RiderTua.com – Stefan Bradl (tes rider HRC/Honda Racing Corporation) menganalisa situasi di garasi tim pabrikan Ducati Levono yang saat ini ‘dihuni’ Marc Marquez dan Pecco Bagnaia. Juara dunia 8 kali itu saat ini tak tertandingi dengan memenangkan 9 sprint dan 6 balapan utama setelah 10 seri pertama MotoGP musim 2025. Marc memimpin klasemen dengan keunggulan yang cukup signifikan dari para rivalnya.
Menjelang seri ke-11 GP Jerman akhir pekan ini, Marc unggul 68 poin dari adiknya Alex Marquez dan unggul jauh hingga 126 poin atas rekan setimnya Bagnaia. Rider berusia 32 tahun itu yang memiliki gelar sebagai ‘King of Sachsenring’ itu kembali difavoritkan akhir pekan ini.
Stefan Bradl : Punya Rekan Setim Sekaliber Marc Marquez, Beban Pecco Bagnaia Terlalu Berat

Stefan Bradl menjelaskan, “Marc sedang dalam kondisi prima. Dulu, dia sudah membuktikan bagaimana cara menakhlukkan Sachsenring. Memang tahun ini dia belum mampu memanfaatkan trek-trek favoritnya seperti biasanya. Mugello dan Assen bukanlah trek favoritnya, tetapi dia menang di sana. Pada akhirnya, dia tetap santai meskipun dia tidak menang tapi dia masih bisa finis di posisi ke-2 atau ke-3.”
Musim ini Pecco Bagnaia hanya meraih satu kemenangan yakni di GP Austin, itupun diraihnya karena Marquez crash saat memimpin balapan. Sejak balapan pertama, Baby Alien sudah mengungguli Bagnaia dan hal ini cukup mengejutkan.
Tes rider asal Jerman berusia 35 tahun itu menambahkan, “Jelas salah satu dari keduanya akan kalah. Sebagai pembalap lama di Ducati, Bagnaia adalah pihak yang paling terancam tapi dia tahu apa yang akan dihadapi. Tahun lalu Marc sudah tampil luar biasa dengan GP23. Jelas bahwa dengan dukungan pabrikan, hanya ada satu pembalap yang akan memegang kendali. Menurutku Marc akan unggul.”

“Keuntungan yang dulu dimiliki Bagnaia sudah lama hilang. Memiliki dua pembalap ‘alfa’ dalam satu tim, tidaklah mudah. Salah satu harus unggul, pilihannya hanya dua ‘makan atau dimakan’. Dalam olahraga balap motor, hampir mustahil memiliki dua pembalap dengan level setinggi itu dalam satu tim.”
“Ducati membiarkan para pembalapnya bertarung sendiri di lintasan. Dan Marquez justru menyukai situasi seperti ini, pertarungan langsung semacam ini. Tahun lalu Pecco sudah kehilangan gelar juara dunia dari Jorge Martin. Jadi ketika membawa pembalap sekaliber Marc masuk ke tim pabrikan, mungkin jadi beban yang terlalu berat untuk Pecco,” pungkas Bradl.