Home MotoGP Marc Marquez : Apa yang Menimpa Martin Adalah Bagian dari Olahraga Kami

    Marc Marquez : Apa yang Menimpa Martin Adalah Bagian dari Olahraga Kami

    Jorge Martin - Marc Marquez
    Jorge Martin - Marc Marquez

    RiderTua.com – Marc Marquez menunjukkan kecepatannya yang mengesankan dalam tes Sepang dan Buriram. Hal tersebut membuat juara dunia 8 kali itu pede memasuki musim debutnya bersama tim pabrikan Ducati pada 2025. “Kita selalu merasa nervous pada balapan pertama. Namun itu bagus, karena dalam beberapa tahun terakhir saya tidak bisa merasakan hal itu. Tahun ini saya tahu bahwa saya berada di tim yang tepat dengan motor yang tepat untuk memperjuangkan gelar dunia,” ungkap rider berusia 32 tahun itu.

    Marquez mengaku sudah merasa nyaman saat pertama kali menjajal motor pada tes pasca musim di Barcelona. Dari hari ke hari dia terus meningkat dan membuat banyak kemajuan. “Lintasan di Thailand bukanlah trek favorit saya, tetapi saya menyukainya. Saya sudah merasa nyaman dan cepat saat mengendarai motor di Malaysia. Namun tes adalah tes dan balapan adalah balapan. Saya rasa, Pecco Bagnaia dan saya melakukan pekerjaan yang baik dan kami memiliki basic yang baik. Kami memiliki motor terbaik untuk bersaing memperebutkan gelar dunia,” ujar Marquez.

    Marc Marquez : Apa yang Menimpa Martin Adalah Bagian dari Olahraga Kami

    Setelah menjalani tes intensif selama dua hari dan melahap total 157 lap, Marc Marquez berhasil mengungguli adiknya Alex dengan selisih 0,179 detik selama tes Buriram. Dalam tes, tidak ada satu pun pembalap lain yang berhasil mencetak waktu 1:28 menit di Thailand. Marquez berhasil menjadi yang tercepat di kedua hari tersebut. “Semuanya bisa berubah pada balapan akhir pekan, tetapi salah satu rival yang harus saya kalahkan adalah rekan setim saya Pecco Bagnaia. Selama 4 tahun terakhir dia sangat kuat di Buriram, finis kedua, pertama, pertama, dan kedua,” ungkap rider Spanyol itu.

    Marquez juga menjelaskan perbedaan situasi yang dia hadapi dalam tim barunya. Dulu ketika masih di Repsol Honda, dia selalu menjadi pembalap yang paling berpengalaman di pit daripada rekan setimnya seperti Jorge Lorenzo, Pol Espargaro, dan Joan Mir. Sekarang di tim pabrikan Ducati rekan setimnya Pecco lebih berpengalaman ketimbang dirinya. Sehingga Marquez berusaha keras belajar darinya dengan memperhatikan cara kerja Pecco di pit tetapi tetap fokus untuk menjadi yang tercepat di lintasan.

    Jorge Martin - Highside
    Jorge Martin – Highside

    Banyak yang memprediksi, perebutan gelar dunia hanya akan melibatkan Marquez dan Bagnaia musim ini. “Semua pembalap Ducati dapat bersaing untuk meraih kemenangan. Kami memulai dengan basic yang sama. Namun, tentu saja di tim pabrikan kami akan mengerjakan detail-detail kecil sepanjang tahun dan mengambil jalan yang akan sedikit lebih baik,” ujar Marquez yakin.

    Siapa yang berpeluang besar menjadi rival terberatnya selain Pecco? “Kita tidak boleh melupakan Pedro Acosta, Jorge Martin, dan juga Marco Bezzecchi. Yang terpenting adalah konsistensi, karena dalam satu balapan banyak pembalap yang bisa cepat dan menang. Saya berharap berkali-kali bisa naik podium bersama Pecco, karena pada akhirnya kami berdua ingin memenangkan gelar dunia. Namun kami berada di MotoGP dimana semua rider sangat cepat dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Ini akan menjadi pertarungan antara banyak pembalap yang berbeda. Kalender musim 2025 sangat panjang, tetapi setiap balapan penting. Pramusim berjalan dengan baik, terutama tes di Malaysia sangat penting bagi saya. Kita lihat saja bagaimana hasilnya di trek lain,” jawab Marquez.

    Jorge Martin absen dalam balapan pembuka musim di Buriram karena mengalami cedera serius setelah crash horor di Sepang dan saat latihan dengan motor Supermoto. “Apa yang terjadi pada Martin merupakan bagian dari olahraga kami. Saya memahami situasinya, terutama ketika kita adalah juara bertahan dan memiliki motivasi ekstra. Terkadang kita tidak melihat batasannya,” tegas Marquez.

    Baby Alein menambahkan, “Hari ini saya menghubunginya. Saya katakan kepadanya bahwa dia harus memperlakukan tubuhnya dengan baik. Karena saya sudah pernah mengalami itu sebelumnya dan saya harus membayarnya. Saya katakan kepadanya bahwa jika dia kalah dalam tiga, empat atau lima balapan, that’s oke. Dia masih muda, punya banyak bakat, dan kariernya masih terbentang luas di depannya. Saya doakan dia bisa kembali beraksi dengan baik karena kami butuh seseorang di lintasan  yang mempertahankan nomor 1.”

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini