RiderTua.com – Bukannya marah, Luca Marini menghadapi akhir pekan yang sulit dengan humor di GP Aragon, setelah harus bertarung dari posisi terbawah dan nyaris disalip oleh Marc Marquez. Meski tanpa poin dan dengan motor yang mengalami masalah di awal balapan, pebalap Italia itu tetap bercanda, mengatakan bahwa ia membayangkan dirinya memimpin balapan dengan Marquez mengejarnya. “Pada akhirnya, saya yang menang dan Marquez berada di posisi kedua,” ucap Marini. Namun, di balik candaan itu, situasi Honda yang semakin terpuruk tak bisa disembunyikan. Tim Repsol Honda terus menghadapi tantangan besar, dengan minimnya kemajuan yang signifikan pada motor mereka, dan harapan kini terletak pada GP San Marino yang akan datang serta tes penting di Misano untuk memperbaiki performa mereka. Meskipun Marini berusaha mengangkat suasana dengan humor, krisis di Honda tetap menjadi perhatian utama.
Luca Marini Berkelakar: ‘Akhirnya, Saya yang Menang dan Marquez di Posisi Kedua!’
Pebalap dari Repsol Honda Team ini bercanda tentang bagaimana dia nyaris disalip oleh pebalap asal Cervera, meskipun ia tidak menutupi bahwa akhir pekannya penuh tantangan dan berakhir tanpa perolehan poin.
Kondisi di Repsol Honda Team tak bisa disebut lain selain bencana. Meskipun sudah banyak penyesuaian yang dilakukan, musim ini tampaknya akan menjadi musim kegagalan bagi tim Jepang tersebut, tanpa adanya peningkatan signifikan pada performa motor mereka. Bagi tim ‘sayap emas,’ perolehan poin kini menjadi sesuatu yang langka, dan alih-alih meratapi performa buruk mereka di lintasan, mereka memilih untuk menanggapinya dengan tertawa. Hal ini tercermin dari sikap pebalap Italia tersebut saat GP Aragon. Lagi-lagi, adik Valentino Rossi ini gagal meraih poin, baik dalam sprint (hanya finis di posisi keenam belas) maupun dalam balapan utama pada hari Minggu, di mana dia hampir tidak punya peluang sejak awal perlombaan.

Ketika bersiap untuk start, motor Marini mendadak mati. Sementara para pesaingnya memulai balapan, pebalap Italia ini tertahan di posisi dua puluh di grid, memaksanya untuk segera menuju pit lane dan memulai balapan kembali bersama mekaniknya. Dia kembali ke lintasan, namun tertinggal jauh dengan selisih 55 detik dari pembalap lain. “Motornya mati, saya tidak tahu kenapa, kami harus memeriksanya,” kata Luca setelah balapan. “Sangat disayangkan, karena kami sudah makin dekat, tapi kami tak ingin mengambil risiko. Banyak pembalap yang mengalami kecelakaan hari ini, jadi seharusnya lebih mudah untuk mendapatkan poin,” tambahnya, setelah kembali mengakhiri balapan tanpa poin.
Batas Kemampuan Motor Honda
“Setelah beberapa putaran, performa saya meningkat, dan catatan waktu saya hampir sama dengan pembalap Honda lainnya. Inilah batas kemampuan motor kami saat ini. Dalam kondisi sulit, semuanya lebih berat bagi kami dibandingkan dalam kondisi normal, tapi itulah bagian dari proses,” ujar pebalap Repsol Honda tersebut dengan optimisme. Dia juga menambahkan, “Sekarang, kita akan fokus ke Misano, lintasan yang sangat berbeda dengan cengkeraman yang kuat dan kondisi normal.” Selain GP San Marino, para pebalap MotoGP akan menjalani tes penting di lintasan yang sama minggu depan, yang juga akan menjadi tempat digelarnya GP Emilia Romagna di akhir bulan September ini, menyusul pembatalan balapan di Kazakhstan. Tim berharap tes ini dapat memberikan banyak data berharga untuk membantu meningkatkan performa di kesempatan berikutnya.
Kembali ke insiden di Aragon, fakta bahwa Marini hampir disalip oleh Marc Marquez tidak luput dari perhatian. Setelah masalah di awal balapan dan kecepatan tinggi dari pebalap asal Lleida (Cervera) di lintasan favoritnya, Marini berusaha keras untuk mencegah hal itu terjadi. Meski begitu, ia memilih untuk menanggapinya dengan humor, memicu tawa di kalangan pers dan merendahkan situasi tersebut: “Saya membayangkan diri saya memimpin balapan, dan Marquez berusaha menyalip. Pada akhirnya, saya yang menang, dan Marquez di posisi kedua.” Namun, humor ini tidak dapat menutupi kenyataan bahwa krisis di Honda terus berlanjut.