RiderTua.com – Saat ini Andrea Migno berperan sebagai analis data di tim VR46. Mantan pembalap tersebut bertugas untuk menganalisis gaya balap para pembalap tercepat di grid untuk menemukan kunci kecepatan mereka.
Migno mencoba menganalisa jalannya MotoGP musim 2025. “Dari luar, sangat sulit untuk melihat perbedaan karena catatan waktu para pembalap sangat berdekatan. Hanya ‘mata’ yang sangat teknis seperti Casey Stoner atau Vale (Valentino Rossi) yang dapat melihatnya,” kata rider asal Italia itu.
Andrea Migno: Ucapan Pembalap yang Banyak Menang dan Gelar Dunia Lebih Didengar, Nyindir Siapa Nih Bos?

Setelah menderita karena cedera panjang dan terpuruk di tim Repsol Honda karena mendapati RC213V tak lagi kompetitif, musim ini Marc Marquez kembali menemukan performa terbaiknya setelah bergabung di tim pabrikan Ducati Lenovo. The Baby Alien berhasil memenangkan juara dunia setelah memenangkan 11 kemenangan dalam race utama dan 14 sprint pada 2025.
Terkait dominasi Marquez musim ini, Andrea Migno mengatakan, “Dia sedikit meningkatkan standar di beberapa area. Dia melakukan hal-hal tertentu yang kemudian ditiru rider lain, agar bisa membalap seperti dia. Seperti yang dilakukan Jorge Martin 2 tahun lalu. Saat itu dia menaikkan standar dengan gaya balap yang cukup ekstrem, yakni dengan memiringkan tubuhnya hingga membuat bahunya hampir menyentuh aspal, bukan sikunya. Marquez juga sedikit mengubah gaya balapnya untuk memanfaatkan potensi motor MotoGP saat ini sepenuhnya. Marco Bezzecchi mendekati levelnya, mungkin satu-satunya pembalap yang mampu menantangnya.”

Di sisi lain, Pecco Bagnaia mengalami musim yang buruk pada 2025. “Ini kombinasi dari beberapa faktor. Motor tidak berperilaku seperti tahun lalu. Karena tahun lalu, 6 Ducati selalu konsisten finis di 6 besar. Tahun ini, motor ini (GP25) membuat ridernya sedikit kesulitan baik Diggia (Fabio Di Giannantonio) maupun Pecco. Justru yang paling sedikit mengalami kesulitan adalah Marc Marquez,” tegas Migno.
Ketika Ducati mengalami kesulitan, pabrikan lain justru meningkat tajam. “Pabrikan lain banyak berkembang. Honda, Yamaha, KTM, dan Aprilia semuanya meningkat. Jadi, sekarang bukan lagi hanya 6 Ducati yang berada di 6 posisi pertama,” ujar Migno.

Hal ini jelas berdampak pada Pecco Bagnaia, yang bisa terlihat dari meningkatnya ketegangan di dalam garasinya. “Saya pribadi selalu cenderung berpihak pada pembalap. Dalam artian bahwa, masalah teknis yang dikeluhkan pembalap seringkali dianggap hanya sebagai alasan atau pembelaan diri. Tetapi pada akhirnya, hanya pembalap yang berada di atas motor yang tahu apa yang harus dikatakan,” tegas Migno.
Andrea Migno melanjutkan, “Apalagi kalau ‘catatan’nya dipenuhi kemenangan dan gelar dunia, maka semua yang diucapkannya memiliki bobot yang lebih besar. Kepercayaan adalah segalanya. Ketika semuanya berjalan lancar, menjadi mudah dilihat. Semua menjadi berteman, kepala kru dianggap yang terbaik, semuanya sempurna. Tetapi ketika muncul masalah, saat itulah kita bisa melihat siapa yang ada untuk kita dan siapa yang tidak.”






