RiderTua.com – Marc Marquez berujar bahwa Ducati berusaha membuatnya menjadi pembalap yang tak terkalahkan.. Dia kini semakin fokus meraih gelar juara dunia ke sembilan-nya. Dengan kata lain Ducati berupaya membuatnya ‘tak terkalahkan’ dengan motor merahnya…
Masih Masa Adaptasi, Marc Marquez Sudah Bikin Keok Satu Grid! 2025 Kasihkan Pialanya Aja Lah!
Marc Marquez baru saja meraih kemenangan kesembilannya di MotoGP di sirkuit Jerman, menjadi yang ke-12 secara keseluruhan, setelah sebelumnya meraih satu kemenangan di kelas 125cc dan dua kemenangan lagi di Moto2.
Hanya Giacomo Agostini yang punya kemenangan lebih banyak di sirkuit di kelas utama, dengan sepuluh kemenangan di sirkuit Imatra, Finlandia. Pembalap Spanyol dari tim Lenovo Ducati ini sudah membidik tantangan baru untuk tahun 2026, tetapi musim ini terasa seperti memecahkan rekor.

Pembalap asal Lleida ini telah melampaui Agostini dalam hal lain… jika di Assen ia menyamainya dengan 68 kemenangan di kelas utama, di Jerman ia telah melampauinya. Jumlahnya 69… Kini dia hanya tertinggal 20 kemenangan lebih sedikit dari Valentino Rossi.
Oleh karena itu, ia tidak akan menyalipnya tahun ini, tetapi ia bisa menyamai tujuh gelar juara Rossi di seri teratas dan sembilan gelar juara secara keseluruhan. Hingga beberapa tahun lalu, rasanya mustahil untuk menyamai Legenda MotoGP dari Tavullia, tetapi dengan kepindahannya ke tim pabrikan Ducati, segalanya menjadi mungkin.
Bersama motor merah, ia bisa bersenang-senang, menang dan menang, benar-benar mendominasi persaingan. Di pertengahan kejuaraan, ia unggul 83 poin atas rival terdekatnya, Alex Marquez, 147 poin di atas Pecco Bagnaia, yang berada di posisi ketiga klasemen.
Menang mungkin masih terlalu dini untuk membicarakan gelar juara dunia MotoGP, tetapi ia jelas berada di jalur yang tepat. Hanya insiden tak terduga yang dapat menghentikan sang juara bertahan asal Cervera itu…
“Bagi saya, kemenangan ini seperti Simfoni Kesembilan, mahakarya Beethoven, Ode to Joy. Kemenangan ini memberi saya kebahagiaan yang luar biasa… sebuah kemenangan yang penuh makna, seperti karya musik legendaris itu.”

Podium Marquez Bersaudara
Kemenangan Marc semakin manis karena ditemani oleh adiknya, Alex, di podium kedua. Ia adalah pesaing terdekat untuk Kejuaraan Dunia, meskipun ia tidak terlalu mengkhawatirkan dalam perebutan gelar juara dunia.
“Saudara saya kembali mengejutkan kami. Padahal dia kembali balalapan dengan tangan yang lemah (habis cedera, patah) namun tetap membalap dengan luar biasa, seperti seorang ‘Marquez’ di setiap tahapan. Ketika Anda melihat seorang pembalap mendedikasikan 24 jam untuk comeback-nya, Anda tahu ia akan kembali dengan adrenalin dan kekuatan. Bagi dia, posisi kedua ini seperti sebuah kemenangan.”
Selisih poin di klasemen memang cukup jauh, tetapi tidak membuatnya jadi lengah. Marc Marquez belum berada di posisi yang tepat untuk mengelola, dan itu bukan sifatnya.
“Kali ini, saya lebih memeilih untuk sedikit berfikir negatif agar tetap lebih fokus. Masih ada 11 balapan lagi, dan apa pun bisa terjadi, termasuk cedera. Saya bekerja lebih baik saat berada di bawah tekanan.”

Adaptasi Sempurna dengan Ducati GP25-nya
Berbeda dengan Pecco Bagnaia, yang mengalami kesulitan serius dengan bagian depan Ducati GP25, pembalap Spanyol itu langsung merasa nyetel dengan motornya. Hubungan ini sangat padu, menyatu secara alami, bahkan masih bisa ditingkatkan lebih lanjut seiring bertambahnya jumlah balapan dan dalam tes MotoGP mendatang.
Beberapa penyempurnaan telah dilakukan pada setup, dan pembaruan teknis lebih lanjut sedang dalam proses. “Sejak Aragon, kami telah membuat langkah kecil ke depan, menyempurnakan setelan motor. Saya merasa lebih nyaman sekarang, tetapi masih ada ruang untuk perbaikan karena kami masih dalam proses mengenal teknisi, dan para teknisi itu sudah tahu apa yang harus kami kembangkan,” pungkas Marquez..
mm93 bukan doktor tp fakta yg berbicara klo cuma sekedar doktor abal” kga ada apa”nya di banding mm93 jauhhhhhhhh