RiderTua.com – Jack Miller memasuki MotoGP pada 2015 bersama Honda. Kemudian pada 2017 rider asal Australia itu pindah ke tim Pramac Ducati dan dipromosikan ke tim pabrikan Ducati pada 2021. Dia pindah ke tim pabrikan KTM pada 2023, tapi pada pertengahan 2024 dia tahu akan didepak dari KTM. Rider berusia 30 tahun itu sempat terkatung-katung sebelum pemilik tim Pramac Paolo Campinoti menghubunginya dan kemudian merekrutnya untuk musim 2025. BTW, Pramac memutuskan meninggalkan Ducati untuk bekerja sama dengan Yamaha.
Pengalaman Miller dengan begitu banyak pabrikan berbeda di MotoGP, bisa dibilang kini dia menjadi salah satu aset Yamaha yang paling berharga dalam upayanya untuk kembali ke barisan terdepan. Tetapi Miller bersyukur atas kesempatan yang diberikan Yamaha kepadanya.
Jack Miller : Yamaha Pabrikan MotoGP yang Paling Berkomitmen
Jack Miller mengatakan, “MotoGP menjadi hidup saya selama 10 tahun hingga sekarang, dan tampaknya semuanya benar-benar akan berakhir tahun lalu. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menikmati setiap momen yang saya miliki di trek. Saya merasa sangat beruntung bisa membalap lagi, semoga bertahan untuk beberapa tahun lagi.”
Miller merasa, waktunya di MotoGP belum berakhir. Tahun lalu ketika masih belum mendapatkan tim baru, dia benar-benar merasa galau. “Saya belum siap untuk mengundurkan diri dan saya merasa masih banyak yang harus saya lakukan. Yamaha dan Pramac memberi saya kesempatan, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka dan kepada Paolo Campinoti karena dia menyelamatkan saya,” tegas rekan setim Miguel Oliveira itu.
Miller memiliki kesan positif terhadap proyek MotoGP Yamaha. “Mungkin Yamaha adalah pabrikan yang paling berkomitmen dari semua pabrikan yang pernah bekerja sama dengan saya, dengan membentuk tim pabrikan kedua. Tidak hanya itu, seluruh struktur pengujian semuanya dipindahkan ke Eropa dan benar-benar mencoba untuk lebih fokus pada basis Eropa di area itu sambil mempertahankan fokus pada kualitas dan cara orang Jepang bekerja. Mereka menemukan keseimbangan yang sangat baik antara Eropa dan Jepang dan mereka mengambil semua langkah yang tepat untuk melakukannya,” jelas JackAss.

Miller Mampu Menggabungkan Gaya Pengeremannya dengan Kestabilan M1 dalam Menjaga Kecepatan di Tikungan
Meskipun memiliki pengalaman dengan pabrikan lain, Miller belum pernah membalap dengan motor berkarakteristik yang sama seperti YZR-M1 dan hal ini sempat membuatnya khawatir. Namun kekhawatirannya sirna setelah menjalani tes pramusim. “Rasanya lebih lega, setelah kami menguji dan memahami potensi motor baru ini. Semakin banyak lap yang saya libas, saya semakin nyaman. Saya khawatir tidak akan bisa menerapkan keunggulan gaya balap saya pada motor ini atau bahkan saya tidak akan bisa menggunakan gaya balap saya. Tetapi ternyata saya bisa menggunakan keunggulan saya,” ujar Miller.
Sebagai contoh, Miller masih bisa menggunakan teknik ‘backing in’ saat memasuki tikungan stop and go yaitu mengontrol selip pada ban belakang untuk membantu menghentikan motor dengan lebih efektif. Selain itu dia juga masih dapat melakukan pengereman agresif di tikungan dan menggunakan selip untuk menurunkan pusat gravitasi motor. Menurutnya M1 sangat stabil dan mampu melaju dengan kecepatan tinggi di tikungan yang membutuhkannya. Papa ‘Pep Florence’ itu senang bisa menggabungkan dua kekuatan tersebut, yakni gaya agresifnya saat pengereman dan kestabilan motor dalam menjaga kecepatan di tikungan.
Namun secara teknis, Yamaha masih memiliki kelemahan yakni cengkeraman belakang dan elektronik dimana hal ini juga dikeluhkan Fabio Quartararo. “Masalah yang kami miliki adalah elektronik, tim harus mencoba mengatasinya. Bukan hanya untuk performa murni tetapi untuk dapat bereaksi lebih cepat. Kemudian yang kedua adalah cengkeraman belakang, karena cengkeraman belakang dan elektronik saling terkait. Menurutku jika kami dapat meningkatkan yang satu maka kita dapat meningkatkan yang lain. Ini adalah langkah-langkah yang akan kita lakukan sepanjang musim,” ungkap Miller.
Bersama Yamaha, Miller yakin dapat kembali ke barisan terdepan di MotoGP. “Saya bukan orang yang ingin tampil dan menjadi pembalap terakhir setiap pekan. Saya ingin tampil dan menjadi sekompetitif mungkin pekan demi pekan. Target saya mencoba kembali ke barisan terdepan, kembali ke grup terdepan, dan bertarung melawan pembalap papan atas untuk meraih podium dan kemenangan. Saya pernah berada di sana sebelumnya dan saya sangat yakin saya dapat kembali ke sana lagi,” pungkas pembalap berjuluk Thiller Miller itu.