RiderTua.com – Sejak datang ke Kejuaraan Dunia Balap Motor pada 2021, nama Pedro Acosta langsung melambung ketika dia berhasil menjadi juara dunia Moto3 pada debutnya di tahun tersebut. Kemudian di tahun keduanya di Moto2, rider asal Murcia Spanyol itu sukses merayakan gelar dunia pada 2023..
Paddock MotoGP dibuat terpana dengan kedatangan seorang pembalap dengan bakat luar biasa yang mampu menyerap tekanan, berkembang dalam waktu singkat, dan mempertahankan gaya pribadi yang memadukan ketegasan, ke’otentik’an, dan daya saing yang tinggi. Hal ini mengingatkan kita pada para pembalap top seperti Marc Marquez, Valentino Rossi dan lainnya.
Pedro Acosta: Ingin Pergi ke Tim Dimana Saya Bisa Menang, Hengkang dari KTM Pada 2027?
Pada 2024, Pedro Acosta naik ke MotoGP bersama tim Tech3 KTM (waktu itu GasGas). Hasil terbaiknya adalah finis ke-2 di GP Amerika dan Indonesia serta hanya menempati peringkat 6 dalam klasemen akhir. Dia dipromosikan ke tim pabrikan Red Bull KTM pada tahun berikutnya. Lagi-lagi dia belum juga mampu meraih kemenangan perdananya di kelas utama. Hasil terbaiknya adalah finis ke-2 di GP Hungaria, Indonesia, dan Malaysia. Namun di klasemen akhir, peringkatnya naik dibandingkan tahun lalu dimana rider berjuluk Baby Shark itu berada di peringkat 4.
Namun Acosta tetap memiliki pandangan yang positif dan berhasil mengubah tekanan menjadi rutinitas. “Rasanya sudah lama sekali, tetapi baru 4 atau 5 tahun. Semua mata tertuju pada kita, itu sudah menjadi hal yang biasa. Saya rasa menjadi pembalap MotoGP itu seperti membeli sebuah ‘kotak’ yang di dalamnya terdapat ini dan itu. Kita harus menerimanya,” ujar rider berusia 21 tahun itu.
Acosta sempat kesulitan di paruh pertama musim 2025, tapi dia sangat menikmati paruh kedua musim yang dibuktikannya dengan meraih beberapa podium. “Bahkan lebih menyenangkan daripada tahun pertama saya di MotoGP. Meskipun menyamai jumlah podium dari musim sebelumnya, tapi saya kehilangan banyak waktu, itulah masalahnya,” imbuh rekan setim Brad Binder itu.
Kini MotoGP lebih menuntut dan tim harus cepat bereaksi. Level teknis secara keseluruhan juga banyak meningkat. “Aprilia membuat lompatan besar, Ducati tetap mendominasi, dan Marc Marquez menjadi nomor satu sepanjang musim. Di sisi lain, KTM tertinggal. Saya rasa kami tidak membaik setelah libur musim dingin,” ujar Acosta.
RC16 yang tak kunjung bisa menang dalam balapan, membuat Acosta frustrasi. “Begitulah hidup. Saya melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar di trek, bahkan di tahun yang sulit. Ketika kita berjuang tanpa tujuan, kesenangannya pun hilang. Saya rasa saya ingin pergi ke tempat di mana saya bisa menang… Saya butuh alat yang lebih baik untuk menang. Hal-hal lain tidak penting,” pungkasnya, menyisakan tanda tanya apakah dia akan meninggalkan KTM pada 2027 ketika kontraknya dengan pabrikan asal Austria itu habis. Mungkin ke tim VR46 pakai Ducari…?
Baca: HOT! Pintu VR46 Terbuka! Pedro Acosta Hanya Tertunda Hingga 2027 Karena Kecewa Pada KTM
