RiderTua.com – Pecco Bagnaia menjadi pembalap pertama yang berhasil mempertahankan gelarnya di kelas premier dengan nomor start 1 sejak Mick Doohan pada tahun 1998. Di era MotoGP, hanya gurunya Valentino Rossi dan Marc Marquez yang berhasil meraih gelar berturut-turut sebelum pembalap pabrikan Ducati itu.
Pembalap asal Turin Italia itu mengawali balapan pembuka musim 2023 dengan sangat meyakinkan dengan kemenangan di sprint perdana dan balapan utama di Portimao. Namun kemudian merosot setelah crash di Las Termas dan Austin.
Nol poin di GP Texas, terasa pahit karena Pecco Bagnaia terjatuh saat memimpin dan tidak bisa menjelaskan kesalahannya. Dalam crash di awal balapan, bahkan dia memperkirakan Desmosedici GP23 kurang stabil karena tampaknya alat kerjanya memberinya terlalu banyak keamanan. Dengan jarak tertentu, dia membandingkan kegagalannya di Austin dengan crash Jorge Martin di Mandalika, ketika pembalap Pramac Ducati itu menenggelamkan keunggulannya di klasemen ke dalam kerikil setelah hanya 24 jam.
Kenapa Pecco Bagnaia Sangat Tenang Meski Mendapat Tekanan dari Martinator yang Gacor?
Francesco Bagnaia menjelaskan, “Martin sangat percaya diri, dia memacu dan meningkatkan keunggulannya menjadi 3 detik. Dan tanpa mengetahui mengapa hal itu terjadi, dia terjatuh. Ini juga terjadi pada saya di Austin. Saya merasa tidak terkalahkan. Kemudian saya sedikit melebar saat masuk ke tikungan 2 dan terjatuh karena selip ban depan. Sampai hari ini saya tidak tahu persis mengapa saya terjatuh. Tapi saya paham. Terkadang lebih baik tetap tenang, memahami situasi ban dengan lebih baik, dan baru kemudian ngepush. Karena tahun lalu adalah pelajaran yang penting, begitu pula paruh pertama musim ini.”

Tidak mudah bagi Pecco Bagnaia membandingkan tahun 2022 dan 2023, apalagi secara fundamental kondisinya berbeda. Tahun lalu dia harus mengejar defisit 91 poin saat jeda musim panas melawan Fabio Quartararo (Yamaha). Tahun ini dia memikul beban sebagai favorit dan penantang paling berbahaya muncul di kubu Ducati sendiri yakni Martin yang selalu mengintai.
“2022 dan 2023 sulit untuk dibandingkan. Menurutku Fabio memulai dengan sangat baik tahun lalu. Namun ketika saya mulai menang, dia menghadapi masalah yang lebih besar. Dia sangat cepat, tapi motornya tidak memberinya kesempatan untuk melawanku. Kami berada dalam situasi yang berbeda,” ujar pemenang MotoGP 18 kali itu (hanya Casey Stoner yang membukukan lebih banyak kemenangan di Ducati dengan 23 kali).
Murid VR46 Riders Academy itu melanjutkan, “Tahun ini setelah Barcelona, Jorge mulai membangun kepercayaan diri dan meraih poin signifikan pada balapan akhir pekan demi akhir pekan. Sulit untuk menghentikannya. Crashku di India jelas merupakan nilai tambah bagi kebangkitannya.”
“Jujur, tahun ini lebih sulit. Bertukar data memang membantu, tapi terkadang hal itu juga meningkatkan stres. Saya ingat balapan akhir pekan di mana saya lebih kompetitif atau Jorge lebih kompetitif, itu berlaku untuk kedua tim. Saya punya datanya, dia punya dataku dan kami mengalami peningkatan dengan cara yang sama,” imbuhnya.
Fakta bahwa Bagnaia masih tetap tenang dan unggul di akhir musim yang penuh perjuangan adalah berkat perkembangannya dibandingkan tahun sebelumnya. “Itu adalah kesadaran untuk menjadi lebih kompetitif. Tahun lalu saya mendapat lebih banyak tekanan pada balapan final di Valencia, meskipun saya unggul 23 poin dan hanya tersisa 1 balapan lagi. Situasinya benar-benar berbeda. Karena tahun ini saya memasuki balapan terakhir dengan keunggulan 14 poin dan Jorge cepat,” ujar tunangan Domizia Castagnini itu.

“Saya percaya bahwa saya telah mengambil langkah maju yang besar dalam hal ketenangan dan menangani situasi dengan lebih baik. Tim saya sangat membantuku. Dan saya akan terus berusaha belajar dari kesalahanku. Tahun lalu saya berpendapat bahwa saya telah mempelajari sesuatu. Musim ini saya melakukan kesalahan yang sama pada balapan kedua dan ketiga seperti tahun lalu. Setiap tahun adalah proses untuk berkembang. Kami harus tetap seperti ini, terus belajar dan berusaha meningkatkan diri setiap saat,” pungkas adik Carola Bagnaia itu.