Home MotoGP Pedro Acosta : Tiba-tiba Cengkeraman Hilang dan Masalah Getaran Semakin Parah

    Pedro Acosta : Tiba-tiba Cengkeraman Hilang dan Masalah Getaran Semakin Parah

    Pedro Acosta
    Pedro Acosta

    RiderTua.com – Sehari usai GP Spanyol, tes resmi MotoGP selanjutnya akan digelar di Jerez pada Senin (28 April) mendatang. Pedro Acosta mengatakan, “Buat kami, itu mungkin hari terpenting musim ini. Kami harus menguji banyak hal.”

    Setelah menjalani musim rookienya yang sensasional pada 2024 dimana Acosta membukukan 5 podium dalam race utama, rider berusia 20 tahun itu dipromosikan ke tim pabrikan KTM untuk 2025 dan 2026. Namun setelah 3 seri pertama musim 2025, dia hanya mencetak 16 poin dan hanya menempati peringkat 13 dalam klasemen. Hasil ini sangat timpang dibandingkan dengan torehannya dalam 3 seri pertama musim 2024, dimana Acosta berhasil mencetak 54 poin dan berada di peringkat 4 dalam klasemen.

    Pedro Acosta : Tiba-tiba Cengkeraman Hilang dan Masalah Getaran Semakin Parah

    Sebenarnya, Pedro Acosta tampil kuat dalam kualifikasi. Dalam 3 seri pertama masing-masing dia berada di posisi ke-7, 5 dan 4. Namun RC16 miliknya tidak mampu mengubah kecepatan dalam satu lap menjadi performa balapan yang kuat. “Berbicara tentang diri saya, di kualifikasi saya jauh lebih kompetitif daripada tahun lalu. Itu bagus. Tetapi ketika kami memasuki sprint race, cengkeraman tiba-tiba seperti hilang. Ketika kami memiliki cengkeraman, mudah untuk menjadi kompetitif. Tetapi sulit untuk memahami, mengapa ada penurunan performa antara Q2 dan sprint,” ungkap rider berjuluk Hiu Mazarron itu.

    Pedro Acosta
    Pedro Acosta

    Masalah utama bagi Acosta adalah getaran pada roda belakang yang terus-menerus. “Selalu lebih atau kurang ketika saya berbicara tentang masalah, saya berbicara tentang getaran. Itu adalah topik utama setiap kali saya memasuki garasi. Kami perlu menemukan solusi karena sudah 1 tahun seperti ini,” tegas rider asal Murcia Spanyol itu.

    Menurut Acosta ada dua jenis getaran yakni chatter dan vibration, dimana keduanya mirip tapi efek dan penyebabbya berbeda. “Menurut saya, chatter terjadi saat roda belakang atau depan melompat-lompat di atas aspal seperti memantul, contohnya aksi penyelamatan Fabio Quartararo di Q1 COTA. Dan biasanya chatter seperti ini bisa dilihat di layar televisi. Sedangkan vibrasion yang saya rasakan, terjadi saat saya membuka gas dan roda belakang seperti bergetar. Tidak melompat, tetapi membuat balapan menjadi sulit dan getaran ini tidak bisa dilihat secara visual tapi sangat mempengaruhi performa. Dan itu seperti efek bola salju. Getaran menjadi lebih besar, semakin besar, dan jauh lebih besar lalu menjalar ke seluruh motor,” jelas Acosta.

    Musim ini, masalah utama yang harus KTM segera diselesaikan adalah upaya untuk meredakan getaran. Rekan setimnya Brad Binder saat ini berada di peringkat 11 dan menjadi pembalap KTM teratas dalam klasemen kemudian dua pembalap tim Tech3 Enea Bastianini berada di peringkat 12 dan Maverick Vinales di peringkat 17.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini