RiderTua.com – Kepala kru Marc Marquez, Frankie Carchedi menjelaskan taktik yang memungkinkan rider Gresini Ducati itu memenangkan GP Australia. “Rencananya adalah hanya berada di belakang Jorge Martin, menghemat ban sebanyak mungkin, dan mencoba melakukan serangan di akhir. Lap pertama membuat perbedaan besar. Begitu dia berada di belakang Pecco Bagnaia di tikungan 3, kami dapat melihat dia melaju dengan cara yang berbeda dari awal akhir pekan. Dalam tiga atau empat lap terakhir, dia melibas tikungan dengan cara yang sama sekali berbeda,” ujar Carchedi.
Start dari posisi ke-2, Marquez turun ke posisi ke-13 pada lap pertama setelah start yang buruk akibat tear-off kaca helmnya yang dia lepas jatuh di bawah motornya sendiri. Kemudian rider berusia 31 tahun itu mengejar keteringgalan bahkan mampu mengungguli Martin. Baby Alien meraih kemenangan yang sangat mengesankan di Phillip Island, yang tentu saja merupakan kemenangan terbaiknya sejak meninggalkan Honda.
Kepala Kru Frankie Carchedi : Peluang Marc Marquez ada di Tikungan 4

Jorge Martin berhasil memimpin balapan mulai start hingga sepertiga balapan. Namun kemudian pembalap Pramac Ducati itu gagal menang di Phillip Island karena disalip Marc Marquez.
Ketika Frankie Carchedi ditanya, apakah mereka memperkirakan bahwa Martin akan puas hanya dengan P2 untuk mengkonsolidasikan keunggulannya di klasemen? “Kami pikir begitu. Ketika Marc menyalip pertama kali, kami pikir ‘sempurna’ dan mudah-mudahan Martin akan memikirkan gelar dunia. Tapi dia tidak melakukannya. Dia terus memacu sampai akhir. Kita melihatnya di lintasan basah, para pembalap sedikit melambat lalu ada yang jatuh. Mentalitasnya adalah memacu sampai akhir,” jawab mantan kepala kru Joan Mir ketika masih di Suzuki MotoGP itu.
Martin tidak mati-matian membalas serangan Marquez di tahap akhir dalam upaya terakhir untuk memenangkan MotoGP Australia. Namun Carchedi mengklaim bahwa bukan karena Martin terlalu berhati-hati karena memimpin klasemen, dia yakin Marquez-lah yang menghalangi Martin.
Carchedi menjelaskan, “Dari sudut pandang kami, kami kuat di tikungan terakhir. Pertanyaannya adalah, apakah kami mampu menjaga gap hingga tikungan pertama? Saat pertama kali melakukannya, Martin berpikir, ‘saya perlu beradaptasi dan memikirkan tempat lain’. Ada rekaman video Marc di tikungan 3 akhir pekan ini. Tampak spektakuler, tetapi dia juga sangat cepat. Dia tahu peluang terbaik ada di tikungan 4.”
Kini Marc Marquez berada di peringkat 3 tertinggal 79 poin dari pemimpin klasemen Martin dengan tiga seri tersisa musim ini. Gelar dunia musim ini mungkin masih jauh dari jangkauan juara dunia 8 kali itu, tetapi penampilan gemilang Marquez di Australia merupakan ‘peringatan keras’ untuk musim 2025 saat dia dibekali Desmosedici spek pabrikan terbaru.