RiderTua.com – Pol Espargaro berpisah dengan Kejuaraan Dunia MotoGP di Valencia setelah tepat 10 tahun menjadi pembalap reguler. Jelas dia sangat sedih dan tahu bahwa dirinya akan meninggalkan ‘urusan yang belum selesai’ di kelas utama. Pembalap berusia 32 tahun (sekarang menjadi tes rider dan pembalap cadangan di KTM) itu kembali ke Pierer Mobility setelah 2 tahun di tim Repsol Honda.
Sebelum musim dimulai, bahkan Direktur motorsport Pit Beirer menggambarkannya sebagai ‘the real team leader’, karena Brad Binder baru menjalani 3 tahun MotoGP bersama KTM dan Jack Miller serta Augusto Fernandez belum pernah sama sekali. Sebaliknya, Pol mengembangkan KTM RC16 sejak awal selama 4 tahun mulai 2017 hingga 2020 dan membawanya meraih 2 pole position dan 6 podium.
Pol Espargaro : Hampir Tidak Ada Pembalap MotoGP yang Tidak Mengalami Cedera Tahun Ini
Tapi ‘urusan yang belum selesai’ berkaitan dengan fakta bahwa Brad Binder kini berhasil memenangkan 2 balapan MotoGP untuk KTM, Miguel Oliveira bahkan memenangkan 5 balapan tetapi Pol Espargaro sendiri belum meraih kemenangan MotoGP dalam 10 tahun.
Pol Espargaro memulai musim 2023 dengan awal yang buruk pada balapan akhir pekan pertama di Portimao akhir Maret lalu. Pasalnya, di pramusim dia menjelaskan bahwa di Honda dia belajar bahwa tes pramusim hanya sebagai persiapan sehingga dia hanya akan mengambil risiko dan memamerkan kemampuannya di balapan.
Target pembalap baru di tim GASGAS Tech3 itu adalah ingin menjadi yang terbaik dari 4 pembalap KTM MotoGP tahun 2023. Namun pada hari Jumat pada sesi latihan ke-2 di Portugal, Pol Espargaro mengalami crash parah di tikungan 10 dan menderita cedera serius, paling tidak salah satunya karena kondisi lapisan kerikil yang tidak sesuai ketentuan (bukan kerikil tapi batu-batu besar seukuran telur ayam).
Pol menjelaskan, “Rahang saya patah menjadi dua dan tiga tulang belakang nomor 3, 6 dan 8 terbelah menjadi dua. Bahkan tulang nomor 8 mengecil menjadi setengah ukurannya, itulah sebabnya saya sekarang lebih pendek 1 cm dibandingkan sebelum crash.”
“Selain itu patah tulang rusuk, patah kecil di tulang metakarpal tangan kanan, dan paru-paru memar. Parahnya lagi, syaraf-syaraf di bagian kanan tubuhku terkena dampak yang sangat parah, yaitu infraspinatus, supraspinatus dan teres minor. Pada dasarnya, seluruh otot di bahu kananku terpengaruh, jadi saya kehilangan sekitar 60 persen kekuatan otot di area tersebut,” imbuhnya.
Meski demikian, Pol Espargaro tetap kembali mengendarai RC-16 nya di Silverstone pada akhir pekan pertama bulan Agustus 2023. Tapi dia ‘kehilangan’ waktu karena pada seri berikutnya di Austria, Pierer Mobility menyatakan tidak ada tambahan dua slot MotoGP seperti yang dijanjikan. Pol harus bersaing di sisa balapan melawan Augusto Fernandez untuk mendapatkan tempat kedua bersama Pedro Acosta di tim GASGAS Tech3 untuk tahun 2024. Pollycio yang kuat membuat kagum lawan-lawannya di Austria dengan finis di posisi ke-6 dalam sprint race.
Bahkan pemenang GP 15 kali (10 kali di Moto2 dan 5 kali di kelas 125 cc) itu berpikir untuk pensiun dalam beberapa minggu pertama usai crash di Portimao ketika mulutnya tidak bisa digerakkan sama sekali (rahangnya patah) selama 3 minggu pasca operasi dan dia hanya bisa makan dalam bentuk cairan dan kehilangan 10 kg berat badan.
“Ketika kita berusia 20 tahun, kita dapat dengan mudah pulih dari cedera. Ketika kita berusia sekitar 30 tahun, itu tidak mudah lagi. Saya bisa mengatakannya berdasarkan pengalamanku sendiri,” ungkap Pol Espargaro.
Ditambah lagi dengan konsep baru dengan 22 Grand Prix dan total 44 balapan tahun depan, tekanan dan risikonya jelas semakin meningkat. Tidak ada satu pun seri yang berlangsung pada tahun 2023 tanpa satu pun pembalap reguler yang cedera. Setidaknya ada 1 yang terluka.
Juara dunia Moto2 2013 itu mengatakan, “Tentu bisa kita tidak bisa menyebutnya sebagai suatu kebetulan, bahwa hampir tidak ada pembalap MotoGP yang tidak mengalami cedera tahun ini. Kita dapat menghitung bahwa berkompetisi dalam dua balapan per akhir pekan lebih berbahaya ketimbang satu balapan, dan statistik membuktikannya pada tahun 2023.”
“Tapi kami semua ingin ada lebih banyak penggemar di trek dan yang nonton di rumah, kami semua ingin lebih banyak follower di saluran media sosial. Itu sebabnya sulit menemukan keseimbangan yang tepat antara tindakan dan stres bagi para pembalap. Kami tidak dapat berharap untuk membuat olahraga menarik ini menjadi lebih seru dan tetap tidak terjadi cedera apa pun.”
“Ini adalah situasi yang rumit dan merupakan tindakan penyeimbang. Sulit untuk menemukan kompromi yang sempurna di sini. Sekarang kami telah mengalami musim pertama dengan sprint race. Setelah 2 atau 3 tahun kita harus mempertimbangkan dan mungkin melakukan perubahan. Namun kami juga harus memastikan bahwa kami dapat menjangkau lebih banyak penggemar dengan konsep baru dan itu bagus,” pungkas suami Carlota Bertran itu.