RiderTua.com – Pembalap MotoGP Pramac Racing, Jorge Martin diundang dalam sebuah podcast di mana dia menceritakan beberapa hal menarik sepanjang karier olahraganya.. Dia mulai dengan berbicara tentang permulaannya dan pengorbanan yang telah dilakukan keluarganya untuk Jorge Martin untuk sampai ke tempatnya sekarang. Pembalap asal San Sebastian de los Reyes itu mengungkit berbagai situasi yang dialaminya, baik sebelum di MotoGP maupun selama di Kejuaraan Dunia. Untuk MotoGP saat ini dia menilai: Tahun-tahun ini di MotoGP memang ada perang psikologis namun lebih sedikit dan kurang ‘menggigit’ dibandingkan dengan saat Valentino Rossi..
Kesulitan yang dihadapi saat memulai karir, “Saya (sepertinya) akan berhenti balapan saat itu karena mereka berdua (orang tuanya) menganggur selama satu setengah tahun.. Keluarga saya membiayai saya agar saya bisa balapan, tetapi jumlahnya kecil, tidak ada yang istimewa. Kemudian saya beruntung atau saya berada di tempat yang tepat pada saat saya bergabung di sekolah promosi yang membayar hampir semua biaya. Berkat itu saya bisa sampai di sana,” kata Martin tentang apa yang terjadi di masa lalu.

Bagaimana tanggapan fans jika Martin kalah?.. Salah satu hal yang mereka pertanyakan adalah apakah itu terjadi seperti di sepak bola dalam hal fans yang marah karena kalah. “Di balap sepeda motor tidak ada kebencian sebanyak di sepak bola. Ketika Anda kalah, Anda menyadari bahwa kita kalah. Tapi banyak juga yang mengkritik. Saya mencoba untuk menjauh dari media sosial seperti Twitter misalnya, bahkan tahun ini saya menghapus aplikasi di ponsel saya agar tidak membaca apa pun. Anda harus mencoba melupakan, karena Anda tahu untuk apa Anda bekerja dan apa yang Anda hargai,” kata Martin.
Selain itu, dia menceritakan crash hebat tahun lalu di Portimao.. “Saya hanya ingat saat ‘terbang’ dan tetiba saya sudah bangun di rumah sakit. Saya merasa melaju di sekitar 170 km/jam, meskipun saya tidak melaju secepat itu. Ada benturan yang sangat kuat di kepala. Saya terbangun dengan cahaya yang sedikit demi sedikit terbuka dan saya mulai menemui dokter. Sepertinya mimpi pada awalnya, saya tidak mengerti apa-apa. Saya ingat bahwa saya berada di kursi roda selama sebulan dengan tangan dan kaki saya digips dan itu sulit. Dan itu satu-satunya saat saya berpikir untuk benar-benar meninggalkan balapan,” kata Jorge Martin.
Kontroversi antar Pembalap
Terkait kontroversi antar pembalap di MotoGP dia berujar, “Kita selalu mengalami kesulitan dalam balapan dan ada gesekan-gesekan.. Ada kalanya kita harus memotivasi diri sendiri karena jika tidak, Anda tidak dapat maju. Ketika saya masih muda, ada seorang pembalap Italia yang bertarung dengan saya, yang membuat saya bertengkar. Tapi sekarang di MotoGP semuanya lebih tenang. Tahun-tahun ini ada lebih sedikit perang psikologis dibandingkan dengan Valentino Rossi dengan Sete Gibernau, dengan Biaggi, yang ‘melompat’ sepanjang hari. Sekarang ada rasa hormat, kami memiliki komisi keamanan dan kami berusaha meningkatkan keamanan,” kata pria asal Madrid itu.

Menjaga mental tetap kuat di MotoGP. “Aku sudah memikirkannya, aku tidak punya siapa-siapa untuk membantuku. Saya memiliki pasangan saya (pacar) yang ada di masa-masa sulit. Ada saat-saat ketika saya tidak akan memberi tahu Anda tentang depresi, tetapi pada saat hal-hal tidak berjalan dengan baik, kita akan mengatakan ‘Saya bahkan tidak bahagia’. Saya bekerja setiap hari, saya berusaha dan kemudian semuanya tidak berhasil. Ini sangat sulit, tetapi pada akhirnya keinginan dan rasa ingin menang-lah yang harus Anda naikkan kembali,” aku Martin.