RiderTua.com – Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, mendukung penuh Pecco Bagnaia dalam perebutan gelar MotoGP 2024. Meski Bagnaia telah mengoleksi lebih banyak kemenangan, ia masih tertinggal 10 poin dari Jorge Martin di klasemen. Situasi ini membuat Tardozzi, yang terkenal dengan karakternya yang penuh semangat, merasakan tekanan, meski ia berusaha tetap bersikap netral. Namun, jelas dukungannya mengarah ke sang juara bertahan asal Italia.
Davide Tardozzi : Berusaha Bersikap Netral, Namun Terlihat Mendukung Pecco

Drama Perebutan Gelar MotoGP 2024
Tensi semakin tinggi di kubu Ducati, mengingat hanya empat seri tersisa dalam kalender MotoGP 2024 ini . Bagnaia dan Martin berada dalam jarak 10 poin di klasemen sementara. Kemenangan ganda Pecco di GP Motegi memberi dorongan besar baginya dalam perburuan gelar, menambah delapan kemenangannya musim ini dalam balapan panjang, sementara Martin baru mengantongi tiga kemenangan. Tardozzi, seperti kebanyakan orang di Ducati, tak habis pikir bagaimana Bagnaia bisa tertinggal meski memiliki catatan kemenangan lebih banyak.
“Sungguh aneh membayangkan Pecco telah menang delapan kali, sementara Jorge hanya tiga, namun dia masih unggul 10 poin,” ujar Tardozzi, dengan nada getir. “Ini seperti luka terbuka yang terus menganga, tapi Pecco tahu betul situasi ini dan saya yakin dia akan memberikan hasil yang pantas buat dia dan seluruh tim.” Yang membuat Pecco kalah di peringkat adalah karena dia jatuh atau dijatuhkan oleh pembalap lain..
Meski begitu, Tardozzi menekankan bahwa siapapun yang memenangkan gelar musim ini benar-benar layak mendapatkannya. “Ada rasa hormat antara Pecco dan Jorge. Mereka berdua tahu kekuatan masing-masing, dan Pecco tidak gentar menghadapi Jorge di Valencia, trek yang sama kuatnya bagi mereka berdua.”

Hat-trick Ducati dan Masa Depan Jorge Martin
Ambisi Ducati bukan hanya gelar juara, tapi juga hat-trick—gelar ketiga berturut-turut. Hal ini menjadi lebih penting mengingat musim depan, tim Pramac, yang saat ini menaungi Jorge Martin, akan beralih ke Yamaha, sementara Martin akan menjadi bagian dari Aprilia. Sebuah skenario yang membuat kemenangan musim ini terasa semakin penting bagi Ducati. “Ini bisa jadi yang terakhir bagi Martin dengan kami, jadi kita ingin meninggalkan jejak yang tak terlupakan,” lanjut Tardozzi.

Perebutan Posisi Ketiga: Bastianini vs. Marquez
Di luar duel utama untuk gelar, perebutan posisi ketiga juga menjadi perhatian, dengan Enea Bastianini dan Marc Marquez saling beradu performa. Sprint race di Motegi menjadi ajang duel sengit antara keduanya, meski hasil di balapan utama tak sesuai harapan. Bastianini kehilangan podium di dua lap awal, yang memaksanya bekerja ekstra keras hingga bannya habis terkikis.
“Enea kehilangan podium karena ia terlalu memacu sejak awal, dan ini membuat bannya terkuras lebih cepat,” jelas Tardozzi. Namun, ia tetap optimis. “Jika dia merasa kesal dengan posisi keempatnya, itu berarti dia punya mentalitas juara. Saya melihat perkembangan besar dari Enea, dan dia terus membuktikan dirinya cepat dan kompetitif.”
Dengan ketegangan yang memuncak, balapan-balapan terakhir musim ini akan menjadi panggung krusial bagi Ducati, Bagnaia, dan Martin. Akankah Bagnaia menutup luka terbukanya dan merebut gelar juara, atau justru Martin yang akan menuntaskan kejutan musim ini? kita tunggu saja hingga akhir musim ini!