RiderTua.com – Pecco Bagnaia kecewa setelah akhir pekan MotoGP di Jerez. Dalam tes resmi yang dilakukan di Jerez, ia memperbaiki pengaturan Ducati GP25-nya untuk menemukan sensasi di bagian depan motor yang menjadi kendalanya.
Francesco Bagnaia mengalami terlalu banyak kesulitan dengan Ducati GP25-nya dan jika dibandingkan dengan Marc Marquez sangat berbeda (seperti sedikit keluhan). Ia tidak hanya tertinggal dari rekan setimnya, tetapi juga pembalap Gresini Alex Marquez berhasil tampil lebih baik di hampir setiap akhir pekan balapan. Dalam tes remi MotoGP di Jerez, ia mencoba mengkonfigurasi ulang motor dan beberapa pembaruan, tetapi apakah itu cukup untuk melangkah lebih jauh mulai dari putaran berikutnya di GP Le Mans?
Bahkan Kesulitan Menyalip Quartararo
Memang dalam lima balapan pertama, Pecco tidak pernah membuat kesalahan besar: satu kemenangan, tiga podium, dan satu posisi ke-4 sepadan dengan posisi ketiga di klasemen, 20 poin di belakang pimpinan klasemen.

Secara keseluruhan, situasinya memang sedikit membantunya, berkat dua kecelakaan Marc Marquez di Texas dan Spanyol. Namun di lintasan, kurangnya feel pada bagian depan Desmosedici GP25 miliknya masih terlihat jelas. Tim Ducati memfokuskan perhatiannya pada pengaturan dan keseimbangan bobot prototipe milik Pecco selama tes MotoGP, serta pada beberapa komponen baru yang masih dirahasiakan. Namun, masih ada kesulitan tertentu dalam catatan waktu.
Analisis balapan di Spanyol merupakan cerminan dari awal kejuaraan ini. Pada putaran pertama, Pecco Bagnaia terlibat dalam pertarungan sengit dengan Marc Marquez, bahkan menyentuhnya. Namun, setelah Marc crash Pecco mampu menyerang Fabio, meskipun ia tidak pernah memiliki peluang nyata untuk menyalip.

“Saya mendekati Fabio dan ketika saya mendekatinya, saya tidak dapat melaju lebih jauh.. Saya kehilangan posisi saat di tikungan kanan, saya tidak dapat mendekat, saya tidak memiliki potensi untuk menyalipnya,” kata juara MotoGP dua kali itu.
Bagnaia berjuang keras untuk finis ketiga di Sprint hari Sabtu, dan mendapati dirinya kembali di posisi ketiga di balapan utama hari Minggu, setelah menghabiskan sebagian besar balapan dengan berusaha menyalip Fabio Quartararo.
“Saya tidak senang dengan balapan seperti ini, saya tidak bisa berbuat lebih banyak lagi.. Setiap kali saya mencapai tikungan tujuh, delapan, sebelas, dua belas, saya banyak kehilangan kendali, bagian depan banyak terkunci dan saya kehilangan cengkeraman di mana-mana. Sungguh disayangkan seperti ini, tetapi begitulah situasinya sekarang,” katanya.. Dengan kata lain motornya bisa saja membuatnya jatuh jika Pecco memaksa..

Kembali ke Motor GP24 Bukan Solusi
Tepat setelah GP Jerez, Bagnaia menganalisis data pemenang Alex Marquez, yang mengendarai Desmosedici GP24 dan menunjukkan kekuatan yang sama dengan yang dimiliki Pecco tahun lalu.
“Melihat Alex, dia sama kuatnya dengan saya tahun lalu.. Saya tidak mengatakan untuk mencoba kembalai memakai part dari motor 2024, tetapi saya mencoba mengembalikan motor GP25 ke posisi seperti tahun lalu. Sungguh luar biasa perbedaannya saat Anda sendirian dan saat ada pembalap lain di depan. Mulai menjadi jauh lebih sulit untuk menyalip atau bahkan sekadar mendekat,” katanya..
Memang kembali ke motor 2024 bukanlah hal yang mungkin dan bukan solusinya. Lagi pula, ketika rekan setim Pecco, dalam hal ini Marc Marquez, menang di mana-mana dengan motor yang sama… tidak ada alasan. Mungkin yang membedakan adalah gaya balapnya…







Sy salah satu pengagum pembalap Ducati Pecco Bagnaia, kl kau dalam kesulitan maka kau harus bicara kepada tim Ducati yg sepaham dan mengerti anda. Kl Pak Tardozi tidak peka terhadap permintaan anda mk anda harus bersabar, coba Gigi Daligna siapa tahu beliau mengerti. Kata orang Jawa itu Seng Sabar ndoo!