RiderTua.com – Fabio Quartararo menunjukkan perjuangan kerasnya di Sprint MotoGP Barcelona. Meski menghadapi tantangan besar dari pasukan Ducati yang lebih dominan, rider Yamaha itu tetap bertarung dengan manuver penuh risiko. Hal ini membuktikan semangat juangnya meski berada di atas motor yang memiliki keterbatasan.
Start dari posisi ke-10, Quartararo berhasil melesat ke posisi ke-6 di akhir lap pertama. Namun, dia terjebak dalam persaingan sengit melawan pembalap Ducati seperti Marc Marquez (Gresini), Franco Morbidelli (Pramac), dan Marco Bezzecchi (VR46). Tiga lap sebelum akhir, Bezzecchi kembali mengambil alih posisinya dan pada lap terakhir Fabio juga harus menyerah kepada Brad Binder (Red Bull KTM).
Keberanian Fabio Quartararo Ambil Risiko Tinggi di Sprint Barcelona

Pada akhirnya Fabio Quartararo finis di posisi ke-10 hanya kalah 5,937 detik dari pemenang Pecco Bagnaia. Meski demikian, dia lebih cepat hampir 8 detik dari rekan setimnya Alex Rins yang finis ke-16. “Walaupun satu poin Kejuaraan Dunia tidak akan mengubah apa pun, balapan ini sangat mengecewakan. Kami sebenarnya punya potensi untuk lebih cepat, tetapi saya terhalang. Top speed kami rendah dan grip juga buruk, membuat sulit untuk benar-benar bertarung melawan mereka,” ungkap El Diablo.
Momen menarik terjadi empat lap sebelum balapan berakhir. Quartararo secara impresif menyalip Bezzecchi di tikungan 4, menggunakan sudut kemiringan ekstrem. Namun, manuver ini datang dengan risiko besar.
“Itu bukan overtaking yang sempurna. Saya harus mengambil risiko besar. Dalam situasi seperti itu, kita bertaruh segalanya. Saya tidak tahu apakah kami akan bersentuhan, tetapi saya harus mencobanya. Top speed kami sangat rendah, dan grip kami bahkan lebih buruk. Ini adalah balapan yang menuntut segalanya dari motor kami,” jelas rider asal Prancis itu.
Refleksi dan Tantangan Yamaha
Fabio Quartararo mengakui bahwa performa Yamaha jauh lebih baik dibandingkan balapan di Barcelona pada bulan Mei lalu. Namun, dia juga menyoroti keterbatasan teknis Yamaha di trek seperti Catalunya, terutama pada aspek grip dan kecepatan maksimum. “Melihat Marc cukup dekat di depan saya saat dia punya masalah di lap pertama, itu sedikit menyenangkan. Tapi pada akhirnya, perjuangan ini menggarisbawahi betapa banyak pekerjaan yang masih perlu dilakukan Yamaha,” jelas juara dunia MotoGP 2021 itu.
Fabio Quartararo membuktikan bahwa keberanian dan tekad dapat menutupi sebagian kekurangan teknis motornya. Meskipun gagal meraih poin di sprint Barcelona, dia tetap memberikan perlawanan terbaik, terutama saat melawan Ducati yang lebih kuat. Namun tanpa peningkatan signifikan dari Yamaha, perjuangan Quartararo untuk bersaing di puncak klasemen akan tetap menjadi tantangan besar. Akankah Yamaha mampu memberikan performa yang lebih baik untuk musim mendatang?