RiderTua.com – Ada insiden yang bikin gregetan saat Superpole Race Minggu pagi di Jerez. Nicolo Bulega yang berusaha menyalip Toprak Razgatlioglu dari sisi dalam, justru menyenggolnya dan membuat rider BMW itu mendarat ke gravel. Untuk itulah gelar dunia kembali ditunda untuk kedua kalinya akhir pekan itu.
Toprak bisa dinobatkan sebagai juara dunia jika dia bisa finis didepan Bulega pada Race 1 Sabtu sore, namun sayangnya dia tidak punya peluang. Saat Superpole race Minggu pagi, El Turco hanya butuh finis ke-7 untuk menyegel gelar dunia, tapi tidak terjadi. Dan Toprak hanya butuh finis ke-13 pada Race 2 Minggu sore agar dia bisa merayakan gelar dunia WSBK.
Nicolo Bulega : Semua Orang Mengira Saya Sengaja Menabrak Toprak
Karena crash, Toprak harus start dari posisi ke-10 dalam Race 2. Pada akhirnya rider asal Turki itu meraih podium setelah finis ke-3 pada balapan terakhirnya di WSBK sekaligus dinobatkan sebagai juara dunia WSBK musim 2025 atau gelar dunia ketiganya. Tahun depan, Toprak akan pindah ke MotoGP bersama tim Pramac Yamaha. Sementara Bulega menjadi runner-up dengan selisih hanya 13 poin.

Nicolo Bulega berhasil mencetak hattrick di Jerez, atau yang ketiga kalinya musim ini setelah Phillip Island dan Cremona. Namun dia mengaku tetap merasa kecewa. “Saya senang, tapi di saat yang sama saya juga tidak benar-benar bahagia. Kemenangan selalu luar biasa, terutama ketika kita mencetak hat-trick. Akhir pekan yang luar biasa, tapi hanya akhir pekannya saja. Saya tidak puas dengan sisanya. Berapa poin yang membuat saya kehilangan gelar dunia? 13 poin. Di Assen saja, saya kehilangan setidaknya 34 poin (gagal finis karena masalah teknis). Jadi, tidak banyak yang perlu dibicarakan,” ujar rider berusia 25 tahun itu.
Usai Superpole race, Bulega langsung meminta maaf kepada Toprak. “Saya sangat menyesal Toprak terjatuh. Saya juga sudah bilang begitu kepadanya. Saya ingin langsung ke BMW setelahnya, tapi mereka terlalu ‘kesal’ dan tidak mau mendengarkan penjelasan tentang apa yang saya alami. Saya paham itu,” ujar rider Aruba Ducati itu.

Lebih lanjut Bulega menjelaskan, “Saya hanya ingin bilang satu hal bahwa saya selalu lebih cepat darinya di apex karena gaya balap saya. Sepanjang musim, Toprak menyalip saya saat mengerem dan saya menyalipnya di apex. Itulah kekuatan kami masing-masing. Dia memang mempersiapkan keluar di tikungan itu, tapi seperti di Aragon, saya mencoba masuk dari sisi dalam tikungan. Dia mungkin tidak menyangka saya akan secepat itu di apex.”
“Saya tidak pernah menyenggolnya sepanjang musim dan tentu saja saya tidak ingin dia terjatuh. Saya melaju sesuai racing line saya, kepala saya berada di sisi sebelah kanan sehingga saya tidak bisa melihatnya meskipun saya tahu dia ada di sana. Jika saya berada di posisinya dan jika saya sedang memperebutkan gelar dunia, saya akan membuka celah lebih lebar karena dia hanya perlu finis di posisi ke-7.”

“Niat saya hanya menyalipnya. Di Tikungan 5 saya selalu lebih cepat darinya sepanjang akhir pekan. Tikungan ini juga memungkinkan saya untuk membuat perbedaan besar dibandingkan pembalap Ducati lainnya. Pada hari Sabtu, saya langsung menyalipnya di tikungan itu. Tapi kali ini mungkin dia sedikit lebih dalam dan karena itu lebih dekat dengan saya. Saya tidak melakukannya dengan sengaja.”
“Jika insiden ini terjadi antara peringkat 7 dan 8 klasemen, tidak ada yang akan menyebutnya insiden ‘gila’. Karena insiden itu terjadi antara Toprak dan saya. Siapa pun yang menonton videonya dapat melihat bahwa tidak ada yang berlebihan. Kami sedang memperebutkan gelar dunia, saya mencoba menyalipnya lalu kami bersenggolan. Saya sangat menyesal atas insiden itu. Tapi begitulah balapan,” jelas rider asal Italia itu.

Ketika Toprak dinobatkan sebagai juara dunia WSBK 2025 usai Race 2 Minggu sore, keduanya sempat ngobrol sebentar di lap pendinginan dimana mereka masih memakai helm dan motor masih menyala. “Saya bilang kepadanya bahwa dia pantas mendapatkan gelar ini. Dia dan BMW melakukan pekerjaan yang lebih baik ketimbang kami, dan saya sangat menyesal atas apa yang terjadi pagi ini,” ungkap Bulega.
Bulega menegaskan, “Kami beberapa kali terlibat duel sengit sepanjang tahun, dan manuver saya dimaksudkan untuk menyalipnya bukan untuk menabraknya. Sangat disayangkan hal ini terjadi di balapan terakhir dan sekarang semua orang berpikir saya melakukannya dengan sengaja. Tapi kenyataannya berbeda.”