RiderTua.com – Pedro Acosta finis di posisi ke-4 dalam sprint race di Sepang tertinggal 5 detik di belakang pemenang Pecco Bagnaia. Rider KTM itu menjadi pembalap non-Ducati yang berhasil finis di 5 besar. Namun 2 jam setelah balapan, dia mewarisi posisi ke-3 dari Fermin Aldeguer yang dijatuhi penalti 8 detik karena melanggar aturan tekanan ban yang membuatnya turun ke posisi 7.
Meski begitu, Acosta tidak puas dengan performanya dalam balapan 10 lap Sabtu sore. Dia kembali kehilangan kecepatan di paruh kedua balapan, akibat degradasi ban yang signifikan. Masalah ini membuat KTM kehilangan hasil apik di balapan-balapan sebelumnya. Sementara itu, rekan setimnya Brad Binder menyelesaikan sprint di posisi ke-18.
Pedro Acosta Kena Denda 2.000 Euro (Rp 34-35 Juta) : Tidak Menyenangkan untuk Saldo Rekening Saya
Pedro Acosta mengaku terkejut setelah tahu dia tertinggal hanya 5 detik dari Francesco Bagnaia. “Jujur, saya terkejut saya tidak tertinggal lebih jauh mengingat betapa buruk kondisinya. Saya mempertahankan kecepatan yang baik hingga lap ke-5 atau ke-6. Saya tidak jauh di belakang Alex Marquez. Namun di 4 atau 5 lap terakhir, saya kalah 0,7 atau 0,8 detik per lap,” ungkap rider berjuluk Baby Shark itu.

Acosta menambahkan, “Ini dramatis, tetapi hal-hal ini di luar kendali saya. Saya memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya. Posisi ke-5 saat kualifikasi, tercepat pada hari Jumat, dan finis 4 besar hari ini.”
Setelah start, Acosta sempat berada di posisi ke-2 di depan Alex Marquez. Kemudian rider Gresini Ducati itu semakin menjauh di depan dan tak terkejar lagi. Acosta berada di posisi ke-3 hingga lap ke-7 tetapi kemudian Fermin Aldeguer menyalipnya di lap ke-4.
Sambil tertawa Acosta mengatakan, “Fermin bukan lebih cepat, saya saja yang lebih lambat. Saya mempertahankan kecepatan saya hingga satu titik tertentu dalam balapan, lalu saya ‘jatuh ke lubang yang sama’ (masalah yang terus berulang) seperti yang saya alami setelah Jepang. Sejak lap ke-7, jelas bagi saya bahwa balapan ini akan etrasa panjang.”

Kondisi fisik dan cuaca sangat menantang di Sepang. “Dalam balapan yang sangat panas dan lembap ini, ban sangat ‘tersiksa’. Hal ini sudah terlihat sejak balapan pertama di Thailand dan kemudian di Argentina. Cuacanya panas dan kelembapannya tinggi. Saya harap kami bisa tampil sangat baik di Eropa (2 seri terakhir). Saya benar-benar merasa belum siap. Balapan ini akan terasa panjang, sangat panjang. Saya penasaran seberapa cepat kami nanti,” jelas Acosta, yang memperkirakan dia akan kembali kesulitan karena masalah ban pada race hari Minggu.
Acosta didenda 2.000 Euro (Rp 34-35 juta) atas perilakunya saat sesi kualifikasi. “Itu bukan akhir terbaik untuk hari Sabtu. Tapi begitulah adanya,” ujar rider berusia 21 tahu itu pasrah.

Setelah crash di Tikungan 1, Acosta melanjutkan sesi meskipun bagian depan motornya tertutup kerikil yang kemudian kerikil tersebut tersebar di trek. “Melihat layar monitor adalah hal terakhir yang dilakukan pembalap setelah mengalami crash. Lagipula kita tidak boleh mengerem saat didorong oleh marshal. Hal normal bagi semua pembalap. Tapi tidak bagus untuk saldo rekening saya, tetapi bisa saja lebih buruk,” pungkas Acosta.






