RiderTua.com – Setelah bersama Suzuki dan memenangkan gelar dunia pada 2020, Joan Mir tiba-tiba membutuhkan tim baru ketika pihak pabrikan memutuskan untuk meninggalkan MotoGP pada akhir tahun 2022. Kini di tahun kedua sekaligus terakhir dalam kontraknya dengan tim Repsol Honda, pembalap Spanyol itu harus memutuskan apakah akan bertahan dan bertaruh pada pemulihan Honda atau pindah ke motor Eropa yang memiliki daya saing yang jauh lebih mumpuni, meskipun itu berarti bergabung dengan tim satelit? Dimana hal serupa dialami mantan rekan setimnya Marc Marquez.
Seberapa besar performa Marquez setelah hengkang dari Honda (bergabung dengan tim Gresini Ducati dan menunggangi motor berusia 1 tahun) akan mempengaruhi pilihan Mir? Hal ini masih belum jelas, tetapi pembalap berusia 26 tahun itu mengakui memiliki banyak opsi ‘di atas meja’.
Joan Mir : Ada Banyak Opsi Namun Tidak Tahu Apa yang Saya Inginkan
Joan Mir menjelaskan, “Saya punya opsi, tapi saya tidak tahu apa yang ingin saya lakukan. Saya memerlukan lebih banyak waktu, untuk memahami dan untuk membuat keputusan yang baik untuk masa depan saya. Ini adalah kenyataannya.”

Setelah 24 kali finis di 5 besar termasuk 13 podium dan 1 kemenangan balapan bersama Suzuki, Mir hanya mencetak 26 poin dengan Honda musim lalu. Dari 6 seri yang dia selesaikan (banyak mengalami crash dan cedera) hasil terbaiknya adalah finis ke-5 di India, satu-satunya hasil 10 besarnya.
Meskipun Mir adalah pembalap teratas Honda di klasemen awal musim 2024, dia hanya mencetak 12 poin dan finis tidak lebih tinggi dari posisi ke-12 di setiap balapan.
Mir mengakui bahwa sejak meninggalkan Suzuki ada perubahan besar dalam hasil, yang juga dialami oleh rekan setim barunya Luca Marini, yang berdampak buruk secara mental. “Sangat sulit. Karena berbicara tentang diriku, saya memenangkan 2 gelar dalam 4 tahun di tiga kelas berbeda. Jadi artinya saya selalu menjadi yang terdepan di setiap tahunnya. Tahun yang buruk adalah perebutan posisi ke-5,” ujar Mir.
Rider asal Mallorca itu menambahkan,”Kita mendapatkan hasil yang baik. Sekarang kita tidak memilikinya lagi, jadi kita harus memotivasi diri sendiri dengan cara yang berbeda. Hal-hal kecil, membuat balapan bagus dengan paket yang dimiliki, sebenarnya kita tidak bisa berbuat lebih banyak. Dan memberi 100 persen. Inilah motivasi yang harus kita temukan saat ini.”
“Memang benar itu sulit. Semakin banyak kesuksesan yang kita raih di masa lalu, semakin sulit memahami situasinya. Tahun lalu adalah tahun yang sangat sulit bagi saya secara mental. Tapi tahun ini menurutku suasana hati saya berbeda. Saya berusaha memberikan 100 persen kemampuan saya, bersikap profesional, memberikan masukan yang benar, dan saya hanya berharap menjadi lebih baik,” jelas Mir.
Namun sebelum tes pribadi di Mugello, Mir mengaku, “Honda bekerja sangat keras, namun saat ini kami belum mendapatkan peningkatan yang kami perlukan. Jadi sejujurnya saya tidak tahu apa yang diperkirakan di akhir musim. Saya berharap pada tes Mugello kami mendapatkan peningkatan untuk selangkah lebih maju. Jika seperti di Jerez, kami berjarak 20 detik dari posisi teratas dengan paket ini, maka jika kami bisa mencapai +12 atau 15 detik, itu akan menjadi satu langkah maju.”
Di antara tim yang mungkin tertarik untuk mencoba merekrut Mir dari Repsol Honda adalah tim Trackhouse yang kini dijalankan oleh mantan manajer tim Suzuki Davide Brivio.
Dari 4 pembalap MotoGP Honda, kontrak Mir dan Takaaki Nakagami habis musim ini, sementara pendatang baru Marini dan Zarco memiliki kesepakatan hingga akhir 2025.