RiderTua.com – Luca Marini bertekad akan membantu Honda dalam pengembangan RC213V. Seperti diketahui, komunikasi adalah hal yang sangat penting terutama saat menafsirkan masukan pembalap untuk pengembangan motor. Untuk itulah rider asal Urbino Italia itu mencoba memperlajari bahasa Jepang agar dia bisa berkomunikasi langsung dengan para teknisi Jepang.
“Ketika saya tiba di Honda, banyak orang mengatakan kepada saya ‘lebih sulit berkomunikasi dengan orang Jepang jadi cobalah jelaskan dengan cara yang sangat jelas dan tenang’. Jadi saya melakukannya dengan cara terbaik yang saya bisa. Saya mencoba belajar bahasa Jepang tetapi ternyata itu sangat sulit!” ungkap Maro.
Luca Marini Belajar Bahasa Jepang untuk Mempermudah Komunikasi dengan Orang Jepang
Meskipun bahasa Jepang Luca Marini masih belum lancar, dia berani berkomunikasi langsung dengan para insinyur HRC. “Penting untuk membangun kepercayaan di antara kami. Tetapi sekarang mereka benar-benar mempercayai saya dan saya sangat menghargai tanggung jawab ini. Saya mencoba memberikan masukan yang sangat tepat kepada mereka, karena apa yang dirasakan pembalap di atas motor terkadang sulit dilihat pada data,” ungkap rider berusia 27 tahun itu.
Marini menambahkan bahwa dia sangat menghargai budaya dan cara kerja orang Jepang. Menurutnya, penting untuk membangun hubungan yang baik dan memahami cara berpikir mereka, meskipun terkadang ada perbedaan karena latar belakang budaya dan pengalaman. Tujuannya adalah untuk saling memahami dan berada di satu frekuensi yang sama.
Pada 2024, Marini bergabung dengan Repsol Honda setelah Marc Marquez pindah ke tim Gresini Ducati. Tentu saja tidak mudah beralih dari motor pemenang (dari tim VR46 Ducati) ke motor yang kurang kompetitif. Marini butuh waktu hingga seri ke-9 untuk mencetak 1 poin (berkat penalti tekanan ban di Sachsenring). Namun dia mengalami peningkatan usai GP Misano.

Marini sempat ‘sangat marah’ karena di awal musim dirumorkan bahwa dia ingin keluar dari Honda. Dia mencetak poin dalam lima dari tujuh seri terakhir termasuk dua kali finis di posisi ke-12. Dia terlibat dalam crash beruntun di lap pertama di Mandalika. Tahun ini Marini hanya mencatatkan empat kali crash, jumlah crash terendah dibandingkan pembalap MotoGP lainnya.
Apakah musim debutnya bersama Honda sesuai dengan yang dibayangkannya? “Saya ingin mengatakan bahwa ini adalah musim yang sangat positif bagi saya. Saya banyak meningkatkan diri dan juga meningkatkan kemampuan berkendara saya. Saya menjadi pembalap dan pribadi yang lebih baik. Jadi untuk ini, saya sepenuhnya puas dengan pertumbuhan pribadi saya tahun ini,” jawab adik Valentino Rossi itu.
Marini mengungkapkan bahwa awalnya dia berharap tidak terlalu kesulitan di awal musim. Meskipun tantangannya sangat berat, dia tidak pernah menyerah dan terus bekerja keras bersama tim dan teknisi Jepang. Menurutnya, mereka telah mencapai level yang cukup baik. Namun dia mengakui bahwa performa mereka masih belum sempurna. Tetapi jika melihat dari titik awal, kemajuan yang dicapai sudah sangat signifikan.
Membawa Honda Kembali ke Puncak
Desain mesin yang dipilih pada tes di Sepang terbukti salah, sehingga membuat keempat pembalap Honda harus mengejar ketinggalan sejak seri pembuka. “Kami sedikit kurang beruntung karena karakter mesin terlihat cukup bagus dalam tes Sepang tetapi kemudian menimbulkan banyak masalah yang tidak terduga,” ungkap Joan Mir.
Marini menekankan bahwa sebagai pembalap mereka tidak boleh terganggu dengan hal semacam itu. “Salah satu hal terpenting adalah tetap tenang dan menjaga motivasi tetap tinggi. Mencoba untuk menikmati setiap situasi meskipun hasilnya buruk dan mencoba untuk melihat sesuatu dengan cara yang positif. Dan selalu fokus pada target, untuk membawa Honda kembali ke puncak. Saya tahu ini akan memakan waktu, tetapi kami telah mulai mengambil arah yang baik,” jelas Marini.
Balap motor adalah olahraga yang ‘egois’. Namun suami Martha Vicenzi itu mengatakan bahwa setiap kali orang Jepang memberikan pembaruan yang sesuai dengan permintaannya dan ternyata juga cocok untuk pembalap lain, dia merasa sangat puas. Menurutnya, mereka semua memiliki tujuan yang sama. Oleh karena itu, Honda harus terus bekerja keras. Marini akan berusaha menunjukkan bakat serta potensinya, baik di dalam maupun di luar lintasan balap.
Untuk musim keduanya bersama HRC, Marini akan memiliki kepala kru baru Cristhian Pupulin (pernah bekerja dengan Jack Miller di Ducati dan KTM) menggantikan Giacomo Guidotti.
Johann Zarco menjadi pembalap teratas Honda dengan menempati peringkat 17 dalam klasemen keseluruhan, Takaaki Nakagami berada di peringkat 19, Joan Mir di peringkat 21, dan Marini di peringkat 22. Sementara itu Honda tetap berada di peringkat terakhir dalam klasemen konstruktor MotoGP 2024.