Home MotoGP Bos Tech3 KTM : Semangat Maverick Vinales Seperti Seorang Rookie

    Bos Tech3 KTM : Semangat Maverick Vinales Seperti Seorang Rookie

    Maverick Vinales - KTM Tech3
    Maverick Vinales - KTM Tech3

    RiderTua.com – Maverick Vinales (Tech3 KTM) secara mengejutkan mampu menyalip kedua pembalap tim pabrikan Ducati Pecco Bagnaia dan Marc Marquez lalu merebut posisi terdepan dari Franco Morbidelli. Pada akhirnya rider Spanyol itu finis ke-2 dibelakang pemenang Marc Marquez.

    Sebelum dijatuhi penalti 16 detik dan diturunkan ke posisi 14, Vinales mengira berhasil meraih podium untuk pertama kalinya bersama KTM, dimana podium ini sangat penting bagi pabrikan asal Austria itu setelah sekian lama ‘puasa’ podium.

    Bos Tech3 KTM : Semangat Maverick Vinales Seperti Seorang Rookie

    Herve Poncharal
    Herve Poncharal

    Bos Tech3 KTM Herve Poncharal mengatakan, “Maverick luar biasa. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia bertingkah dan berperilaku seperti remaja yang baru pertama kali mengendarai motor. Penuh kebahagiaan dan antusiasme.”

    Menurut Poncharal, sebenarnya Vinales sudah memprediksi penampilan kuatnya pada race utama hari Minggu. “Dia berkata kepada saya, ‘saya akan melakukan sesuatu malam ini, percayalah!’ Ketika saya melihatnya menyalip dua motor merah (Ducati) dan pada suatu tahap sedikit menjauh (membuka gap), saya tidak dapat mempercayainya. Sudah lama kami tidak merasakannya,” imbuh bos asal Prancis itu.

    Poncharal melanjutkan, “Seluruh proyek Red Bull KTM membutuhkan hasil apik ini. Saya tidak ingin mengatakan apa yang terjadi di musim dingin (off season). Vinales menunjukkan kepada tiga pembalap KTM lainnya bahwa mereka pasti juga dapat melakukannya. Davide Tardozzi (manajer tim Ducati Lenovo) datang menemui saya di parc ferme, lalu berkata kepada saya ‘kita membutuhkan pabrikan lain untuk mendorong agar kejuaraan berjalan lebih menarik’.”

    Herve Poncharal
    Herve Poncharal – Tech3

    Kesempatan Emas Hilang Seketika

    Pada hari Sabtu, Vinales berada di posisi ke-6 dalam kualifikasi. Namun sayangnya dia menyelesaikan sprint race di posisi ke-10 tanpa poin, sehingga rasa percaya diri di dalam garasi tim Tech3 KTM hilang seketika. Meski begitu, mereka tahu pembalap mereka memiliki kemampuan.

    Poncharal mengatakan, “Itu semua berkat kerja keras selama musim dingin. Di Texas, kami cepat. Tetapi sayangnya, dalam sprint dan balapan utama kami terhambat oleh suatu masalah. Namun kami tahu Maverick semakin nyaman di atas motor dan lebih kompetitif mampu bertarung melawan para pembalap di depan.”

    “Kami menjalani kualifikasi yang bagus di Qatar. Lolos langsung ke Q2 untuk kedua kalinya berturut-turut dan ke-6 di grid. Jadi, performa kuat tersebut tidak datang begitu saja. Dalam sprint, kami membuat pilihan salah karena menggunakan ban soft. Namun kami tahu bahwa kami bisa finis di 5 besar. Saya berkata kepada diri sendiri, ‘kesempatan emas kami hilang’,” pungkas presiden IRTA itu.

    Poncharal mengungkapkan bahwa reaksi Vinales setelah dijatuhi penalti tekanan ban diluar dugaan. Dia tidak marah atau frustrasi, reaksinya justru positif dan membangkitkan semangat seluruh tim. Semangatnya seperti anak muda yang baru pertama kali balapan.

    Menurut Poncharal, kebanyakan pembalap top saat ini hanya peduli pada citra, gaji dan siapa yang bekerja merawat motor mereka dibandingkan rasa cinta pada balapan itu sendiri. Vinales tidak seperti pembalap mapan pada umumnya, semangatnya masih seperti seorang rookie yang hanya ingin menaiki motor dan menikmati setiap lap.

    Bos tim berusia 68 tahun itu menegaskan, “Maverick memiliki begitu banyak gairah, dia hanya ingin balapan. Meskipun kami memiliki beberapa masalah, dia selalu tersenyum. Dia bukan tipe pembalap yang kembali ke garasi dan menghancurkan segalanya, karena saya pernah mengalaminya beberapa kali.”

    “Dia pria yang sangat baik, bukan orang yang acuh tak acuh, dia menikmati hidup secara pribadi (bersama istri dan dua putrinya) dan profesional. Dia mencintai KTM, bahkan dia bilang dia berdarah oranye! Dia ingat kala memenangkan gelar dunia Moto3 dan bagaimana Pit Beirer memperlakukannya,” jelas Poncharal.

    Tech3 Dibekali Motor RC16 2024 Plus

    Selama ini tim Tech3 KTM mendapat dukungan penuh dari pabrik. Namun untuk mengidentifikasi apakah motor mereka adalah versi 2025 atau 2024, tidak semudah yang terlihat.

    “Ini adalah motor tahun 2024-an atau motor tahun 2025 minus sesuatu. Sangat sulit. Seperti Ducati yang memiliki motor tahun 2025 tetapi kembali ke tahun 2024 plus sesuatu (GP24,9). Motor ini adalah motor tahun lalu dengan beberapa perbaikan kecil. Mesinnya dibekukan tapi sasisnya bisa sedikit dimodifikasi. Ini motor tahun lalu dengan beberapa hal yang diharapkan membuatnya lebih baik,” pungkas Herve Poncharal mengakui.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini