RiderTua.com – Dengan BYD yang menguasai hampir seluruh pasar mobil di kampung halamannya, seharusnya mereka sudah bisa mempertahankan posisinya tersebut. Namun mereka menurunkan harga jual mobilnya, dan ini sudah membuat kompetitornya ketar-ketir. Great Wall Motor (GWM) menyebut penurunan harga ini bisa memicu perang harga mobil yang berdampak sangat buruk bagi pasarnya.
Harga Jual Mobilnya Diturunkan di Negeri Tirai Bambu
Melihat dari lini produknya, tidak heran kalau BYD menjadi salah satu merek mobil ternama di Negeri Tirai Bambu. Mereka memiliki berbagai macam model yang ditawarkan di pasarnya, tidak hanya mobil listrik saja, tetapi juga mobil plug-in hybrid (PHEV). Tidak heran kalau penjualannya bisa menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Tapi baru-baru ini mereka menurunkan harga sejumlah mobilnya disana, salah satunya Seagull. Jelas apa yang dilakukannya ini sudah membuat produsen khawatir, karena itu justru menimbulkan perang harga di pasarnya. Kalau ada merek yang menawarkan diskon besar-besaran, banyak konsumen yang akan beralih ke merek tersebut, sehingga membuat merek lainnya kalah bersaing.

Penyesuaian Harga
BYD kemudian buka suara soal keputusannya tersebut, dan mereka mengatakan kalau apa yang dilakukannya ini agar mereka bisa terus berkembang. Jika merek lainnya tidak ikut berkembang atau mengalami stagnasi, merek-merek tersebut bisa kalah bersaing dari kompetitornya. Mereka tak ingin ada yang menyebar rumor buruk mengenainya, sehingga mereka ingin GWM mempertanggung jawabkan penyebaran rumor tersebut.
Ini bukan pertama kalinya kedua merek tersebut saling berseteru satu sama lain, dimana tahun 2023 lalu GWM menyebut dua mobil hybrid BYD tidak memenuhi standar emisi. Kemudian GWM mengecam pernyataan rivalnya tersebut soal ‘menyatukan seluruh merek di Negeri Tirai Bambu untuk menguasai pasar global’.