RiderTua.com – Ducati saat ini menghadapi situasi yang cukup sulit bin rumit dalam garasi mereka. Dua pembalap mereka Marc Marquez dan Pecco Bagnaia menunjukkan performa yang berlawanan, dan kondisi ini menimbulkan tekanan dari dalam tim itu sendiri..
Drama di Dalam Garasi Ducati: Tim Merah Takut Hilang Kendali atas Marquez dan Pecco
Marc Marquez yang baru bergabung justru melesat ke puncak klasemen MotoGP setelah seri Le Mans, dengan memenangkan balapan sprint dan podium-2 di balapan utama dalam kondisi wet race…
Marc mampu membangun keunggulan 22 poin di klasemen MotoGP dari Alex Marquez yang berada di posisi kedua yang mungkin lebih besar jika ia tidak mengalami jatuh GP Amerika dan Jerez, kalau tidak jatuh di kedua balapan tadi Marc akan unggul jauh.

Sementara itu sesama pemakai GP25, rekan setimnya, Pecco Bagnaia justru mengalami kesulitan, meskipun memiliki pengalaman lebih banyak dalam hal mengendarai Ducati, dia tampak sulit beradaptasi dengan motor tahun ini.
Pengamat MotoGP Lewis Duncan berkata dalam podcast Crash MotoGP.. “Jika menjadi Pecco, bisa saja dia berkata pembalap Ducati yang pakai GP24 melakukan apa yang biasa saya lakukan.. Namun, Pecco juga sering melakukan kesalahan dengan delapan kali DNF tahun lalu dan kehilangan gelar dunianya. Jadi jika Pecco membandingkan dengan performanya tahun lalu, itu bukanlah solusi yang baik (jangan melihat performanya tahun lalu sebagai acuannya sendiri, dia harus lebih baik dari tahun lalu)”.
Pecco mengatakan masalah yang dia alami adalah kurangnya kepercayaaan diri dengan bagian depan motor.. Saat Davide Tardozzi ditanya apakah itu sebagian besar masalah Bagnaia, hanya masalah kepercayaan diri?.
Faktanya tim Ducati telah mengatakan sepanjang musim bahwa mereka mencoba memperbaiki motornya. Masalah bagian depan ini telah disinggung sebelumnya, di Thailand dan Argentina, dan Ducati berkata ‘Kami (Ducati) telah melakukan apa yang kami bisa (memperbaiki motornya), tetapi kamu (Pecco) adalah juara dunia, kamu harus bisa beradaptasi!‘

Awalnya Pecco tidak menyadarinya. Dia berpikir ‘itu tidak mungkin saya, itu tidak mungkin saya’. Tetapi dia menyadari setelah tes Jerez bahwa itu benar. “Ya, mungkin memang masalahnya ada di diri saya sendiri…”
Sayangnya Pecco menyadari setelah enam seri bergulir, yang merupakan mimpi buruk karena Marquez melakukan hal-hal yang biasa dilakukan Marquez (saat di Honda)…Dan kini Marc unggul 51 poin dari rekan setimnya usai Bagnaia jatuh di Le Mans, meskipun bukan kesalahannya (disebabkan pembalap lain)..
Sulit Dikendalikan, kondisi Kedua Pembalap akan ‘Jomplang’
Menurut Lewis Duncan via media Crash.net, akan ada situasi yang sulit dengan manajemen Ducati. Jika mereka tidak dapat membantu Pecco secara mentalitas ke jalur yang seharusnya, maka Bagnaia sudah hilang kesempatan kedua untuk bertarung memperebutkan gelar dunia, setelah tahun lalu hilang oleh Martin…
Sementara Marquez semakin kuat, semakin matang dan fleksibel… “Banyak hal yang bisa dikatakan tentang Marc: di usia 32 tahun dan dengan semua kesuksesan yang diraihnya, ia bersedia beradaptasi dan belajar, meskipun 8 gelar dunia sudah diraihnya,” imbuh Lewis Duncan.
Menurut pengamat MotoGP itu, Marc hampir memperlakukan kejuaraan tahun ini seolah-olah ini adalah kejuaraan pertamanya.. Jadi dia tidak terjebak dalam ego bahwa dialah yang terhebat..
Dari sini bisa dilihat bahwa musim ini bukan hanya tentang kom petisi adu kencang di lintasan saja, tapi juga adu mental, ego pembalap dan strategi di internal tim.. Dan saat ini tim resmi Ducati sedang menghadapi masalah itu.. paling tidak hal inilah yang disampaikan oleh Lewis Duncan dalam podcast Crash MotoGP..

Tentu bagi fans Marc Marquez hal ini bukan masalah besar, karena tidak ada kaitannya performa buruk Pecco dengan idola mereka.. Namun bagi Ducati yang harus ‘adil’ dan memperhatikan semua pembalapnya.
Apalagi Pecco juara dunia dua kali dengan motor mereka, orang Italia juga..mereka kudu berhati-hati menangani masalah ini.. Karena para penggemar brand Ducati dan fans Pecco akan kecewa.. Dan mengira Ducati pilih kasih dalam menangani pembalap Italia tersebut..
Namun kondisi saat ini sebenarnya adalah tantangan nyata bagi Pecco, dimana musim lalu berujar bahwa menjadi rekan Marc adalah tantangan dan dia siap menerima tantangan itu…
Bagaimana pendapat kalian..?
Mental peco belum siap utk bersanding dgn marc