RiderTua.com – Maverick Vinales, berbicara terus terang tentang Yamaha..tentang penyesalan di masa lalu, yang terburu-buru memutus kontrak sebelum waktunya.. Jika dia bisa lebih bersabar, dia masih bisa menikmati gaji dari Yamaha, yang dia ‘buang’ sia-sia… gaji yang hilang percuma, yang saat ini cuan penting untuk keluarga…
Namunn.. bagaimanapun waktu biasanya bisa menyembuhkan semua luka, atau paling tidak membuat semuanya lebih jelas.. Sudah beberapa tahun sejak Maverick Vinales jadi bintang utama salah satu drama yang paling panas dalam satu dekade terakhir di MotoGP.. Ketika dia tiba-tiba memutuskan kontraknya dengan Yamaha di pertengahan musim 2021….

Sekarang, Vinales jauh lebih tenang dan matang.. pembalap asal Catalunya itu memutuskan untuk membuka rahasianya… Berbeda jauh dari pebalap ‘mengamuk’ yang meninggalkan pabrikan Yamaha melalui pintu belakang… Pembalap yang kini membela KTM itu kini mengakui bahwa, dengan pengalaman yang ia kumpulkan selama beberapa tahun terakhir, jika bisa di ulang, mungkin ia bakal menangani perpisahan itu dengan cara yang berbeda….
Maverick Vinales Akui Menyesali Keputusannya Buru-buru Tinggalkan Yamaha yang Gajinya Besar: Lebih Baik Ambil Duitnya Dulu!

Dalam obrolan tanpa sensor di acara podcast Dura La Vita, Vinales mengakui bahwa cara dia menghadapi krisis saat itu terjadi karena momen panas dan kurangnya pengalaman…
Kalau ia menghadapi lagi situasi yang serupa dengan pola pikir saat ini, faktor uang akan berbicara alias jadi faktor penentu… “Dengan pengalamanku yang sekarang, saya akan melanjutkan kontrak (bertahan), ambil gajinya dulu, dan baru pindah pabrikan. Pada akhirnya, aspek keuangan penting buwat keluarga,” tegasnya…
Bagi Maverick yang sekarang, jalur terbaik untuk masalah seperti itu adalah bertahan, menghadapi badai, selesaikan kontrak dulu, dan mencari jalan keluar yang lebih rapih… “Aku masih punya satu tahun lagi kontrak saat itu… Sekarang aku akan melakukannya dengan cara yang berbeda, juga demi keluarga saya, dengan apa yang sudah aku pelajari… akan lebih bijak jika saya tetap tinggal, mencari waktu untuk berfikir, dan mencari ketenangan yang cukup untuk mengelola rasa frustrasi itu.”

Meskipun begitu, Vinales tidak melupakan tekanan berat yang ia alami di dalam garasi itu. Walaupun dompetnya bakal jauh lebih tebal kalau ia bertahan… kesehatan mentalnya saat itu sudah tidak mampu lagi bertahann… Keputusan berpisah itu, meski terasa pahit dalam karier balapnya, justru jadi penyelamat di sisi pribadinya.
“Saat aku meninggalkan Yamaha, saya kehilangan beban yang sangat berat, aku bisa bernapas lega lagi,” kata Maverick, yang saat itu merasa seperti tercekik di garasi Yamaha… “Di momen itu, saya membutuhkan perubahan. Sebagai pribadi, aku bakal makin mandek kalau tetap di sana….”
Awal Cerita……..
Untuk bisa memahami akhir ceritanya, kita harus melihat dari awalnya dulu… Kedatangan Vinales ke Yamaha pada tahun 2017 awalnya terlihat seperti pasangan sempurna untuk mengalahkan dominasi Marquez… Awal mulanya, sungguh, seperti mimpi. Maverick mewarisi motor M1 yang ditinggalkan Jorge Lorenzo, dan langsung nyetel dengan motornya.
“Pada 2016, mereka memberiku motor Jorge, identik, motor yang sama dengan motor di akhir pekan, tanpa sayap depan, karena sudah dilarang saat itu,” kenangnya.
Dalam tes pertama di Valencia, Vinales melesat tanpa perlu berusaha keras… “Bergabung dengan Yamaha waktu itu rasanya seperti: akhirnya datang kesempatan besar untuk membuktikan siapa aku…”

Keunggulan yang ia tunjukkan dalam tes pramusim membuat para insinyur Jepang tercengang..!!! Catatan waktu terbaiknya diperoleh dengan sangat mudah… ”Ketika orang Yamaha melihat catatan waktunya, mereka seolah tak percaya,” jelasnya.. Setelah mendominasi tes Sepang, Vinales bahkan sempat mengeluarkan peringatan kepada timnya sendiri agar tidak mengubah papaun dengan motornya… “Motor ini kalian ‘bungkus’ dan bawa apa adanya ke balapan.” Tapi arah pengembangan motor Jepang itu mulai melenceng….!!
Kenyataan pahitnya muncul saat balapan yang sebenarnya dimulai…. Motor yang mendarat di balapan pertama bukan lagi motor cepat yang dijinakkan Maverick selama musim dingin…!? “Kami tiba di balapan pertama di Sepang dan itu motor lain…motornya berbeda…. motor masih baru,” keluhnya.
Perubahan ban semakin menghancurkan harapan Vinales, memperlihatkan kelemahan yamaha yang masih terlihat hingga saat ini… “Lalu mereka mengganti ban depan dan selesailah sudah, tidak ada lagi cengkeraman (grip). Sekarang pun terlihat, Yamaha tanpa grip itu seperti tidak bisa melaju..”
Kaget dengan Pengaruh Valentino Rossi di Yamaha
Satu tim bersama Valentino Rossi, ikon besar pabrikan Yamaha, merupakan pengalaman positif bagi Maverick, yang terkejut dengan dengan besarnya pengaruh sang legenda… “Rasanya luar biasa, itu pertama kalinya saya bertanding melawan idola saya, dan berhadapan secara langsung, dengan motor yang sama,” kenangnya, meskipun ia menggarisbawahi pengaruh ‘VR46’… “Rossi punya pengaruh besar di Yamaha, dan itu pengalaman yang menyenangkan. Ia seperti sudah memenangkan kepercayaan semua orang di sana….”

Perbedaan arah teknis mulai pecah di 2018… Pabrikan mengambil arah pengembangan yang berlawanan dengan permintaan Vinales, yang berujung pada musim yang buruk dan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya… perusahaan Jepang tersebut mengeluarkan permintaan maaf kepada publik.
“Pada 2018, mereka tidak memilih apa yang aku inginkan, dan aku sangat marah sebagai pembalap. Aku sangat yakin dengan apa yang harus dilakukan untuk menang, tetapi mereka tidak mengikuti cara saya,” kata Vinales, mengingat bahwa M1 adalah motor yang tidak bisa berhenti di tikungan, mesinnya kurang bertenaga, dia tidak menyukainya….
Puncak masalahnya datang pada musim 2020… tahun yang ditandai dengan masalah keandalan yang tidak boleh dilanggar bagi tim pabrikan, yang mengakibatkan sanksi terhadap Yamaha karena mengutak-atik mesinnya karena sejumlah klep (valve) yang rusak…
“Pada tahun 2020, saya menjalani musim itu hanya dengan empat mesin. Ada masalah pabrikasi (Masalah pada proses produksi/komponen mesin, tepatnya batch katup (valves) yang cacat pabrik di mesin Yamaha 2020)… Aku bahkan harus start dari pit lane,” kenangnya tentang tahun di mana ia mengakhiri musim di posisi 6, dan itu pun rasanya sudah seperti keajaiban….






