RiderTua.com – BYD Atto 1 menjadi model yang cukup dinantikan unitnya oleh konsumen yang sudah memesan modelnya. Setelah tiga bulan berlalu, unitnya sudah sampai ke Indonesia dan siap dijual disini, walau belum dirinci berapa unit yang didatangkan dari luar negeri.
Sejumlah Unit Atto 1 Sudah Sampai di Indonesia
Mobil listrik yang dijualnya sejauh ini sudah mencatatkan hasil penjualan yang cukup bagus, terlebih dengan Sealion 7 dan M6 yang tetap menjadi unggulannya. Namun mereka masih membutuhkan model untuk mengisi pasar entry level, sehingga BYD menghadirkan Atto 1 yang diperlihatkan di GIIAS 2025 akhir Juli lalu. Meski belum dijual karena unitnya belum didatangkan, banyak yang tertarik dengan modelnya, sehingga membuatnya sebagai salah satu mobil BEV terlaris.
Sebelumnya BYD memastikan Atto 1 akan dikirim ke konsumen mulai bulan Oktober 2025, dan ini sudah terbukti dengan sejumlah unitnya yang sudah sampai ke dermaga beberapa hari lalu. Belum jelas berapa unit yang didatangkan, tapi setidaknya ini cukup untuk memenuhi permintaan yang sudah menumpuk selama tiga bulan terakhir. Mereka akan segera mengirimkannya ke konsumen yang sudah memesan bulan ini juga.
Model yang dihadirkannya ini memang mencuri perhatian di pasarnya karena menjadi salah satu mobil listrik termurah di Indonesia. Tapi jika dibandingkan dengan model lainnya, Atto 1 cukup menarik karena menawarkan sejumlah keunggulan, seperti jarak tempuh hingga fiturnya. Harganya yang dibanderol kurang dari Rp 250 jutaan menjadikannya sebagai model BEV mungil yang tidak bisa diabaikan lagi.
Produksi Lokal
Memang semua unit yang dijualnya di Indonesia didatangkan langsung dari luar negeri, dan BYD masih terus melanjutkan pembangunan pabriknya disini. Tapi kalau sudah selesai digarap, maka mereka bisa memproduksi semua mobil listrik yang dijualnya sejauh ini, dan Atto 1 juga termasuk diantaranya. Mungkin ini akan membuat harganya lebih murah, tapi harganya saat ini sudah cukup terjangkau untuk model seperti ini.
Tapi itu tergantung dari keputusan merek asal Negeri Tirai Bambu tersebut, termasuk soal berapa banyak komponen lokal yang akan dipakai untuk mobilnya.
