RiderTua.com – Belakangan ini makin banyak mobil listrik baru yang diluncurkan di Indonesia, dari model SUV dan MPV, sampai hatchback dan city car. Tapi diketahui insentifnya tidak akan berlanjut sampai tahun depan, dan ini termasuk insentif untuk mobil CBU.
Insentif BEV Rakitan Lokal dan CBU Tidak akan Dilanjutkan?
Hingga tahun ini, sudah ada berbagai macam mobil listrik yang dijual di Indonesia, dan kebanyakan modelnya berupa mobil SUV. Walau begitu, tidak sedikit ada yang menjual mobil MPV, city car, hingga hatchback listrik, contohnya Geely EX2 yang dirilis beberapa minggu lalu. Tentunya ini bisa menambah lebih banyak pilihan di pasarnya, apalagi harganya yang cukup beragam.

Tapi muncul masalah besar soal insentifnya yang tidak akan dilanjutkan mulai tahun depan, baik insentif untuk mobil rakitan lokal maupun impor. Alhasil produsen harus bersiap untuk menghadapi tahun tanpa insentif mobil listrik, dan ini juga bisa berpengaruh besar pada penjualannya. Sebab tanpa adanya insentif, harga mobil bisa lebih mahal, bahkan kalaupun modelnya sudah dirakit lokal.
Sebenarnya alasan mengapa insentifnya tidak dilanjutkan karena kini sudah ada banyak produsen yang merakit mobilnya disini. Tapi tidak semuanya memproduksinya secara lokal, terlebih masih ada yang melakukan persiapan produksinya, seperti BYD dan VinFast. Keduanya akan merakit mobilnya mulai awal tahun depan, itupun kalau tidak ada halangan lainnya dalam persiapan tersebut.

Merek Mobil Premium
Sementara itu, merek mobil premium sepertinya harus menjual mobil listriknya tanpa adanya insentif mulai tahun depan, dengan merek seperti Denza, Maxus, dan XPeng yang berjualan mobil disini. Padahal satu-satunya mobil yang dijual Denza di Indonesia, yaitu D9, cukup laris terjual dengan ribuan unit bisa terjual tiap bulannya. Bahkan penjualan D9 sudah mampu mengungguli rival terkuat di segmennya seperti Toyota Alphard hingga Lexus LM.

Sementara itu, pasar roda empat masih belum kondusif akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu sepanjang tahun ini. Sehingga ini berdampak pada penjualannya, dan targetnya sudah tidak tercapai lagi.






