Home MotoGP Luca Marini : Angin Dapat dengan Mudah Mendorong Keluar Lintasan

    Luca Marini : Angin Dapat dengan Mudah Mendorong Keluar Lintasan

    Luca Marini
    Luca Marini

    RiderTua.com – Seperti ungkapan “Kelebihan winglet adalah kekurangannya sendiri” dari sisi aero dinamika: semakin bagus motor mengelola aliran angin, disaat angin tak bisa dikendalikan (angin kencang) maka efek winglet ini cukup merusak kestabilan motor di kecepatan tinggi.  Luca Marini bersiap menyelesaikan sprint MotoGP usai sesi pemanasan pada hari Minggu di Phillip Island. Meskipun hujan dan angin mendominasi pemanasan di pagi hari, pembalap Mooney VR46 itu menganggap kondisinya masih cukup nyaman untuk balapan.

    Namun ketika cuaca semakin buruk, bahkan pembalap Ducati itu tidak bisa memikirkan balapan. Hingga keputusan sprint dibatalkan diambil oleh manajemen balapan, Marini hanya menghabiskan waktunya sebagai penonton balapan Moto3 dan Moto2, di mana para pembalap juga harus berjuang keras dalam kondisi tersebut. Saat balapan Moto2 harus dihentikan lebih awal dan sprint MotoGP juga dibatalkan, pembalap berusia 26 tahun itu merasa lega.

    Luca Marini : Angin Dapat dengan Mudah Mendorong Keluar Lintasan

    “Selalu sulit membuat keputusan seperti ini. Terkadang lebih baik berjaga-jaga, karena jika melihat angin menerpa pepohonan dan bendera, terlihat sangat kencang. Semua orang tahu bahwa mengerem di tikungan 1 di trek ini sangat berbahaya. Angin dapat dengan mudah mendorong kita keluar lintasan dan kemudian kita terjatuh dengan kecepatan lebih dari 330 km/jam,” jelas Luca Marini.

    Marco Bezzecchi - Luca Marini
    Marco Bezzecchi – Luca Marini

    Pembalap Italia itu melanjutkan, “Itu adalah keputusan yang tepat. Semua orang mengetahui ramalan cuacanya dan berharap cuaca akan berubah, tetapi keadaan tidak menjadi lebih baik. Alam adalah sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan.”

    “Saat sesi pemanasan masih bisa dibuat balapan. Saya tidak tahu bagaimana balapan dengan semprotan air seperti itu karena saya balapan sendirian. Angin dan jumlah air tidak menjadi masalah besar. Karena cuaca dingin, kami tidak bisa memanaskan ban ke suhu ideal terutama di sisi kanan. Meskipun ban hujan sangat soft, kita hanya melibas beberapa tikungan di sisi kanan dan semakin parah setiap lapnya. Jadi kita tidak bisa merasakan bannya dan kita tidak bisa berakselerasi secara normal karena ban menjadi dingin,” imbuh adik Valentino Rossi itu.

    Apakah merupakan keputusan yang tepat untuk tetap menggelar balapan di kedua kelas kecil pada saat yang berbahaya dan terlambat menghentikannya? “Saya senang, saya tidak harus balapan. Saya menyaksikan balapan Moto2 di pit. Kondisinya sangat sulit. Ban di sana juga sulit. Dunlop bekerja dengan baik, tetapi bannya sangat rumit. Kita tidak melakukan sesuatu yang gila, tapi kita bisa crash tanpa peringatan. Di kelas Moto3, para pembalap jauh lebih aman, tampaknya lebih mudah untuk membangun feeling,” pungkas Maro.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini