RiderTua.com – Fabio Quartararo menggunakan mesin Yamaha ‘baru’ untuk ketiga kalinya dalam beberapa lap di Silverstone. Jumlah total mesin yang digunakannya musim ini menjadi 7 dari 9, tetapi El Diablo ingin segera menggunakan spek paling menjanjikan yang dijajal pada tes pribadi di Valencia pada bulan Juni lalu.
“Kami sedang mengerjakannya dan mempersiapkannya. Saya rasa ini juga bisa menjadi bantuan yang baik bagi kami. Saya mendorong untuk secepat mungkin bisa mengendarainya. Saya ingin mendapatkannya besok, tapi itu akan sulit. Saya setiap hari berusaha untuk mendapatkannya secepat mungkin. Jika kita bisa mendapatkannya di Misano, Aragon atau mana pun, tapi secepat mungkin,” ujar Quartararo.
Fabio Quartararo : Ingin Secepatnya Menggunakan Motor yang Diuji di Valencia
Fabio Quartararo sangat tertarik untuk mendapatkan mesin tersebut karena membantu memulihkan beberapa kekuatan pengendalian yang dimiliki Yamaha M1 sebelumnya. “Lebih baik, karena kami menemukan (kurang lebih) penanganan seperti pada tahun 2021 dan 2022,” ujar rider berusia 25 tahun itu yang meraih juara dunia MotoGP pada 2021 dan runner-up pada 2022.
Quartararo menjelaskan, “Tentu saja, seperti biasa ketika mengambil keputusan positif, kita kehilangan hal lain (top speed). Tetapi apa yang saya perjuangkan saat ini adalah mengendarai motor dengan cara yang alami. Kita ngepush tapi kita merasa ada sesuatu yang hilang dan dengan mesin Valencia ini, jauh lebih baik. Tapi kami kehilangan kecepatan. Jadi ini berbeda. Tapi saya lebih suka. Seperti dulu, kalah di lintasan lurus tapi lebih cepat di tikungan ketimbang cepat di lintasan lurus tapi sangat lambat di tikungan.”

Quartararo telah menggunakan salah satu dari beberapa pilihan mesin dari tes Valencia sejak Assen, kemudian di Silverstone dia mengungkapkan bahwa di setiap motornya memiliki spesifikasi berbeda. “Pada dasarnya, kami mencoba tiga mesin di Valencia. Satu yang paling menjanjikan akan memakan waktu lebih lama, tapi kami menggunakan dua spesifikasi mesin akhir pekan ini dan satu lagi akan tiba akhir tahun ini,” jelas rider asal Prancis itu.
Namun pencampuran spesifikasi mesin dan elektronik membuat balapan akhir pekan GP Inggris menjadi sulit. “Kami punya dua spek berbeda, lalu kami mencoba beberapa perbedaan pada bagian elektroniknya, tapi masalahnya kedua mesin itu benar-benar berbeda dalam cara berkendara. Satu motor memiliki handling yang jauh lebih berat tetapi memiliki performa pengereman yang lebih baik. Motor lainnya lebih ringan tetapi tidak bisa berhenti. Jadi kita mencapai satu zona pengereman dengan satu mesin dan kita berkata, ‘oh sial, saya bisa mengerem nanti’, atau kita late braking dengan mesin lain,” ungkap Quartararo.
Hasil akhirnya membuat Quartararo tidak mencapai targetnya untuk langsung masuk ke Kualifikasi 2 dan hanya start dari posisi ke-18 di grid. Rekan setim Alex Rins itu kemudian kembali ke posisi biasanya sebagai pembalap teratas pabrikan Jepang di kedua balapan, namun hanya finis di posisi ke-11.
Quartararo mengatakan, “Sebelum sprint kami mencoba terlalu banyak hal, satu motor ke motor yang lain dan saya masuk ke kualifikasi tanpa referensi apa pun. Dengan satu motor saya harus mengendarainya dengan satu cara, dengan motor lainnya dengan cara lain, jadi saya benar-benar kesulitan.”
“Untuk sprint yang saya bilang saya ingin punya dasar yang kurang, lebih saya tahu dan itu jauh lebih baik. Masih belum terlalu bagus, tapi setidaknya kami finis tidak jauh dari Jack (Miller) yang berada di posisi ke-7. Tapi kami berjuang cukup keras akhir pekan ini,” imbuhnya.

Quartararo Berperan Seperti Tes Rider
Beban kerja Quartararo dalam tes diperberat oleh cedera yang dialami rekan setimnya Alex Rins dan tes rider Cal Crutchlow baru-baru ini yang digantikan oleh Remy Gardner di Silverstone. “Saya lebih seperti tes rider ketimbang pembalap pada balapan terakhir. Jadi saat ini, saya lebih memilih untuk lebih fokus untuk mencoba menjadi secepat mungkin,” kata El Diablo.
“Karena sudah lama sekali saya tidak menggunakan motor yang sama setidaknya selama 2 hari berturut-turut. Tidak terlalu banyak item baru, tapi terlalu banyak motor yang berbeda. Empat lap, ganti motor. Empat lap, ganti motor. Serangan waktu tapi dengan motor yang mana? Bahkan tahun lalu, di akhir musim kami tahu motornya tidak terlalu bagus tapi kami tetap mempertahankan basis kami dan sayalah yang menempatkan motornya hingga limit ekstrim. Dan saat ini kami tidak bisa melakukan itu, karena saya tidak tahu di mana batasan motornya,” ungkap Quartararo.
Setelah 10 dari 20 seri MotoGP musim 2024, Quartararo berada di peringkat 14 dalam klasemen dengan 49 poin.
Seperti halnya Honda, akses baru Yamaha terhadap konsesi teknis (memungkinkan desain mesin dimodifikasi sepanjang musim) belum dikonversi menjadi hasil balapan, dengan Quartararo mencetak 73 poin untuk peringkat 11 secara keseluruhan pada tahap ini musim lalu. Demikian pula, Yamaha dan Honda sama-sama mengumpulkan 93 poin dalam klasemen konstruktor setelah seri ke-10 tahun lalu, namun Yamaha hanya mencetak 53 poin dan Honda 26 poin tahun ini.