainkan Marc yang kuat,” pungkas Pecco kecewa.
Katanya Si Paling kanannnn