RiderTua.com – Setelah gagal finis karena crash di lap ke-4 dalam sprint, Nicolo Bulega finis di posisi ke-15 dalam race utama MotoGP Portugal. “Sangat penting bagi saya untuk menyelesaikan balapan, karena saya membuat kesalahan layaknya seorang rookie pada hari Sabtu. Satu-satunya target saya pada hari Minggu yakni mencapai garis finis,” ujar pembalap WSBK dari tim Aruba Ducati itu.
Dalam debutnya di MotoGP untuk menggantikan Marc Marquez yang cedera, Bulega berhasil mencetak 1 poin yang cukup mengesankan. “Dalam beberapa lap pertama saya sangat tenang, saya hanya ingin memanaskan ban depan agar tahu bagaimana cara mengerem dengan benar. Sepanjang balapan saya terus berkata pada diri sendiri, ‘jangan mengerem seperti yang kamu lakukan di Superbike, jangan mengerem seperti yang kamu lakukan pada ban Pirelli’,” ungkap rider berusia 25 tahun itu.
Nicolo Bulega : Saat Sprint Saya Melakukan Kesalahan Layaknya Seorang Rookie, Target Race Hari Minggu Hanya Mencapai Garis Finis
Nicolo Bulega menembahkan, “Saya tidak bisa menggunakan gaya balap alami saya dan terus-menerus harus memikirkan cara mengendalikan motor. Sulit untuk bisa secepat itu, karena biasanya kita tidak banyak berpikir saat balapan. Beberapa lap pertama agak sulit, tetapi ketika saya mengejar Miguel Oliveira dan beberapa pembalap di depannya, saya membuat kesalahan di Tikungan 5.”
“Setelah itu saya mampu menyesuaikan gaya balap saya dengan motor dan berhasil mengejar sekelompok pembalap di sekitar Miguel. Tapi kemudian di tengah panasnya persaingan, saya sempat melupakan rencana yang sudah saya persiapkan sebelumnya. Untuk menghindari crash saya harus melebar dan akibatnya kehilangan 2 hingga 3 detik dari Miguel. Saya sempat berusaha untuk mengejar lagi, tetapi sayangnya balapan keburu selesai,” imbuh runner-up WSBK 2024 dan 2025 itu.
Penampilan Bulega dalam debutnya ini cukup mengesankan. Rider Italia itu finis ke-15 tepat di belakang pebalap senior Jack Miller, Alex Rins, dan Oliveira. “Dalam beberapa lap terakhir, saya mencoba menyesuaikan gaya balap saya dengan motor dan saya belajar beberapa hal menarik. Saya akan mencoba menerapkannya sejak awal di Valencia nanti. Lap terbaik saya adalah lap kedua terakhir, ketika ban sudah aus yang membuat saya cukup senang. Jika saya tetap di atas motor dan semakin paham akan banyak hal, pada akhirnya saya bisa lebih cepat,” ujarnya optimis.
Apakah ada perbedaan terkait teknik pengereman antara motor WSBK dengan MotoGP? “Fungsi remnya sama, tetapi pebalap lain menggunakan jari yang berbeda untuk mengerem. Caranya saja yang berbeda. Saya membuat kesalahan saat saya kesulitan menggunakan perangkat tersebut. Saya harus mengerem, lalu menyadari saya terlalu agresif, dan saya melepaskan tuas rem karena tidak ingin jatuh lagi. Race pace di akhir balapan sangat bagus dalam 6 atau 7 lap terakhir. Saya sangat senang dengan paruh kedua balapan ini,” jawab rival berat Toprak Razgatlioglu selama 2 musim di Superbike itu.
Terkait penampilan keduanya di Valencia, Bulega menjelaskan, “Saya terakhir balapan di Valencia pada 2021, jadi mungkin hari pertama tidak akan mudah. Ini baru balapan akhir pekan kedua saya dengan motor MotoGP. Itu akan sulit, tetapi saya juga akan menjalani tes setelah balapan.”
Menurut Nicolo mana yang lebih mudah, pindah dari Superbike ke MotoGP atau sebaliknya seperti yang akan dilakukan Oliveira musim depan? “Bagi saya, jauh lebih mudah pindah dari motor MotoGP ke Superbike karena ban Pirelli memberi kita lebih banyak kepercayaan diri. Jika kita terbiasa percaya diri dengan motor Superbike, saat datang ke MotoGP akan jauh lebih percaya diri dengan ban Michelin. Kita harus tetap tenang dan terus menahan diri. Di sisi lain, kita sadar bahwa kita bisa mengambil lebih banyak risiko. Rasanya lebih baik bagiku,” pungkas juara dunia Supersport 2023 itu.
