RiderTua.com – Pada lap pertama MotoGP Valencia, Johann Zarco mengerem terlalu lambat dan kemudian melebar di tikungan 4. Akibatnya, Pecco Bagnaia yang saat itu berada di samping kirinya tersenggol lalu terjatuh di gravel. Rider LCR Honda itu pun harus menerima konsekuensinya, dia dihukum long lap penalti atas tindakannya tersebut.
Zarco kehilangan peluang untuk finis di 10 besar. Setelah menjalani long lap penalti dia turun ke posisi 17. Pada akhirnya, rider Prancis itu hanya finis di posisi ke-12 tertinggal 21,826 detik dari pemenang Marco Bezzecchi.
Johann Zarco Membuat Pecco Bagnaia Terjatuh : Saya Menghindari Tabrakan dengan Brad Binder

Johann Zarco menjelaskan, “Motor saya menjadi tidak stabil setelah Tikungan 3, dan itu jelas terlihat bodoh. Kasihan Pecco. Saya ingin menyerang Fabio Quartararo karena saya menduga dia mengalami masalah teknis. Saya ingin menyalipnya secepat mungkin agar tidak kehilangan waktu.”
“Ketika saya memutuskan untuk menyalipnya, sulit untuk memperlambat motor agar tidak menabrak Brad Binder. Jika saya berbelok di Tikungan 4 seperti biasa, saya pasti akan menabrak Brad. Jadi saya menghindarinya, tetapi itu membuat saya melebar dan saya melewati racing line Pecco. Saya sudah menduga akan mendapat penalti. Meskipun niat awal saya agar tidak menabrak Brad, saya malah menabrak pembalap lain,” imbuh rider berusia 35 tahun itu.
Setelah menyelesaikan long lap penalti, Zarco kesulitan menemukan ritmenya. “Saya agak kesulitan dan tidak ingin melakukan manuver yang tidak perlu untuk menghemat ban. Jadi saya menjaga pace secara konsisten. Di belakang Alex Rins saya mengalami masalah yang biasa menimpa saya saat duel. Itu kelemahan saya. Jika saya tidak memiliki feel yang baik pada motor, saya tidak bisa cukup dekat untuk menyalip dengan cepat. Dalam 5 lap terakhir, saya lebih cepat daripada pembalap lain. Saya senang bisa mengejar Joan Mir, karena saya tahu gaya balapnya sangat menguras ban belakang,” jelas calon rekan setim Diogo Moreira itu.

Zarco gagal mencapai targetnya. “Saya ingin finis di 10 besar. Finis ke-7 akan sangat bagus, itu akan mendapat 9 poin seperti yang diincar Honda. Setidaknya Luca Marini berhasil mendapatkannya,” imbuhnya. Dengan finis ke-7, Marini berhasil membuat Honda naik ke peringkat konsesi C sama seperti Aprilia dan KTM.
Usai meraih kemenangan di Le Mans dan podium di Silverstone, performa Zarco terus merosot. Dia hanya mencetak 51 poin dari 15 balapan, yang membuatnya kehilangan peringkat 7 di klasemen. “Saya kecewa kehilangan begitu banyak poin di paruh kedua musim ini. Biasanya saya pembalap yang konsisten, tapi tahun ini tidak. Saya sering mengalami crash. Saya tidak ingin menyerah. Itu pelajaran berharga. Setelah meraih kemenangan dan podium, saya sudah menduga akan lebih sulit tapi tidak sesulit ini,” ujar Zarco yang akhirnya hanya menempati peringkat 12 dengan mengumpulkan 148 poin dalam klasemen akhir.

MotoGP 2025 merupakan musim terpanjang dengan menggelar 22 seri atau 44 balapan. Menurut Zarco hal ini juga berdampak pada kebugaran tubuh. “Kita bisa merasakannya di tubuh dan pikiran kita, menjaga kebugaran tidaklah mudah. Tapi saya senang bisa menyelesaikan musim dengan baik, tanpa cedera meski berulang kali crash,” tegasnya.
Apa target Zarco untuk tahun depan? “Tahun depan kami ingin bersaing untuk memperebutkan podium,” pungkasnya.






