RiderTua.com – Mungkin untuk sekarang mobil listrik belum banyak dilirik oleh konsumen first buyer di Indonesia, tapi ini tidak berlaku di Negeri Tirai Bambu. Sebab mobil ramah lingkungan yang satu ini mulai dicari oleh first buyer, dan jumlahnya disebut akan terus meningkat.
Penjualan Mobil BEV Masih Cukup Stabil Hingga Kini
Memang mobil ramah lingkungan tidak hanya sebatas pada mobil listrik saja, ada juga mobil hybrid dan PHEV. Namun model BEV yang cukup populer di pasar global, terlebih dengan banyaknya merek mobil yang menghadirkan mobil jenis ini dan kebanyakan berasal dari Negeri Tirai Bambu. Berbicara soal negara ini, diketahui model listrik disana semakin laris terjual dan kini diincar oleh konsumen first buyer.

Ini terdengar cukup menarik, sebab konsumen first buyer di Indonesia belum banyak melirik mobil listrik. Dengan alasan sebagian besar modelnya dibanderol cukup mahal, walau kini sudah ada mobil dengan harga lebih terjangkau, seperti Wuling Air EV dan BYD Atto 1. Tapi di Negeri Tirai Bambu, pilihannya jauh lebih beragam dan banyak yang dibanderol kurang dari Rp 100 jutaan.
Selain itu, dari hasil survei yang dilakukan Bloomberg Intelligent, 47 persen konsumen first buyer disana tertarik untuk membeli model BEV. Dengan pilihan model BEV yang ditawarkan semakin beragam di pasar, membuat konsumen semakin tertarik untuk membeli mobil jenis ini. Asalkan kalau insentifnya masih dipertahankan, sebab harganya yang murah karena mendapatkan insentif.

Masa Berlaku Insentif
Sebelumnya insentif mobil listrik di Negeri Panda akan habis masa berlakunya akhir tahun ini, dan mulai tahun depan model yang dijual disana tidak akan mendapat keringanan harga lagi. Mungkin ini bisa menjadi sesuatu yang dikhawatirkan oleh produsen, tapi kalau produksinya tetap berlanjut, itu sudah tidak lagi dikhawatirkan. Ini juga berlaku di Indonesia, dimana insentifnya tidak akan dilanjutkan tahun depan.

Bahkan dengan adanya insentif, konsumen first buyer disini masih belum banyak yang tertarik dengan model BEV murah.






