RiderTua.com – Pecco Bagnaia berujar bahwa Marc Marquez pasti akan naik podium pada balapan Sprint di Phillip Island jika dia turun balapan.. Sementara pembalap Italia itu bingung setelah balapan sprint yang berantakan..
Francesco ‘Pecco’ Bagnaia kembali menghadapi teka-teki baru bersama Ducati di Phillip Island.. Motornya tidak bekerja seperti seharusnya dan semua tim tidak ada yang tahu penjelasan serta apa penyebabnya…membingungkan..!
Setelah sprint race di Australia, Pecco kembali ke pit Ducati dengan bahu terkulai…. Juara Dunia MotoGP dua kali itu melewati garis finis di urutan ke-19 dan itu artinya kedua dari belakang, tertinggal 32 detik. Hanya rekan setimnya, Michele Pirro, yang menggantikan Marc Marquez di Phillip Island, ‘berhasil dikalahkannya’….
Pecco Bagnaia
Pecco Bagnaia Frustrasi: Kalau Marc yang Bawa Ducati, Dia Sudah Naik Podium!
“Kami sedang mencoba memahami semuanya… Tapi sejujurnya kami semakin tidak paham….” kata Bagnaia, menggambarkan kebingungan tim-nya usai sprint race… Yanng menarik adalah sejak latihan Jumat, kedua motornya berperilaku sangat berbeda… padahal secara teknis keduanya identik…!
Pada sesi latihan Jumat, setidaknya salah satu Desmosedici GP25-nya masih bisa bekerja dengan baik…dan bahkan Bagnaia berhasil lolos langsung ke Q2…. “Motor satunya lagi, entah kenapa, punya masalah yang sama seperti di Indonesia…. Jadi sulit untuk memacu dan mencatatkan lap terbaik,” ujarnya…
Pecco Bagnaia
“Untungnya, kali ini ada satu motor saya bekerja dengan baik, meskipun tidak sebaik di Jepang… Saya masih merasa kesulitan saat melakukan pengereman di tikungan, tetapi tim sedang mencari tahu penyebabnya… Mereka terus mencoba memahamik dan mencari solusi.”
“Padahal motornya identik dengan yang kamu gunakan di Indonesia. Tapi kali ini, hanya satu yang berfungsi normal… sangat sulit dimengerti…. Jadi, tim sedang berusaha mencari tahu apa yang terjadi dan mencoba memperbaikinya.”
Bagnaia Lebih dari Dua Detik Lebih Lambat di Sprint
Pecco Bagnaia
Pada sesi Jumat, Bagnaia tertinggal 0,6 detik, dan saat kualifikasi hari Sabtu, ia tertinggal 0,8 detik. Tapi saat sprint, catatan waktu terbaiknya 2,143 detik lebih lambat dari lap tercepat pemenang balapan sprint Marco Bezzecchi (Aprilia).
Bagaimana menjelaskan selisih yang cukup besar itu???.. “Ya, aneh memang…karena kemarin saya masih merasa sedikit lebih baik… Pagi ini juga begitu (sedikit lebih baik). Tapi saat kualifikasi, saya mulai merasakan ada sesuatu yang aneh…..”
“Dan di sprint race, saya sama sekali tidak bisa mengendarai motor itu…. Saya mencoba mengendalikan getaran yang muncul.. Saya sering harus mengurangi gas saat berakselerasi keluar tikungan..hal yang sangat aneh….”
Gigi Dalligna – Pecco Bagnaia
“Tim telah mencoba entah berapa kali musim ini untuk mencari solusinya… Tapi kami sudah tahu bahwa ini bukan sola setelan motor atau elektronik. Ini sesuatu yang lain, dan kami sedang mencoba mencari tahu apa itu….”
“Benar, motor kami bisa sangat kuat ketika semuanya berjalan sempurna… Tapi untuk alasan yang belum jelas.. kedua motor saya tidak berkerja sebagaimana mestinya. Dan.. kami sedang mencoba mencari tahu penyebabnya. Karena semua getaran dan guncangan ini tidak masuk akal….”
Menurut Bagnaia, kedua motor ini identik alias sama persis dengan yang dipakai di GP Motegi-Jepang sebelumnya… “Meskipun di Indonesia juga memakai motor yang sama… Hanya di Motegi, motornya berkerja dengan baik dan normal, dan di Indonesia, masalah muncul lagi yang masih belum kami pahami.”
Pecco Bagnaia
Masalah Semakin Parah Sejak GP Spielberg
Apakah Pecco sudah meminta Ducati untuk membangun motor dari Nol lagi?…. “Mungkin sudah empat kali musim ini…Tapi masalahnya adalah jika mengikuti aturan, semua motor harus dibuat dengan cara yang sama,” jawab pembalap Italia itu.
“Seperti yang sudah dilakukan oleh tim sebelumnya di masa lalu. Tapi entah kenapa, sekarang cara itu tidak lagi berhasil…. Masalahnya, kami tahu kami punya masalah ini… Tapi tim belum tahu kenapa bisa begitu..dan tim sedang berusaha mencari tahu penyebabnya hingga kini…”
Sejak awal musim Bagnaia sudah sering mengeluhkan betapa sulitnya ‘mengenal’ motor tahun ini (GP25). Namun di sepertiga awal musim, ia setidaknya mampu finis di podium dan biasanya menjadi pembalap tercepat ketiga di belakang Marquez bersaudara….
“Ya..sekarang situasinya memang lebih buruk, dan juga makin sulit dipahami… Karena jujur… di awal musim kondisinya lebih baik…Saya memang tidak terlalu senang karena saya tidak bisa bertarung dengan siapa pun dan hanya mengikuti pembalap lain.”
“Performa motor tahun ini sedikit berbeda dibandingkan musim lalu, tetapi masih bisa dibilang mirip… Sejak GP Le Mans, atau lebih tepatnya sejak seri Austria, performanya menurun drastis.. Kami sedang mencoba mencari tahu kenapa,” kata Bagnaia, menyebutkan rentang waktu tertentu.
Marc Marquez – Pecco Bagnaia
Bagnaia Yakin: Kalau Marc Ada di Sini, Dia Pasti Bisa Podium..
Setelah sprint race, Pecco hanya unggul 8 poin atas Marco Bezzecchi… Peluang untuk menahan gempuran Bez di posisi ketiga tampaknya semakin tipis… Di Phillip Island terbukti sulit bagi pasukan Ducati secara keseluruhan…
Dan untuk pertama kalinya setelah 98 kali kualifikasi berturut-turut, tak ada pembalap Ducati yang berhasil dibaris terdepan, dan untuk pertama kalinya sejak Motegi 2019, belum pernah ada balapan di mana tak satu pun Ducati start di lima besar….!
Dan yang menarik lagi untuk pertama kalinya sejak format sprint diperkenalkan pada 2023, baru kali ini tak ada pembalap Ducati yang naik podium pada hari Sabtu…!!
Bukan bagian dari konten editorial.
Tapi bagaimana dengan Marc kalau dia ikut balapan juga di Australia?? “Saya rasa kalau Marc ada di sini, dia pasti sudah naik podium..Untungnya, masih ada Motegi. Dan Motegi memberi harapan…bukan buat saya saja, tetapi juga membantu tim,” kata Bagnaia, memuji rekan setimnya yang sukses.
“Karena kami tahu dalam kondisi normal kami kompetitif … Sekarang kami hanya perlu mencari tahu, mengapa situasi seperti itu hanya terjadi di Motegi… Sulit dimengerti karena secara teori semuanya sama… Jadi, pasti ada sesuatu yang kurang..tetapi kami belum mengerti apa itu…”