RiderTua.com – Marc Marquez mengawali MotoGP musim 2025 sekaligus debutnya bersama tim pabrikan Ducati dengan sangat sempurna. Juara dunia 8 kali itu berhasil menyapu bersih dengan meraih pole position, menang di sprint hari Sabtu dan juga memenangkan race hari Minggu di Thailand. Kemenangan ini merupakan kemenangan pembuka musim pertamanya sejak 2014 dan juga membuatnya memuncaki klasemen untuk pertama kalinya sejak dia terakhir kali menjadi juara dunia pada 2019, dengan keunggulan 8 poin.
Sejak awal balapan, Marquez langsung melesat untuk memimpin balapan. Namun pada lap ke-7 dari 26 lap, dia kehilangan posisi terdepan ketika dia melambat saat keluar dari tikungan 3. Hal ini membuat adiknya Alex Marquez yang berada di posisi ke-2 langsung mengambil alih kepemimpinan. Baby Alien mengungkapkan bahwa hal itu terjadi karena peringatan tekanan ban depan, yang berarti dia harus memperbaiki posisi tiga lap sebelum dikenai hukuman.
Marc Marquez : Tekanan Ban Kurang Jadi Saya Mencari Slipstream
Ketika Marc Marquez ditanya, apakah dia mengalami masalah tekanan ban? “Ya,” jawabnya. Kemudian dia menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan peringatan tekanan ban yang berarti tekanan ban motornya terlalu rendah selama balapan. Dalam aturan MotoGP, pembalap harus menjaga tekanan ban dalam batas yang sudah ditetapkan. Jika tekanan ban terlalu rendah selama tiga lap berturut-turut maka pembalap akan dikenakan hukuman (penalti waktu).

Di awal balapan Marquez merasa nyaman dengan motornya bahkan sudah membuka gap dengan pembalap yang ada di belakangnya. Namun setelah beberapa lap dia baru menyadari bahwa tekanan ban depannya terlalu rendah dan jika dia tidak menaikkan tekanan ban dalam waktu tiga lap maka otomatis dia akan mendapat penalti.
Untuk menaikkan tekanan ban, kemudian Marquez membuat langkah cerdas yakni melambat untuk mencari slipstream dan adiknya Alex langsung menyalipnya untuk mengambil alih posisinya. Dia menahan diri untuk tidak menyalip Alex hingga tiga lap terakhir agar tetap dalam slipstream. Baru setelah tekanan ban depannya normal, dia menyalip Alex di tiga lap sebelum balapan berakhir.
Sesuai peraturan, pembalap harus berkendara dalam tekanan ban minimum 1,8 bar setidaknya selama 60 persen balapan. Jika pembalap melanggarnya maka akan dikenakan penalti waktu 16 detik.
Marquez mengungkapkan bahwa dia mengubah gaya balapnya selama akhir pekan di Buriram agar tidak terlalu memaksakan motornya hingga melewati batas. Karena dia tidak ngepush motornya terlalu keras, tekanan ban yang sudah diatur sebelum balapan menjadi terlalu rendah. Biasanya tekanan ban akan naik secara alami jika rider membalap dengan agresif. Tapi Marquez memilih membalap dengan hati-hati yang membuat tekanan bannya terlalu rendah.
Rekan setim Pecco Bagnaia itu menjelaskan, “Kadang-kadang ketika saya memiliki kecepatan pada balapan hari Minggu, saya mengubah gaya balap dan saya berkendara dengan cara yang berbeda. Saya tidak terlalu memaksakan bagian depan karena kita bisa mengalami crash dan itu satu-satunya hal yang tidak ingin saya lakukan. Saya banyak mengubah gaya balap karena di trek ini saya bisa berkendara dengan dua atau tiga cara berbeda dengan catatan waktu yang sama. Jadi mungkin mengubah gaya balap, tekanan itu bukanlah yang benar. Namun, itu pengalaman sekaligus pembelajaran untuk masa depan.”