RiderTua.com – Romano Albesiano menjabat sebagai direktur teknis Honda MotoGP mulai 1 Januari 2025. Dia lulus dari Politeknik Turin pada 1988 dalam bidang teknik penerbangan. Pada dekade berikutnya, bos yang kini berusia 61 tahun itu bekerja untuk Cagiva, Fondmetal, MV Agusta, Husqvarna dan mulai 2005 bekerja di Piaggio. Sejak akhir tahun 2013, Romano menjabat sebagai direktur teknis di departemen balap Aprilia. Pertama, dia bertugas untuk Kejuaraan Dunia Superbike dan kemudian mulai 2015 di MotoGP.
Dengan direkrutnya Albesiano, Honda mengikuti Yamaha yang merekrut insinyur Italia (Massimo Bartolini) untuk menduduki jabatan sebagai teknisi terkemuka di departemen balapnya. Misi mereka jelas yakni membawa Honda kembali ke puncak, yang menantikan gelar dunia MotoGP sejak terakhir Marc Marquez pada 2019.
Romano Albesiano : Honda Memiliki Departemen Balap Terkuat
Usai tes di Buriram Joan Mir memuji bos balap Honda MotoGP yang baru Romano Albesiano. “Kami melihat beberapa perubahan pada motor, yang menjadi bukti bahwa mimpi meraih gelar mungkin bakal terwujud. Jika kami melakukan semuanya dengan benar, motor kami akan menjadi lebih baik. Dan kenyataannya, kami membaik dalam waktu yang singkat,” ujar juara dunia MotoGP 2020 itu.
Di awal musim 2025, kebangkitan Honda mulai terlihat. Sebagian pembalap Honda mampu membuktikannya lewat penampilan mereka. Dalam sprint di Thailand, Johann Zarco dan Joan Mir berhasil masuk 10 besar. Sedangkan dalam race hari Minggu, Zarco berhasil finis di posisi ke-7.

Dalam beberapa tahun terakhir Honda semakin meningkatkan posisinya di Eropa. Pertama, tim penguji berlokasi di Barcelona, Kedua mereka mendirikan kantor di Milan. “Di sana kami fokus pada analisis performa dan dinamika kendaraan. Ini mungkin akan diperluas di masa mendatang, kami masih harus memutuskan,” ungkap Romano Albesiano.
Apakah ada perbedaan antara Honda dibandingkan Aprilia bagi Albesiano? “Honda benar-benar berbeda. Organisasi, filosofi dan mentalitasnya berbeda. Menarik untuk membuat perbandingan dan bagaimana mendapatkan yang terbaik dari kedua budaya (Jepang dan Eropa),” ujar bos balap asal Italia itu.
Yamaha merekrut Massimo Bartolini sebagai direktur teknik yang baru, kemudian Honda mengikuti jejak mereka dengan mendatangkan Romano Albesiano. Para pengamat berpendapat bahwa langkah tersebut hanya akan membuahkan hasil jika Jepang (Yamaha dan Honda) memberikan kebebasan penuh bagi kedua insinyur itu untuk bekerja. Selain itu mereka harus membuang beberapa cara berpikir ‘kuno’ yang mengakar selama beberapa dekade yang kerap membatasi inovasi dan perkembangan teknologi.
Albesiano juga menjelaskan bahwa meskipun dia berbasis di Italia, dirinya masih bisa mempengaruhi para insinyur di Jepang dalam proses pengembangan teknologi. Dan meskipun tidak menetap di Jepang, dia akan berada di lokasi jika diperlukan. Selain itu, beberapa teknisi Jepang bekerja di Milan yang berpenting sebagai penghubung ke departemen pengembangan di Jepang. Komunikasi rutin juga dilakukan via konferensi video setiap hari. Tidak seperti dulu, sekarang berkomunikasi jarak jauh semakin mudah dan canggih. Albesiano juga menegaskan bahwa meski tidak berada di Jepang secara langsung, dia mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan memiliki kebebasan penuh dalam pengambilan keputusan dan perubahan teknis.
Albesiano menjelaskan, “Saya tidak bisa mengatakan apa pun mengenai penampilan buruk Honda dalan beberapa tahun belakangan, saya tidak tahu alasannya. Yang saya tahu, jika kita bekerja secara normal, metodis, dan stabil maka itu adalah kunci untuk terus meningkatkan performa dan ini bukan rahasia. Dengan potensi besar yang dimiliki perusahaan ini, kami optimis akan memperoleh hasil yang baik. Honda memiliki aset besar dan kami melakukan apa yang diperlukan. Secara potensial, Honda memiliki departemen balap terkuat, saya yakin itu. Ukuran, level, dan potensi teknis HRC dan Honda secara keseluruhan sangat tinggi, luar biasa.”
“Kami memiliki sedikit masalah tapi secara keseluruhan motor kami sangat bagus. Kami hanya perlu membuat paket keseluruhan lebih stabil, tidak mengubah terlalu banyak, dan menghadirkan perbaikan yang tersedia di perusahaan kami. Lalu kami gabungkan semuanya dan balapan. Hasilnya tidak akan buruk lagi,” pungkas Romano Albesiano.