RiderTua.com – Jika tidak ada poin yang dicetak dari sprint race, klasemen MotoGP 2023 akan semakin ketat. Menurut Marco Bezzecchi, perbedaannya bukan pada sprint itu sendiri. “Kalau dilihat, Pecco selalu bagus. Kadang-kadang saya mengalami lebih banyak masalah, di lain waktu saya lebih baik. Menurutku itu ada hubungannya dengan pengalaman, feeling dan pemahaman tentang motor, campuran dari semua hal tersebut,” tegas rider Mooney VR46 itu.
“Pecco membuat satu kesalahan lebih banyak ketimbang saya, karena saya hanya 1 kali crash,” tambah Bez (Bagnaia crash di Las Termas, Austin dan Le Mans setelah bertabrakan dengan Maverick Vinales sementara Bezzecchi crash di Jerez).
Marco Bezzecchi : Pecco Paling Unggul di Kualifikasi
Sebagai informasi, sprint MotoGP menempuh lebih dari setengah jarak dan memperebutkan setengah dari jumlah poin (12 poin untuk pemenang dan 1 poin untuk posisi ke-9). Setelah 8 Grand Prix, pemimpin klasemen Francesco ‘Pecco’ Bagnaia adalah pembalap yang paling diuntungkan dari balapan hari Sabtu. Dari 194 poin yang dikumpulkannya, 74 poin berasal dari sprint race, memberikan kontribusi yang signifikan untuk keunggulan 35 poinnya atas Jorge Martin yang menjadi runner-up.
Inilah daftar klasemen jika hanya memperebutkan poin pada hari Minggu seperti tahun lalu:
- Pecco Bagnaia – Ducati, 120 poin
- Marco Bezzecchi – Ducati, 117
- Jorge Martin – Ducati, 100
- Johann Zarco – Ducati, 90
- Luca Marini – Ducati, 71
- Brad Binder – KTM, 67
- Aleix Espargaro – Aprilia, 56
- Fabio Quartararo – Yamaha, 56
- Jack Miller – KTM, 54
- Alex Marquez – Ducati, 54
Jika melihat daftar di atas, kesimpulannya adalah Pecco Bagnaia tetap kokoh memimpin klasemen tetapi hanya unggul 3 poin dari Bezzecchi. BTW, saat ini Bez kalah 36 poin dari Pecco.
“Sekarang bukan hanya race hari Minggu yang diperhitungkan. Sabtu dan Minggu diperhitungkan. Dan saya suka format ini, saya suka sprint,” tegas pembalap berusia 24 tahun itu.
Lebih lanjut rider asal Rimini-Italia itu menjelaskan, “Tapi pendekatannya sedikit berbeda. Jika kita tidak start dari depan, itu akan sangat sulit. Ada sirkuit di mana manuver menyalip sedikit lebih mudah, tapi trek yang lain lebih sulit. Tapi itu semua sangat tergantung pada time attack kita. Time attack telah menjadi hal sangat penting. Agak menyebalkan karena kita mengejar waktu sepanjang waktu dan kita lebih sedikit bekerja di atas motor.”
Murid Valentino Rossi itu melanjutkan, “Dan saat ini levelnya sangat tinggi dan semua orang sangat pandai melakukan fast lap. Jadi itu adalah sesuatu yang harus kita kerjakan sepanjang waktu, kita tidak akan pernah berhenti. Untungnya, time attack-ku bagus di Assen. Tapi jika kita sedikit menganalisisnya, Pecco membuat perbedaan di kualifikasi.”
“Dia meraih pole position tiga kali berturut-turut (sebelum Assen), atau setidaknya selalu start di barisan depan (Pecco hanya melewatkan satu kali pole position yakni saat start di posisi ke-5 di grid Jerez, ditambah 4 kali berada di pole position dalam 8 seri). Di sisi lain, bagi saya itu bergantian antara kualifikasi yang bagus dan tempat ke-7. Saya harus mengatur untuk mengerjakan hal ini, maka hasil sprint bisa terlihat berbeda,” pungkas Marco Bezzecchi.
Sama seperti di Assen, saat rider VR46 itu baru saja merayakan kemenangan sprint pertamanya dari pole position.