Home MotoGP Honda: Untuk Musim 2025 dan 2026 Mengalah Saja, Harus Fokus untuk 2027

    Honda: Untuk Musim 2025 dan 2026 Mengalah Saja, Harus Fokus untuk 2027

    Joan Mir - Alberto Puig
    Joan Mir - Alberto Puig

    RiderTua.com – MotoGP musim 2024 menandai musim tanpa kemenangan ke-3 bagi Honda, dengan hanya mencetak 75 poin dalam klasemen konstruktor dan tanpa satu pun podium. Pabrikan motor terbesar di dunia itu terpuruk dalam 5 tahun terakhir dan diperparah dengan hengkangnya Marc Marquez pada akhir 2023. Meski begitu mereka tetap berharap RC213V dapat membuat kemajuan dalam 2 tahun kedepan, sebelum peraturan baru mengenai perubahan kubikasi dari 1000cc ke 850cc di MotoGP berlaku pada 2027.

    Jurnalis Senior Crash.net Lewis Duncan mengatakan, “Akan tiba saatnya Honda harus berkata, ‘baiklah kita harus mengalah saja pada 2025 dan 2026 dan fokus pada 2027’. Karena ketika terakhir kali MotoGP melakukan perombakan besar pada regulasi, mereka tidak begitu menguasai era 1000cc. Bahkan Casey Stoner membenci motor itu karena terlalu berisik. Pada saat itu, sebagian juga karena ban Bridgestone dan Honda terbilang kesulitan pada 2012.”

    Honda: Untuk Musim 2025 dan 2026 Mengalah Saja, Harus Fokus untuk 2027

    Lewis Duncan menegaskan bahwa kini lanskap persaingan telah banyak berubah. Dulu jika berada di tim pabrikan Yamaha atau Honda, pembalap pasti akan menang. Tapi sekarang, itu tidak terjadi lagi. “Ketika MotoGP beralih dari 990-an ke 800-an, Honda selalu kalah. 2 atau 3 tahun pertama bak mimpi buruk. Jadi, Honda memang punya sejarah tidak membuat kemajuan kala aturan baru diterapkan,” imbuhnya.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Kedepannya, Honda punya pekerjaan sulit terkait seberapa banyak uang yang harus diinvestasikan untuk proyek tersebut agar bisa mencapai posisi yang lebih baik. Tetapi mereka juga akan tiba pada titik dimana mereka akan berkata ‘oke, semua yang kami lakukan sekarang untuk tahun 2027’.

    Ada potensi bahwa rasa takut akan kegagalan di era aerodinamika dan ride height devices/perangkat ketinggian pengendaraan saat ini, dapat memacu Honda untuk bangkit kembali dengan cepat sebelum tahun 2027. “Menengok kembali sejarah Honda di saat mereka dilanda kesulitan, itu mengingatkan saya bahwa mereka selalu menang di akhir penerapan aturan yakni di akhir era 500cc dan akhir era 990-an,” ungkap editor Peter McLaren.

    Joan Mir - Luca Marini - Repsol Honda
    Joan Mir – Luca Marini – Repsol Honda

    Dan bisa jadi setelah bertahun-tahun selalu kalah, mencapai titik terendah dan muncul aturan baru, secara teknik mereka akan berkata ‘kami perlu menunjukkan bahwa kami dapat menguasai aturan teknis ini sebelum semuanya berubah’. “Menariknya ketika ada perubahan aturan, di awal mereka pasti kesulitan tapi sebaliknya di akhir berlakunya aturan mereka biasanya berada pada titik terkuat. Kemudian mereka harus mengambil langkah mundur dan membangun dari awal lagi. Tapi sekarang mereka kehabisan waktu. Kehilangan sponsor utama Repsol mungkin akan memberi dorongan kepada petinggi Honda untuk berkata ‘kita harus melanjutkan ini’,” imbuh McLaren.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Betapa bangganya Honda dengan tradisi teknik mereka. Kehilangan sponsor Repsol dan berakhirnya era aturan teknis, bisa jadi mereka ingin menunjukkan kepada dunia bahwa ‘kita bisa menguasai ini, kita bisa membuat ride height devices berfungsi, dan kita bisa membuat aero berfungsi’. Apakah itu akan membuat petinggi Honda bereaksi? Kita lihat saja nanti.

    Manajer Media Sosial Crash Jordan Moreland menambahkan, “Bisa, karena Honda selalu bangga bahwa balapan adalah DNA mereka. HRC ingin selalu menang dan mempertahankan status sebagai tim terdepan. Tetapi, apakah mereka memiliki ‘modal’? Saya rasa akan sulit mengingat saat ini mereka tidak memiliki pembalap ‘bintang’.”

    Daya tarik Honda bagi begitu banyak pembalap, karena mereka bisa mendapatkan pembalap top sekelas Casey Stoner, Marc Marquez, dan Dani Pedrosa. Dan mereka adalah kunci kesuksesan Honda. “Kita jadi teringat ketika Rossi meninggalkan Honda pada 2004. Kala itu Honda murka. Mereka berasumsi, RC213V-lah yang membuat Rossi meraih semua kemenangannya di MotoGP. Faktanya itu tidak benar. Mereka membutuhkan pembalap top, seperti yang dibuktikan Rossi setelah pindah ke Yamaha,” pungkas Moreland.

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini