RiderTua.com – Carlo Pernat, manajer gaek yang sudah bertahun-tahun malang melintang di dunia balap mencoba menganalisa jalanannya MotoGP Malaysia akhir pekan lalu. Dia mengapresiasi kemenangan yang diraih Alex Marquez pada hari Minggu. “Alex Marquez menang, dengan podium yang terdiri dari tiga pabrikan berbeda yakni Ducati, KTM, dan Honda. Ini bagus untuk MotoGP, karena ketika persaingan para pabrikan semakin sengit maka kejuaraan menjadi lebih menarik,” ujarnya..
Pernat menambahkan, “Jangan lupa bahwa Marc Marquez yang terkuat di antara semua pembalap, saat ini sedang absen. Ibaratnya ‘ketika kucing pergi, tikus menari-nari’. Tahun ini, Marc praktis telah menghancurkan harapan para pebalap lain. Memenangkan juara dunia dengan 5 seri tersisa, menurut saya adalah sesuatu yang hampir mustahil terulang dalam sejarah.”
Carlo Pernat : Tanpa Marc Marquez, Balapan MotoGP Tidak Bisa Diprediksi

Carlo Pernat melanjutkan, “Hasil yang bagus untuk Alex Marquez, yang telah menegaskan betapa pantasnya dia menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia. Sementara itu Pedro Acosta masih bisa membuat KTM tampil apik meski performanya naik turun. Sepertinya timnya memiliki sumber daya yang terbatas dan belum punya sistem kerja yang kuat. Tapi dia adalah sebuah fenomena, benar-benar sebuah fenomena. Dialah satu-satunya yang berhasil menjaga KTM ini tetap berada di puncak.”
Berbicara tentang KTM, Pernat menyoroti performa mantan anak asuhnya Enea Bastianini. “Bastianini juga berhasil membuat KTM tetap kompetitif. Tetapi masalahnya, dia jarang bisa start dari dua baris pertama. Ketika start dari baris keempat atau kelima, kita harus berjuang untuk naik dari posisi ke-18 ke posisi ke-6 paling mentok. Balapan yang indah, tetapi dia harus puas dengan posisi yang tidak mencerminkan bakatnya karena dia memang pebalap yang luar biasa,” puji Pernat.

Terkait Joan Mir, Pernat mengatakan, “Mir sudah menemukan jati dirinya. Jangan lupa, dia tetap seorang Juara Dunia. Podium yang indah dan pantas dia dan Honda dapatkan. Ini menunjukkan bahwa Honda, meskipun tidak sefenomena seperti Ducati dengan Marquez atau Yamaha dengan Quartararo atau KTM dengan Acosta, mereka masih memiliki pebalap-pebalap hebat.”
“Honda juga membuat keputusan yang tepat dengan merekrut Luca Marini, yang tahu cara menyetel motor. Johann Zarco menjalani paruh pertama musim dengan baik, lalu sedikit merosot. Terlepas dari kesulitan yang dihadapi, tim bekerja dengan baik bersama direktur teknisi baru Romano Albesiano yang berasal dari Aprilia. Berkat konsesi dan investasi, mereka berhasil membangun motor yang sangat seimbang. Masih ada sedikit tantangan untuk mencapai level tertinggi, tetapi tidak terlalu banyak. Mungkin yang masih kurang adalah memiliki pembalap dengan bakat yang benar-benar ‘fenomenal’,” imbuhnya.
Carlo Pernat juga menyoroti kesulitan yang saat ini menimpa Yamaha. “Yamaha menghadapi banyak kesulitan, meskipun memiliki sumber daya yang memadai. Quartararo selalu memberikan 120 persen, dia fenomenal, tetapi dia mulai menunjukkan tanda-tanda frustrasi. Tahun depan mereka akan menggunakan mesin V4, kita lihat saja nanti. Karena mulai tahun depan, hampir semua rider akan balapan dengan mesin seperti itu. Kita akan mengetahuinya dalam tes Valencia. Tetapi ini akan menjadi pertaruhan besar, karena semuanya dirancang untuk regulasi musim 2027. Jadi, tahun depan juga tidak akan mudah bagi Yamaha. Saya harap mereka tampil lebih baik dari tahun ini, tetapi jelas Fabio tidak senang dengan situasi ini,” tegasnya.

Menurut Pernat, tanpa kehadiran Marc Marquez, MotoGP berubah menjadi ‘turnamen mini’. “Masih ada 2 seri tersisa, tetapi setelah Marc cedera, ini akan menjadi semacam ‘turnamen mini’ yang akan berakhir di Valencia. Saya rasa yang akan memimpin ‘turnamen mini’ ini adalah Fermin Aldeguer. Dua seri terakhir akan sangat seru dan menarik, karena level para pembalap semakin seimbang. Tanpa Marc, situasinya menajdi lebih cair dan tidak dapat diprediksi,” ujarnya.
BTW, Pecco Bagnaia dan Marco Bezzecchi memilih ban depan yang salah pada race hari Minggu, dimana mereka berdua menggunakan ban depan medium. “Semoga Bagnaia bisa keluar dari keterpurukan ini. Kali ini bukan karena kesalahannya tetapi karena ban bocor ketika dia mungkin berpeluang naik podium. Dia mungkin tidak akan menang, juga karena dia dan Bezzecchi memilih ban yang berbeda dari rider lain. Mereka pikir ban medium sepertinya akan lebih awet, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Sayang sekali,” ungkap Pernat yang juga merupakan mantan manajer pribadi dari legenda MotoGP Valentino Rossi itu.
Terkait performa Aprilia, Carlo Pernat mengatakan, “Performa Aprilia yang buruk merupakan poin negatif, mereka tidak pernah tampil baik di Sepang. Namun jika mereka benar-benar ingin bersaing melawan Ducati, mereka harus kompetitif di trek mana pun. Mereka masih belum mencapai tahap itu, tetapi saya yakin dengan Massimo Rivola dan teknisi Fabiano Starlachini, hasil bagus akan segera datang.”





