Home MotoGP Valentino Rossi Masih Merasa Bersalah atas Tragedi yang Menimpa Simoncelli

    Valentino Rossi Masih Merasa Bersalah atas Tragedi yang Menimpa Simoncelli

    Valentino Rossi
    Valentino Rossi

    RiderTua.com – Carlo Pernat ingin melihat kembali ke masa lalu untuk mengingat momen-momen bersama Marco Simoncelli dan mengaitkannya dengan Valentino Rossi. Dalam enam tahun Pernat mendirikan sebuah yayasan yang sudah mengumpulkan dua juta euro atau sekitar Rp 35 miliar per tahun untuk disumbangkan ke badan amal, dan Simoncelli pasti menginginkan ini. “Mereka memanggilnya ‘Il patacca’ karena Marco yang begitu naif tapi ia menjadi sahabat karib bagi semua orang dan Valentino Rossi, meski ia tidak pernah menemui keluarganya selama dua bulan. Ketika Rossi (secara tidak sengaja)menabraknya karena dia terjatuh, ia (tetap) merasa bersalah atas kejadian tersebut dan sejak saat itu ia bukanlah orang yang sama lagi, dan menurutku ia masih membawanya bersamanya,” kata Pernat.

    Valentino Rossi Masih Merasa Bersalah atas Tragedi yang Menimpa Simoncelli

    Carlo Pernat - Valentino Rossi
    Carlo Pernat – Valentino Rossi

    Pernat juga menceritakan pertemuan pertamanya dengan Valentino Rossi, dimana Rossi melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh pembalap lain, meski ia sering terjatuh, ia menyukainya dan cara membalapnya.

    Rossi disebutnya memiliki bakat yang tidak dimiliki oleh pembalap yang lain, meski Pernat tidak akan pernah percaya bahwa dia bisa memenangkan sembilan gelar juara dunia. “Saya harus bersikeras dan berhasil meyakinkannya, karena kita pernah menang sekali dengan Max Biaggi, yang juga tidak terlalu kukenal saat saya melawannya. Awalnya ia tidak tahu cara berkendara di lintasan basah karena dia selalu jatuh, kemudian dia menang,” kata Pernat.

    Tetapi tidak semuanya berjalan baik sejak awal. Pernat menyebut awalnya Rossi merupakan orang yang pemberani. Ketika ia mulai memenangkan beberapa seri balapan, departemen pemasaran Aprilia memanggil seorang direktur pemasaran asal Amerika, yang saat itu menghabiskan 200 juta euro atau sekitar Rp 3,5 triliun untuk berkomunikasi dengan Valentino.

    Namun suatu hari Vale menelepon Pernat dan mengeluh dirinya sudah muak dengan direktur tersebut karena merupakan direktur yang banyak menuntut, sehingga membuatnya tidak suka dengannya, kemudian ia pulang ke Tavullia. “Namun kemudian ia begitu baik sehingga kita memaafkannya. Setelah itu, ia selalu mengatakan ia datang dari San Pedro (Amerika Serikat), tapi itu hanya untuk menggodanya (bercanda),” katanya.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini