Home MotoGP Alessio Salucci: Tak Ada Alasan untuk Pecco dan Diggia.. Harus Bisa Seperti...

    Alessio Salucci: Tak Ada Alasan untuk Pecco dan Diggia.. Harus Bisa Seperti Marc Marquez

    Marc Marquez - Pecco Bagnaia
    Marc Marquez - Pecco Bagnaia

    RiderTua.com – Alessio Salucci, direktur tim VR46, tidak mencari-cari alasan atas perfroma Pecco Bagnaia dan Fabio Di Giannantonio di musim MotoGP 2025. Bahkan mereka menekankan bahwa semuan pembalap dibawah bendera VR46 termasuk Pecco (akademi Rossi) harus bisa seperti Marc.. “Kita harus seperti Marc Marquez,” katanya..

    Alessio Salucci: Tak Ada Alasan untuk Pecco dan Diggia.. Harus Bisa Seperti Marc Marquez

    Pada musim MotoGP 2024, gelar juara dunia diraih oleh tim satelit Pramac, berkat performa apik Jorge Martin. Hal ini tidak menjadi alasan untuk memberikan tekanan yang lebih besar bagi tim VR46 Valentino Rossi, meskipun memakai Ducati GP25 yang dikendarai oleh Fabio Di Giannantonio. Manajer tim Pablo Nieto membahas topik ini dalam wawancara eksklusif dengan Crash.net.

    Marc Marquez - Pecco Bagnaia
    Marc Marquez – Pecco Bagnaia

    Tahun lalu Pramac membuat sejarah dengan memenangkan gelar juara dunia MotoGP bersama Jorge Martin, menjadi tim satelit pertama yang berhasil melakukannya di era modern. Tim Paolo Campinoti itu telah menjalin hubungan istimewa dengan Ducati, menikmati motor yang setara dengan tim pabrikan, serta dukungan teknis penuh. Setelah Pramac pindah ke Yamaha, tanggung jawab beralih ke tim Pertamina Enduro VR46, yang dikelola oleh Alessio Salucci dan Pablo Nieto.

    Namun Nieto yang juga mantan pebalap Spanyol itu yakin bahwa ekspektasi tidak meningkat untuk tim asal Tavullia itu, dia menekankan bahwa tekanan telah ada sejak zaman mereka berlaga di kelas Moto3, karena hubungannya dengan juara dunia sembilan kali Valentino Rossi.

    “Saya pikir tekanan yang kami miliki sama seperti saat kami berada di Moto3.. Kami adalah VR46, jadi pada akhirnya ketika kami menjaga nama itu, tekanannya sudah tinggi. Jadi penting untuk menerima tekanan seperti ini karena itu berarti banyak orang peduli dengan kami, mereka memperhatikan kami, mereka memperhatikan apa yang kami lakukan dan kami di sini untuk memiliki tanggung jawab melakukan sesuatu yang penting,” kata Pablo Nieto.

    Fabio di Giannantonio - Marc Marquez
    Fabio di Giannantonio – Marc Marquez

    Tim VR46 memulai musim MotoGP 2025 dengan sangat baik, finis ketiga di klasemen tim setelah tujuh seri dan meraih lima podium di balapan utama dan Sprint. Franco Morbidelli berada di posisi keempat klasemen pembalap, dengan Fabio Di Giannantonio di posisi keenam, tertinggal 10 poin dari rekan setimnya.

    “Kami berada di posisi keempat dan keenam dalam kejuaraan. Jadi kami senang, tetapi kita selalu menginginkan lebih. Kami memiliki motor terbaik yang pernah kami miliki di MotoGP. Kami mendapat dukungan besar dari Ducati, jadi ini juga sangat penting bagi kami…” katanya..

    Alessio Salucci - Uccio
    Alessio Salucci – ‘Uccio’

    “Tetapi kami harus mencoba melakukan sesuatu yang menurut kami masih kurang agar bisa memperjuangkan podium di setiap balapan. Terkadang kita kehilangan sedikit keberuntungan, atau kita sendiri yang membuat beberapa kesalahan, atau akhirnya terjatuh. Tetapi itulah olahraga,” lanjutnya..

    Dengan Marc Marquez yang mengendarai Ducati Desmosedici GP25, tidak ada alasan bagi Pecco Bagnaia dan Fabio Di Giannantonio untuk tidak dekat dengannya. Sulit untuk dibandingkan dengan juara asal Cervera itu dan ini memaksa mereka untuk berusaha lebih keras.

    “Marquez membuat motornya (GP25) bekerja dengan baik, jadi kami dan Pecco harus bisa melakukan hal yang sama,” kata Alessio Salucci, seperti dilansir media Spanyol ‘AS’.

    Diketahui bahwa Bagnaia mengalami kesulitan serius dengan bagian depan motor versi 2025 (GP25), yang membuat hilangnya kepercayaan diri. Dimana kepercayaan diri dengan bagian depan motor inilah yang membuatnya memenangkan dua gelar MotoGP pada tahun 2022 dan 2023.

    Meskipun Marquez sangat pandai merasakan traksi ban, dan pada fase pengereman itu, ketika shock depan mulai turun, Diggia dan Pecco mengalami kesulitan karena mereka tidak dapat menemukan kepercayaan diri.

    Uccio mengklarifikasi bahwa sensasi ini dipengaruhi oleh faktor teknis motor dan juga oleh aspek mental pembalap itu sendiri. Tidak ada yang bisa dilakukan selain tetap fokus dan terus bekerja keras…

    Kita Lihat saja apakah tim Valentino Rossi ini bisa mengalahkan tim Gresini sebagai sesam tim satelti Ducati? apalagi Diggia memakai GP25 dan Morbidelli memakai GP24 artinya tim Rossi lebih beragam jenis motornya..

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini