RiderTua.com – Musim 2025 dimulai seperti yang diperkirakan, dengan Marquez bersaudara mendominasi klasemen dan Pecco Bagnaia menyusul keduanya. Balapan utama hari Minggu kurang lebih sudah diperkirakan oleh Pecco, seorang pebalap yang sedang berkembang akhir-akhir ini seperti mentornya, Valentino Rossi. Namun ia tidak dapat melakukan apapun terhadap rekan setimnya maupun pembalap Gresini Racing tersebut.
Masalah Pecco Bagnaia Lebih Rumit dengan Tambahan Rival Bernama ‘Alex Marquez’
Ricard Jove menjelaskan semuanya terlihat cukup jelas sejak sesi latihan selama 15 hari sebelumnya. “Tapi sebenarnya itu lebih dari yang kuperkirakan dan ini adalah bisnis keluarga, karena orang yang paling menonjol adalah Alex, yang menurutku sudah luar biasa,” katanya. “Ia tidak pernah gagal, bahkan dalam latihan sekalipun. Keduanya sudah melakukan sesuatu yang tidak semudah kelihatannya, yaitu mendominasi, sementara yang lain berada di bawah level-nya.”
Namun masih ada banyak balapan yang harus diikuti untuk meraih gelar juara dunia. Tentu saja akan terjadi sesuatu yang menimbulkan kesalahan, dan akan ada balapan yang menguntungkan maupun merugikan, tergantung pada motor dan mereknya, tapi akhir pekan kemarin keluarga Marquez tidak dapat dihentikan.

“Perlu dicatat akhir pekan kemarin memberikan momen yang belum pernah terjadi sebelumnya atau dalam waktu yang lama, dimana para pemenang dalam tiga kategori berhasil lolos dan mendominasi, karena di Moto3 kita juga melihat balapan yang luar biasa dengan kecepatan yang luar biasa dari pemenang race, Rueda, dan hal serupa juga terjadi di Moto2,” kata Jove.
Meskipun hingga saat ini Marc menjadi pembalap favorit dan menunggu untuk melihat seberapa besar Pecco akan mempersulit hidupnya, Jove berpikir Marc masih memiliki beberapa masalah untuk diperbaiki agar bisa setara dengan rekan setimnya. Tapi kalau Marc menang itu sudah masuk akal, karena ia adalah Marc Marquez. Pecco tahu kalau Marc Marquez mengalahkannya, itu bukan akhir dari segalanya, justru sebaliknya.
“Sekarang masalah Pecco menjadi lebih rumit karena ia memiliki rival bernama Alex Marquez, yang berhasil mengalahkannya. Mereka menempatkan Pecco dalam posisi yang sangat sulit karena Pecco bagi Marc sama seperti Alex bagi Pecco”, tegasnya.
“Kita tidak boleh melupakan pekerjaan yang sudah dimulai oleh Valentino Rossi, Andrea Dovizioso, atau Jorge Lorenzo, karena mereka berhasil membuat motor yang dapat dikendarai oleh siapapun dan berjalan dengan baik,” lanjut Jove. “Itu tidak pernah terjadi di Honda karena tidak ada seorangpun yang tahu cara memaksimalkannya seperti yang dilakukan Marc. Di Ducati, mereka sudah berhasil membuat motor yang bisa dikendarai siapapun, dan itu adalah kelebihan yang juga dimiliki oleh banyak pembalap yang pernah masuk ke dalam timnya.”
Pecco Tidak Boleh Menyerah
Mengenai Bagnaia dan mentalitasnya, ia memperkirakan itu bisa memengaruhinya secara emosional, atau hanya sekedar masalah teknis yang tidak bisa diatasinya. Walau Pecco sudah menunjukkan berkali-kali ia tidak seperti itu. Dengan seri Argentina dan Austin yang akan datang, ia sudah menerima kenyataan dirinya berada dalam masalah, tapi Pecco tidak boleh menyerah begitu saja.
Jove kemudian melihat performa pembalap Ducati lainnya, Franco Morbidelli berada di posisi teratas, terutama pada balapan utama, dengan perbedaan hanya pada Sprint Race dimana posisi Ai Ogura dan Morbidelli berbeda. Sementara rekan setimnya, Fabio Di Giannantonio, tidak berada di posisi lima besar sepanjang akhir pekan, dan Fermin Aldeguer bisa saja melakukan lebih banyak lagi kalau bukan karena Ogura yang mendominasi.
Ia berbicara soal Jorge Martín dan cedera barunya, dimana ia melihat tidak akan menjalani pemulihan dengan cepat dan ia harus mengejar ketertinggalannya. Entah apakah ia bisa kembali kompetitif di seri Qatar atau Jerez.