Home MotoGP Tim Mahindra: ‘Pijakan’ Pertama Pecco Bagnaia, Jorge Martin, Marco Bezzecchi dan Lainnya

    Tim Mahindra: ‘Pijakan’ Pertama Pecco Bagnaia, Jorge Martin, Marco Bezzecchi dan Lainnya

    Pecco Bagnaia
    Pecco Bagnaia

    RiderTua.com – Tim Mahindra dan 3 pembalap muda bertalenta.. Pada GP India pertama yang digelar dua pekan lalu, terlintas kenangan akan tim pabrikan Moto3 asal India Mahindra. Sungguh luar biasa, 4 besar di Kejuaraan Dunia MotoGP saat ini semuanya memulai karir balapnya di tim Mahindra.. Pecco Bagnaia, Jorge Martin, Marco Bezzecchi dan Brad Binder.

    Sebagai informasi, Mahindra dimiliki oleh seorang konglomerat India dengan 190.000 karyawan. Mereka terjun di kejuaraan dunia 2-tak 125 cc pada 2011 dengan mesin buatan Engines Engineering. Sebelumnya mereka pernah membangun mesin balap 125 cc untuk Loncin dan Malaguti yang tidak pernah kompetitif, lemah dan lambat. Perusahaan asal Italia dengan 50 karyawan ini kemudian dibeli pula oleh Mahindra pula.

    Mahindra juga memiliki 51 persen saham Peugeot Motocycles dan kemudian meminta Suter Racing di Swiss membangun mesin 4-tak silinder tunggal Moto3 250cc untuk tahun 2013 setelah motor Engines Engineering terbukti mengalami kegagalan besar pada tahun 2012. Kemudian karena frustrasi, Marcel Schrotter mundur pada bulan Juli. Terkadang oli mesin bocor saat mesin sedang melakukan pemanasan di paddock.

    Tim Mahindra: ‘Pijakan’ Pertama Pecco Bagnaia, Jorge Martin, Marco Bezzecchi dan Lainnya

    Mahindra Racing menjalankan tim pabrikannya sendiri hingga akhir 2015, namun kemudian menyerahkannya kepada Jorge Martinez selama 3 tahun. Suter kemudian juga membangun mesinnya untuk tahun 2016, dan kontrak pengembangannya berakhir pada 31 Maret 2016. Mufaddal Choonia (CEO Mahindra Racing) kemudian lebih memilih untuk mendirikan departemen balapnya sendiri di Italia. Dia memandang, Moto3 hanya sekedar latihan perkenalan. Dia memimpikan Kejuaraan Dunia Moto2 dan bahkan tim pabrikan MotoGP.

    Mahindra dan Peugeot merayakan 3 kemenangan pada tahun 2016 dengan mesin MGP3O yang identik, dua dengan Pecco Bagnaia dan satu dengan John McPhee. Pecco Bagnaia menang di Assen dan Sepang dengan Mahindra, John McPhee dalam balapan hujan di Brno dengan Peugeot.

    Marco Bezzecchi - CIP - Pembalap Mahindra Terbaik Tahun 2017
    Marco Bezzecchi – CIP – Pembalap Mahindra Terbaik Tahun 2017

    Francesco Bagnaia yang saat ini merupakan Juara Bertahan, bertarung bersama Mahindra di Moto3 pada tahun 2015 dan menyelesaikan Kejuaraan Dunia di peringkat 14 dengan 76 poin. Setahun kemudian dia membuat terobosannya berkat keterampilan membalapnya yang luar biasa, ketika dia menjadi orang luar yang terlihat di Assen dan meskipun power motornya jelas kurang dia bisa menang. Berkat 2 kemenangan dan 4 podium lagi, pendatang baru asal Turin-Italia ini mengamankan peringkat 4 di Kejuaraan Dunia.

    Runner-up Kejuaraan Dunia MotoGP saat ini Jorge Martin (hanya tertinggal 3 poin dari pemimpin klasemen Bagnaia) juga meraih kesuksesan besar bersama Mahindra. Sebuah bukti bakatnya yang luar biasa. Martinator berkompetisi di tim pabrikan Mahindra Aspar Martinez pada tahun 2015 dan 2016 dan mencapai peringkat 17 dan 16 dengan 45 dan 72 poin di Kejuaraan Dunia. Rider asal Spanyol itu finis di posisi ke-2 di Brno pada tahun 2016, ini merupakan indikasi jelas akan masa depan gemilang sebagai seorang pembalap. Namun baru saat bergabung di Gresini-Honda, segalanya benar-benar berkembang bagi Jorge Martin setelah menempati peringkat 4 di Kejuaraan Dunia 2017 dan dia memenangkan Kejuaraan Dunia pada tahun 2018.

    Peringkat 4 di Kejuaraan Dunia MotoGP saat ini Brad Binder juga mengendarai Mahindra di tim Fiorenzo Caponera. Tim balap ini mengawali musim 2013 dengan menunggangi Suter Honda dan kemudian beralih ke Mahindra karena motor ini awalnya dibuat di Suter Industries di Turbenthal, Swiss.

    Jorge Martin - Pecco Bagnaia - Mahindra
    Jorge Martin – Pecco Bagnaia – Mahindra

    Marco Bezzecchi menggunakan Mahindra pada tahun 2017. Tetapi di klasemen dia hanya menempati peringkat 23 dengan 20 poin. Pada tahun 2018 dia menunggangi KTM di PrustelGP, merayakan 2 kemenangan balap pertamanya, memperebutkan gelar dan menempati peringkat 3 di Kejuaraan Dunia dengan 214 poin.

    Mahindra menjadi pabrikan kendaraan roda dua India pertama yang meraih kemenangan Grand Prix. Padahal sepeda motornya belum pernah terlihat di India. Mahindra telah meraih total 13 podium Moto3 dan dua kemenangan GP serta merayakan start GP ke-100 di Misano 2016. Mahindra kini mengurusi kompetisi balap listrik.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini