RiderTua.com – Marc Marquez berhasil meraih pole position dan memenangi sprint race di COTA dua pekan lalu, namun gagal meraih kemenangan pada race utama hari Minggu karena crash saat memimpin balapan. Kemenangan pun jatuh ke tangan rekan setimnya Pecco Bagnaia.
“Inilah balapan. Saya crash saat memimpin balapan dengan keunggulan 2,5 detik. Saya menjalani balapan dengan sangat baik dan kemudian melakukan kesalahan. Hal baiknya adalah, meskipun melakukan kesalahan besar saya masih bisa berada di peringkat 2 dalam klasemen dan hanya tertinggal 1 poin dari pemimpin klasemen. Di Qatar, semuanya dimulai dari awal lagi, kita lihat saja apa yang bisa kami capai akhir pekan ini,” ujar Marc.
Marc Marquez : Alex dan Pecco Kuat di Qatar Tapi Jika Saya Mampu Bersaing Itu Pertanda Bagus untuk Saya
Sirkuit Lusail merupakan trek yang cocok untuk Pecco Bagnaia dimana dia berhasil meraih kemenangan musim lalu dan juga untuk Alex Marquez. “Ini adalah lintasan pertama di mana Alex dan Pecco secara teori lebih baik dari saya, hal ini bisa dilihat dari hasil di masa lalu. Tetapi jika saya dapat bersaing di sini, itu akan menjadi pertanda yang sangat baik bagi saya. Jika tidak, saya akan terus meningkatkan diri,” ungkap Marc Marquez.

Kekacauan yang terjadi di grid start tepat sebelum warm-up lap di Austin, masih menjadi topik pembicaraan di paddock Lusail. Marc Marquez tiba-tiba berlari ke pit untuk beralih ke motor dengan set-up ban kering, kemudian 8 pembalap mengikutinya dan juga mengambil motor cadangan mereka. Hasilnya, kekacauan dan start pun dibatalkan. Karena banyaknya pembalap yang mengikuti strategi Marquez, maka diputuskan start ditunda selama 10 menit dan dilakukan prosedur quick restart demi alasan keselamatan.
Pada konferensi pers di Qatar, Marc dan Alex Marquez serta Pecco Bagnaia ditanya, apakah mereka sadar bahwa mereka berisiko terkena penalti drive-through dengan tindakan ini? Biasanya pemimpin klasemen menjawab pertanyaan terlebih dahulu, tetapi Alex meneruskan pertanyaan tersebut langsung ke kakaknya. Kemudian Marc menjawab, “Kamu kan pemimpinnya.” Sambil tertawa Alex mengelak, “Kamulah yang pertama berlari dan menyebabkan kekacauan.”
Sesaat kemudian Marc pun menjawab, “Tidak, saya tidak tahu kalau ini akan mengakibatkan penalti karena peraturannya sudah sedikit berubah dalam 2 atau 3 tahun terakhir. Jadi saya tidak tahu persis, apakah ini berarti penalti drive-through. Tetapi saya selalu membayangkan skenario yang berbeda pada saat-saat seperti itu. Saya tahu bahwa dalam situasi ini, ini adalah cara tercepat untuk memperbaiki kesalahan karena kami memasang ban hujan. Tiga pembalap di grid start membuat keputusan ban yang tepat, red flag kemudian merusak peluang besar mereka untuk meraih podium.”

Apakah Marc Marquez sadar bahwa kekacauan yang dipicunya dan dialognya dengan timnya sebelum mengambil tindakan tersebut akan menjadi perbincangan dan liputan media yang besar? “Ya, media punya mikrofon yang dapat menangkap segalanya,” ujar pembalap tim pabrikan Ducati itu sambil mengangkat bahu.
“Setiap pembalap memiliki strategi sendiri yang menurut mereka terbaik. Saat itu saya yakin dengan strategi ini dan itulah yang terbaik setelah kami membuat kesalahan dengan memasang ban hujan. Dalam 25 menit di grid start, cuaca berubah dan lintasan banyak berubah. Namun semua kehebohan di media sosial dan hal lain yang berhubungan dengan itu adalah bagian dari permainan dan MotoGP modern, kita harus terbiasa dengannya,” pungkas Baby Alien.