RiderTua.com – Bro & Sis sekalian, Kebangkitan Marc Marquez ke level performa terbaiknya di lintasan balap musim 2025 ini, merupakan hasil nyata dari adaptasinya yang sukses dengan motor Desmosedici dan dukungan penuh dari pabrikan Ducati. Michelle Pirro, tes rider Ducati, menyayangkan cedera baru (insiden Mandalika – GP Indonesia, dengan Bezzecchi), yang datang di saat yang paling tidak tepat…”Setelah memenangkan Kejuaraan Dunia, itu bukanlah yang ia butuhkan,” katanya..
Sudah bukan rahasia lagi bahwa 2025 adalah tahunnya Ducati.. sekali lagi, dan merupakan sejarah. Dan kalau harus menyebut catatan negatif yang bisa dilihat dari musim ini, selain kesulitan Francesco ‘Pecco’ Bagnaia mengendarai GP-25, cedera Marc Marquez tepat setelah mengunci gelar juara dunia jelas jadi yang paling menonjol..
Pirro Bangga: Marc Marquez Juara Lagi, Levelnya Udah Balik..Terima Kasih Ducati

Crash dengan Marco Bezzecchi di GP Indonesia memaksanya naik meja operasi lagi untuk memperbaiki cedera bahu kanannya, sisi tubuh yang paling sering jadi masalah buat pembalap Spanyol itu setelah “drama” panjang dengan lengannya.. Untungnya, cedera baru ini tidak merusak area di mana ia telah menjalani empat operasi, tapi proses penyembuhannya tetap butuh ketat disiplin dan nggak boleh salah langkah kalau tak mau kambuh lagii..
Karena itu, Marc Marquez musim ini harus berhenti balapan lebih cepat sebelum muism berakhir… Ia baru akan kembali naik motor Ducati pada tahun 2026, bahkan untuk tes Valencia, yang harus ia jadi penonton dari pinggir lintasan. Meski begitu, ia tetap memperhatikan dengan saksama semua yang diuji.
Sementara itu, Michele Pirro hadir di dua dari empat seri terakhir musim ini. Rider asal Italia itu menjadi pembalap pengganti sebelum kembali bertugas sebagai tes rider, membuka peluang bagi Nicolo Bulega, yang telah merampungkan balapan Superbike-nya.

Dalam sebuah obrolan dengan media Gazzetta dello Sport, Pirro bercerita tentang musim yang dilalui pembalap Spanyol itu, ikut merasa sedih dengan cedera barunya.. “Saya harus menggantikan Marc Marquez yang sedang sial karena mengalami cedera. Setelah memenangkan Kejuaraan Dunia, itu jelas bukan hal yang ia perlukan..”
“Dari sudut pandang pembalap, berada di rumah sakit dan menjalani operasi itu bukanlah hal yang ideal,” tambah pembalap Italia tersebut, yang juga menyoroti sisi positif dari tahun yang luar biasa bagi pebalap Spanyol tersebut, di mana ia kembali menang, musim yang ia tutup dengan gelar kesembilan dan yang pertama dengan Ducati..
“Tapii.. saya puas dengan musim yang hebat ini di MotoGP. Marc sudah kembali ke level aslinya, dan ini juga terjadi berkat Ducati. Saya senang dan bangga..” katanya..
Namun di sisi lain garasi, suasana justru kebalikannya… Bahkan, sangat membuat frustrasi disaat satu pebalap bisa begitu mendominasi sementara yang lain tidak dapat menemukan solusi atau nggak tahu apa penyebab masalah motornya… “Pecco Bagnaia menjalani paruh pertama musim yang positif, tetapi kemudian ia mengalami serangkaian kondisi performa naik-turun,” kata Pirro..

Namun tes rider Ducati itu kini merasa senang dan percaya diri setelah melakoni uji coba intensif di Valencia… di mana mereka berhasil menemukan beberapa solusi untuk Pecco… Sang juara dunia dua kali menutup tes dengan senyum, dan itu penting buat mengembalikan mental sebelum tes berikutnya…
“Di musim 2026 nanti, semuanya akan reset dan mulai dari nol lagi…!!.. Ini adalah sesuatu yang membuat kami bangga..” kata Pirro, seraya menambahkan bahwa ia juga sangat senang dengan keterlibatannya dalam keseluruhan proses..
Dan, meskipun Pirro telah banyak belajar dari beberapa nama-nama besar di dunia balap, keinginan untuk mendapatkan tempat permanen di grid akan selalu ada.. “Saya telah bersama Ducati sejak akhir tahun 2012, dan semua juara memiliki karakteristik uniknya masing-masing. Saya ingat aspek positif dan negatif dari masing-masing. Secara keseluruhan, saya harus menyingkirkan karier saya sendiri…. Sebenarnya saya ingin menjalani beberapa musim sebagai pembalap penuh waktu di MotoGP. Itu sisi yang bikin nyesek buat saya…..”

Saya sudah melihat banyak karakter pembalap, dari Jorge Lorenzo hingga Andrea Dovizioso, dan Casey Stoner. Stoner, khususnya, memiliki bakat yang luar biasa. Di Phillip Island dia benar-benar luar biasa… Saya ingat ketika suatu waktu dia menjelaskan cara menginterpretasi tikungan kepada Lorenzo dan Dovizioso, juga kepada saya.
Dia seperti tidak berbicara kepada seorang anak kecil, melainkan kepada dua juara dunia… Sekarang saya menghadapi generasi baru, yang memiliki daya tarik tersendiri. Evolusi inilah yang membuat saya untuk terus bersemengat,” pungkas Michelle Pirro, mengenang tahun-tahun kerjanya di Ducati dan hubungannya dengan para pembalap yang datang dan pergi di tim tersebut….






