RiderTua.com – Akhir pekan yang lalu, Pecco Bagnaia meraih kemenangannya ke-9 musim ini. Meskipun memiliki rekor yang mengesankan, rider Ducati Lenovo itu hanya menempati peringkat 2 dalam klasemen atau berstatus sebagai ‘pemburu’ di lintasan. Dengan 4 balapan atau 2 seri tersisa, rider asal Italia itu tertinggal 17 poin dari pemimpin klasemen Jorge Martin. Bagnaia harus melakukan segala upaya di Malaysia untuk memperkecil jarak poin dari rider Pramac itu.
Banyak yang berpendapat jika Bagnaia memiliki tekanan. Namun justru sebaliknya. “Tekanan adalah bagian dari itu dan saya menikmatinya sampai batas tertentu. Tentu saja, ada risiko yang terlibat karena ada kemungkinan besar Jorge akan memenangkan gelar dunia. Sebenarnya, itu feeling yang baik. Tidak semua pembalap menghadapinya dengan cara yang sama, tetapi saya dapat mengatakan bahwa saya telah belajar untuk menghadapinya. Saya berada di tim yang sangat bagus dan kami harus menghadapinya selama 2 tahun terakhir,” tegas juara dunia MotoGP dua kali itu.
Pecco Bagnaia : Valencia Dibatalkan? Assen akan Menjadi Ide yang Bagus
Francesco Bagnaia menambahkan bahwa faktanya sekarang dia tertinggal 17 poin. “Itu adalah situasi baru, tetapi kami telah belajar untuk menghadapinya sebagai sebuah tim. Dan kuncinya adalah tetap tenang, meskipun kami harus menyerang. Target yang jelas untuk balapan di Sepang adalah untuk mengejar lebih dari sekadar 3 poin seperti yang kami lakukan baru-baru ini di Thailand,” ungkap murid VR46 Academy itu.

Selain persaingan antara Bagnaia versus Martin sebagai kandidat calon peraih juara dunia, topik utama yang menjadi perbincangan di Sepang adalah bencana banjir bandang di Valencia. Meskipun lintasan dikabarkan baik-baik saja, namun akses keluar masuk ke sirkuit Ricardo Tormo tempat berlangsungnya final musim MotoGP diberitakan terputus.
Rekan setim Enea Bastianini itu mengungkapkan, “Sungguh tidak dapat dipercaya apa yang terjadi di Valencia, orang-orang di sana mengalami mimpi buruk yang terburuk bagi mereka dan kita harus berusaha membantu mereka. Secara praktis, kita tidak dapat membantu saat ini tetapi kita mengalami hal serupa di Italia tahun lalu sehingga kita berempati dengan mereka.”
Hingga saat ini masih belum jelas apakah final musim akan memungkinkan untuk tetap digelar di Valencia atau apakah akan ada opsi lain? “Bagi saya, poin terpenting adalah sisi etika. Jujur saja, final di Valencia adalah pesta balap terbesar, momen kesenangan dan kegembiraan bagi semua orang. Bagi saya, itu tidak sesuai dengan situasi saat ini di sana. Ini juga tentang rasa respek. Kita semua hidup di bawah langit yang sama. Menurutku tidak benar untuk tetap menggelar balapan di sana. Jika itu keputusan saya, saya lebih suka tidak membalap di sana,” jawab Pecco.
Dengan cepat Pecco menambahkan, “Tetapi itu bukan keputusan saya. Saya yakin Dorna sebagai penyelenggara akan membuat keputusan yang tepat. Namun saya juga berpikir ada beberapa opsi dalam situasi ini.”
Dari sudut pandang olahraga, Pecco harus tetap menjalani jadwal lengkap dengan 20 seri atau 40 balapan. Jika akhir musim dibatalkan, peluangnya untuk mempertahankan gelar dunia akan sangat berkurang.
Jika GP Valencia dibatalkan, trek mana yang disukai Pecco sebagai penggantinya? “Saat ini saya benar-benar tidak ingin mengatakan apa pun tentang itu. Masih terlalu dini dan itu bukan tugas saya,” jawabnya.
Namun kemudian sambil tertawa Pecco berujar, “Assen akan menjadi ide yang bagus.”