RiderTua.com – Ducati merilis episode pertama dari serial dokumenter tentang Pecco Bagnaia. Dalam serial ini terungkap bahwa Davide Tardozzi (manajer tim Lenovo) pernah memberikan teguran keras kepada juara dunia dua kali itu.
Episode pertama yang berjudul Dream On: Ducati and Bagnaia’s Pursuit to Glory menunjukkan perjuangan Pecco di GP Thailand dimana dia berada di bawah tekanan karena tertinggal 20 poin di belakang Jorge Martin. Saat itu sebuah kamera selalu mengikuti kemana pun Pecco melangkah, mulai dari menyapa para penggemar, wawancara dengan media, hingga menyorot adegan ‘panas’ yang terjadi di dalam garasi tim pabrikan Ducati. Usai sprint race, saat Bagnaia finis ke-3 di belakang rekan setimnya Enea Bastianini dan Martin, Tardozzi dengan penuh emosi memberikan teguran keras kepada pembalap asal Turin Italia itu.
Davide Tardozzi Tegur Keras Pecco Bagnaia : Jangan Terlalu Baik Mereka akan Menghajarmu
Dengan gaya manajerialnya yang blak-blakan, Tardozzi tidak bisa menahan diri untuk langsung menyemprot Pecco Bagnaia. “Pecco, Pecco, Pecco! Hari ini Martin mengalahkanmu. Sejak di grid start dia sudah memutuskan untuk menyerangmu. Dia melakukan apa yang harus dia lakukan. Besok kamu juga harus melakukan hal yang sama. Kamu tidak bisa selalu bersikap sopan. Kamu tidak bisa terus seperti itu, karena orang-orang ini akan menghajarmu,” tegas Tardozzi sambil menggerakkan tangannya dengan liar, mengungkapkan ketidaksenangannya atas hilangnya kesempatan untuk mengejar poin dari Martin.

Tardozzi menandaskan, “Dia sudah mengincarmu sejak tikungan pertama dan memutuskan untuk menyerangmu, itu jelas sekali. Kamu harus berhenti bersikap terlalu baik, karena orang-orang ini akan mencabik-cabikmu. Ayolah, ini belum berakhir. Besok kita akan berada di depannya.”
Usai dimarahi Tardozzi, ketika Bagnaia ngobrol berdua dengan istrinya Domizia, dia berkata, “Kita harus pintar dalam setiap situasi dan saya harus berhenti membuang poin.” Lalu istrinya menjawab, “Seharusnya kamu melakukan itu sejak awal.”
Dalam serial berdurasi 15 menit tersebut, juga menampilkan saat Pecco berdiskusi dengan GM Ducati Corse Gigi Dall’Igna, kepala mekanik Marco Ventura, dan kepala kru Christian Gabbarini mengenai motor mana yang harus dia gunakan dalam balapan. Dalam cuaca yang tidak menentu, akhirnya Pecco memutuskan untuk mengubah motor utamanya ke konfigurasi basah dengan ban hujan di menit-menit terakhir. Keputusan tersebut terbukti tepat. Murid Valentino Rossi itu meraih kemenangan MotoGP pertamanya dalam kondisi basah dan itu merupakan kemenangan GP ke-9nya di musim 2024.
Serial dokumenter ini tidak hanya menampilkan kala Pecco meraih kemenangan namun juga memperlihatkan tekanan, tantangan dan dinamika tim yang terjadi di balik layar. Episode pertama ini menunjukkan bagaimana rider berusia 27 tahun itu menghadapi kritikan, mengambil pelajaran dan akhirnya mampu mengubah tekanan menjadi kemenangan. Di balik podium ada perjuangan, kerja keras dan drama yang tidak terlihat.