RiderTua.com – Fabio Quartararo sudah menghabiskan seluruh karier MotoGP-nya bersama Yamaha. Ia menjadi juara dunia pada tahun 2021, runner-up setahun setelahnyaa… dan memenangkan 11 balapan, 21 pole position, dan 32 podium… Sejak tahun 2023, performanya menurun..hasilnya buruk, tanpa kemenangan dan hanya satu podium dalam dua tahun terakhir…!! Situasi rumit ini memunculkan banyak keluhan dari sang pembalap Prancis tersebut…
Fabio Quartararo Bimbang, Yamaha Meradang, Toprak Razgatlioglu Menantang
Selama tiga tahun terakhir, Yamaha gagal memberinya motor yang bisa menang. ‘El Diablo’ hanya finis di posisi ke-13, ke-10, dan ke-9 di Klasemen pembalap MotoGP. Statusnya sebagai salah satu pebalap dengan gaji tertinggi di MotoGP memang tidak banyak menghibur.. tidak membuatnya puas secara prestasi..
Ia akan tetap menunggangi M1 pada tahun 2026, tetapi pembicaraan tentang bursa transfer pebalap berikutnya sudah berjalan. Tim-tim papan atas akan berusaha mempertahankan bintang-bintang mereka, Marc Marquez (Ducati), Fabio Quartararo (Yamaha), Pedro Acosta (KTM), dan Marco Bezzecchi (Aprilia). Namunn.. untuk tahu arah pasar rider dengan jelas, kita harus menunggu paruh pertama musim depan..
Dalam beberapa bulan terakhir, Quartararo sering berbicara cukup pedas tentang motornya. Pebalap berusia 26 tahun asal Nice itu menyampaikan pendapatnya tanpa tedeng aling-aling, bahkan layaknya sebuah ancaman.. jika tahun depan ia tidak memiliki motor pemenang, ia akan pindah pabrikan. Ucapan ini sepertinya tidak diterima dengan baik oleh pihak pabrikan yang bermarkas di Iwata, terutama direktur olahraga Paolo Pavesio, yang memahami alasannya.
“Dari sisi manusiawi, saya mengerti rasa frustrasi yang terkadang dirasakan… Tapi kami semua profesional dan sedang melalui proses ini bersama-sama. Kami menawarinya kesempatan untuk membalap untuk Yamaha, dan dia menerimanya… Pada tahun 2025, kami menunjukkan bahwa kami dapat membalikkan keadaan,” kata manajer asal Italia itu….
Di kejuaraan MotoGP terakhir, Fabio Quartararo secara signifikan memperkecil jarak ke posisi pole, meraih lima pole position, dan sepuluh kali start dari baris terdepan. Di flying lap, Yamaha M1 membuat lompatan signifikan. Beberapa komentar pebalap Prancis itu kurang mengenakkan… “Terlalu banyak mengeluh di depan umum tidak membantu usaha perusahaan…Di olahraga berbasis mesin tidak ada yang instan,” kata Paolo Pavesio….
Pabrikan Jepang ini sudah merekrut staf teknis baru untuk mempercepat evolusi prototipe. Tapi semua itu tetap membuthkan waktu dan kesabarann… Pesannya jelas: masalah internal sebaiknya diselesaikan di dalam tim, bukan diumbar ke luar…. “Keluhan di muka umum bukan bagian dari proses perbaikan yang sehat… Momen-momen sulit itu wajar dalam semua aspek, tetapi secara teknis, saya rasa kami mencapai titik terendah tahun lalu… Kami lebih sibuk dari sebelumnya di MotoGP dan ingin kembali ke puncak. Begitu aturan mainnya dalam balap, dan Yamaha tidak bisa berbuat lebih banyak lagi…..”
Toprak Tetap Tenang…
Masuknya Toprak Razgatlioglu ke dalam keluarga besar Yamaha menciptakan bayangan ancaman nyata bagi status Fabio Quartararo sebagai pembalap utama tim garpu tala di masa depan. Meskipun Quartararo adalah juara dunia dan wajah MotoGP bagi Yamaha, performa YZR-M1 yang stagnan dan spekulasi tentang masa depannya telah membuka celah, dan Toprak, sebagai juara World Superbike yang memiliki talenta alami, agresif, dan selalu dikaitkan dengan kursi MotoGP, menjadi kandidat internal yang paling siap dan kuat.
Jika Quartararo gagal menemukan kembali kecepatannya atau memilih mencari tantangan baru di pabrikan lain, Yamaha tidak perlu mencari jauh… bakat Toprak Razgatlioglu yang sudah teruji menempatkannya di posisi ideal untuk menggusur Quartararo dan mengambil alih peran lead rider di tim pabrikan tersebut… time will tell….
