Home MotoGP Gigi Dall’Igna : Jika Mengubah Sesuatu, Selalu Ada Kemungkinan Muncul Masalah

    Gigi Dall’Igna : Jika Mengubah Sesuatu, Selalu Ada Kemungkinan Muncul Masalah

    Pecco Bagnaia - Gigi Dall'Igna
    Pecco Bagnaia - Gigi Dall'Igna

    RiderTua.com – Dengan GP25, penampilan Pecco Bagnaia musim ini tidak konsisten. Gigi Dall’Igna (General Manager Ducati Corse) dan seluruh staf teknis berusaha menemukan solusi untuk mengatasi masalah Bagnaia selama berbulan-bulan, tetapi keterbatasan pengujian membuat mereka sangat sulit untuk menyesuaikan apa pun secara khusus untuknya.

    “Bagi kami, musim ini dimulai dengan acara di Madonna di Campiglio. Saat itu, saya mengatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kedua motor. Alasannya sederhana, karena saya tidak mau ambil risiko. Tahun lalu, dari segi teknis kami punya keunggulan yang cukup besar dan kami juga punya beberapa pembalap terbaik di grid. Jadi, saya tidak melihat alasan untuk ambil risiko,” ujar Dall’Igna.

    Gigi Dall’Igna : Jika Mengubah Sesuatu, Selalu Ada Kemungkinan Muncul Masalah

    Gigi Dalligna - Pecco Bagnaia
    Gigi Dalligna – Pecco Bagnaia

    Berbeda dengan Francesco Bagnaia yang kesulitan dengan GP25, Marc Marquez justru begitu dominan musim ini sehingga rider berjuluk Baby Alien itu berhasil meraih gelar dunia MotoGP musim 2025 atau gelar dunia MotoGP yang ke-7 pada seri ke-17 di Motegi.

    Untuk pertama kalinya musim ini, Pecco berhasil mengalahkan Marquez di GP Jepang. Rider Italia itu mendominasi sejak hari pertama, sukses meraih pole position dan menyapu bersih 2 kemenangan di Motegi. Namun terlihat jelas bahwa saat itu Marquez ‘bermain aman’ dan mengambil risiko lebih sedikit dari biasanya, hanya fokus pada penyelesaian akhir dan memprioritaskan gelar dunia daripada hasil hari itu.

    Konten promosi pihak ketiga – hasil dapat berbeda untuk setiap individu.

    Bermodalkan performa kuat ini, Pecco Bagnaia optimis menghadapi GP Indonesia. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Dia mengalami kekalahan terburuk dalam kariernya di Mandalika, bahkan dia kalah dari Somkiat Chantra. Ironisnya lagi, juara dunia MotoGP 2 kali itu crash dalam race utama saat berada di posisi terakhir. Hasil buruk ini terus berlanjut di GP Australia. Setelah finis kedua dari belakang dalam sprint, Pecco crash saat berada di posisi ke-12 dalam race utama di Phillip Island.

    Gigi DallIgna - Pecco Bagnaia - Davide Tardozzi
    Gigi DallIgna – Pecco Bagnaia – Davide Tardozzi

    Dua pekan kemudian, Pecco kembali tampil impresif. Pebalap berusia 28 tahun itu berhasil meraih pole postion dan memenangkan sprint dengan cara yang luar biasa. Namun sayangnya, saat memperebutkan podium dalam race utama ban belakangnya bocor.

    Terkait fluktuasi performa Bagnaia yang signifikan, menurut teori Ducati, set-up window atau rentang kondisi dan pengaturan di mana motor bisa bekerja secara optimal pada GP25 lebih kecil dibandingkan pendahulunya GP24. Dan rentang waktu di mana Pecco merasa nyaman, jauh lebih sempit dibandingkan Marquez. Hal ini mengakibatkan Bagnaia seringkali kurang feel terhadap motornya dan tidak mampu memanfaatkan kekuatannya saat pengereman dan saat memasuki tikungan. Selain itu dia jauh lebih sensitif terhadap perubahan kondisi trek seperti suhu dan tingkat cengkeraman.

    Sebagai pabrikan yang mendominasi di MotoGP, Ducati dibatasi oleh sistem konsesi yang diberlakukan untuk menyeimbangkan persaingan antar pabrikan. Hanya tes rider mereka yang diizinkan untuk mengerjakan pengembangan dan tim juga menerima ban yang jauh lebih sedikit untuk tes.

    Gigi DallIgna - Pecco Bagnaia - Marc Marquez
    Gigi DallIgna – Pecco Bagnaia – Marc Marquez

    Gigi Dall’Igna menjelaskan, “Jika kita mengubah sesuatu, selalu ada kemungkinan muncul masalah. Entah itu soal kehandalan, atau sesuatu yang berhasil di Sepang tapi gagal di trek lain. Kami punya beberapa ide dan mengevaluasinya secara menyeluruh selama tes pra musim. Setelah itu, kami memutuskan untuk melanjutkan dengan solusi yang sudah terbukti. Kami tetap berpegang pada filosofi itu tahun ini.”

    “Di awal musim, kedua motor kami sangat mirip. Lalu kami melakukan beberapa penyempurnaan pada GP25. Ada fairing baru, dan para pembalap juga bisa memilih suku cadang lain seperti sasis. Butuh beberapa seri untuk menyadari bahwa mesin baru itu lebih baik. Tapi begitulah adanya. Bahkan tanpa komponen baru, kita bisa meningkatkan motor balap.”

    “Dari perspektif set-up, terdapat banyak kemungkinan yang menghasilkan perbedaan besar dalam perilaku motor di lintasan. Memang benar bahwa ketika ada pembalap baru yang bergabung ke tim (Marc Marquez), mungkin dia akan membawa kita ke arah yang baru. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang gambaran keseluruhan,” imbuh insinyur asal Italia itu.

    Jadi penasaran, apakah Pecco bisa tampil apik di 2 seri terakhir di Portimao dan Valencia atau justru tampil buruk? Sulit diprediksi. Jika Ducati berhasil dalam set-upnya, pemenang MotoGP 31 kali itu akan berada di depan. Tapi jika tidak, bencana berikutnya sudah di depan mata.

    © ridertua.com

    Konten promosi pihak ketiga – hasil dapat berbeda untuk setiap individu....

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini