Home MotoGP Franco Morbidelli: Sejak Dilahirkan yang Pertama Saya Cium adalah Aroma Bensin

    Franco Morbidelli: Sejak Dilahirkan yang Pertama Saya Cium adalah Aroma Bensin

    Franco Morbidelli
    Franco Morbidelli

    RiderTua.com – Sepang menjadi saksi kebangkitan tim pabrikan Yamaha. Selain Fabio Quartararo, Franco Morbidelli juga menciptakan kisah luar biasa. M1 tiba-tiba bisa mengimbangi Ducati, luar biasa! Siapa sangka kedua Yamaha berada di 7 besar, nyempil diantara para pembalap Ducati yang tampil kuat.

    Bagaimana hal tersebut bisa terjadi setelah kedua pembalap (khususnya Quartararo) kerap tampil mengecewakan dalam beberapa balapan terakhir? Morbidelli punya jawaban atas pertanyaan ini. “Sepang adalah trek dengan grip rendah. Kami selalu tampil jauh lebih baik dengan motor kami di aspal seperti ini. Namun motor juga mengalami kemajuan yang jelas. Terima kasih kepada teknisi kami,” ujar calon pembalap Pramac Ducati itu dengan antusias.

    Franco Morbidelli
    Franco Morbidelli

    Franco Morbidelli: Sejak Dilahirkan yang Pertama Saya Cium adalah Bensin

    Karena ayahnya seorang mekanik, mesin dan aroma bahan bakar bisa dia temui setiap hari, “Satu-satunya hal yang penting bagiku saat ini adalah Yamaha. Saya akan memberikannya 200 persen sampai akhir. Saya seorang pembalap. Saya praktis dilahirkan dengan pocket bike. Hal pertama yang saya cium adalah aroma bensin. Saya memberikan hidupku untuk balapan,” tegas Franco Morbidelli dimana dia mampu menunjukkannya secara impresif pada balapan 20 lap di Sepang.

    Juara dunia Moto2 2017 itu menambahkan, “Saya tidak start dengan yang terbaik. Pada awalnya bahkan saya harus bertarung melawan Marc Marquez. Tetapi kemudian saya meningkatkan kecepatanku menjadi lebih baik. Saya memiliki kecepatan yang sangat bagus. Duel melawan Aprilia, 3 Ducati, dan terakhir Jack Miller berlangsung seru. Akhirnya saya cukup dekat dengan Bezzecchi. Selain Argentina, itu adalah akhir pekan terbaik Yamaha.”

    Seperti semua backbencher pada awalnya, Morbidelli yakin bahwa lebih banyak hal yang bisa dilakukan. “Posisi ke-5 mungkin saja terjadi,” pungkas rider murid VR46 Riders Academy itu. Justru posisi itulah yang akhirnya diraih rekan setimnya, Quartararo.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini