RiderTua.com – Loris Reggiani yang merupakan mantan pembalap dan komentator asal Forli, Emilia-Romagna, Italia ini menganalisis situasi MotoGP saat ini.. Dikenal dengan gaya ceplas-ceplos dan analisis tajam, Reggiani menilai tanpa ‘tedeng aling-aling’ situasi terkini tentang Bagnaia, Marquez, dan Quartararo.
Salah satu komentar Reggiani yang paling keras menyangkut Marc Marquez adalah: “Marc Marquez tidak menghormati atau meremehkan MotoGP sebagai seorang pria.. dia seharusnya meminta maaf…”… Ucapan ini membuka kembali perdebatan lama soal insiden masa lalu yang kontroversial dan memperlihatkan betapa kritisnya Reggiani terhadap pembalap Spanyol itu menghadapi momen-momen tertentu dalam kariernya di dalam maupun diluar lintasan….
Loris Reggiani Hujani Kritik: Marc Marquez Kurang Hormat…

Berbicara tentang Pecco Bagnaia, Reggiani menilai bahwa pebalap Italia itu tengah mengalami masa sulit….. “Saya mengharapkan lebih dari Pecco Bagnaia.” Menurutnya, masalah yang dihadapi Bagnaia tidak sekedar masalah motornya… “Menurut saya dia tampak tertekan secara mental… terutama oleh rekan setimnya.”
Reggiani memuji kemampuan Marc Marquez, namun juga menegaskan bahwa kehadiran Marc juga menambah beban bagi para rival… “Marquez luar biasa cepat dan konsisten di mana pun. Pecco biasanya memulai musim dengan lambat, lalu perlahan meningkat selama musim berjalan.. tetapi tahun ini hampir sebaliknya. Dan Ducati 2025 (GP25) yang baru tidak membantunya….Bukan cuma dia tidak menang, tetapi Bagnaia bahkan tidak finis kedua.”

Pebalap veteran Italia itu menjelaskan bahwa perubahan motor bukanlah solusi instan bagi pebalap yang kehilangan rasa percaya diri… “Ketika seorang pebalap menginginkan lebih banyak ‘feeling’, apa yang dikatakan pembalap bukanlah sebuah masukan teknis, namun lebih ke arah ‘kebingungan’. Dan, bagaimanapun juga, Ducati sangat ingin Bagnaia bisa melaju kencang lagi…”
Lebih lanjut, Reggiani menyoroti situasi internal Ducati yang juga memengaruhi hasil… “Saya tak percaya Ducati hanya ingin satu saja pembalap mereka menonjol. Saya pikir, semua tim selalu ingin pembalapnya finis pertama dan kedua. Bukan karena dia tidak menang, tetapi Pecco bahkan tidak finis kedua. Dan itu sedikit mengecewakan saya…. saya berharap lebih darinya.”

Alex Marquez pantas dihargai, tapi motor juga berperan..
Tentang Alex Marquez, Reggiani mengakui kelebihannya namun juga mengaitkan sebagian performanya dengan motornya (GP24).. “Bisa jadi keduanya…. Alex tentu layak mendapat pengakuan.. Tetapi mungkin motor 2024 akan lebih seimbang daripada motor 2025. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa para pebalap terus meningkat dan semakin matang dari balapan ke balapan.”
Mengenai kinerja tim Gresini, mantan pebalap tersebut tak ragu memujinya… “Bahkan mereka bekerja lebih baik daripada VR46, yang seharusnya menjadi tim satelit utama Ducati. Gresini melakukan pekerjaan yang luar biasa membuktikan diri sebagai tim yang sangat profesional dan solid… sangat terampil, terdiri dari orang-orang papan atas, serius, dan kompeten….”

Aleix Espargaro telah kehilangan kredibilitas..
Reggiani juga menyoroti kisruh yang terjadi di kubu Aprilia… “Buruk. Tampaknya Jorge Martin tertarik dengan uang Honda dan menganggap Aprilia tidak cukup kompetitif… Aleix Espargaro juga telah kehilangan kredibilitasnya… Pak RT yang disebut ‘kapten’ itu justru membuat situasi semakin keruh… Dia melakukan segala hal yang ia bisa untuk menjatuhkan Aprilia dan lebih memihak Honda… Itu bukan pemandangan yang enak dilihat…”
Morbidelli terlalu sering kehilangan fokus
Tentang Franco Morbidelli, Reggiani menilai bahwa inkonsistensi ( tidak konsisten) menjadi kebiasaannya, hasilnya naik turun… baik dan buruk… “Ia mulai sering tidak stabil..penampilannya naik-turun. Di antara hilangnya konsentrasi , insiden melambat di kualifikasi dan itu tidak hanya terjadi sekali, tetapi beberapa kali…kecelakaan tahun lalu di Sepang dan beberapa lainnya…. Saya tahu Franco orang baik dan tidak melakukannya dengan sengaja.. tapi kalau hal seperti itu sering terjadi, jelas ada sesuatu yang salah…”

Saya suka Quartararo: pembalap yang tetap setia pada pabrikan
Maverick Vinales dan Fabio Quartararo juga tak luput dari perhatian dan analisis veteran tersebut… “Saya sangat menyukai keduanya. Saya ini orang yang romantis. Saya juga suka dengan pembalap yang setia dengan pabrikan mereka. Seperti Rainey dengan Yamaha atau Schwantz dengan Suzuki. Sangat menyenangkan melihat hubunagn baik ini. Dan Fabio juga tampil baik, dengan pole position, beberapa podium sprint, dan hasil yang solid…”

Di akhir wawancara, Reggiani menegaskan siapa figur terhebat di tiap era.. tokoh-tokoh terhebat sepanjang masa… “Dalam sepuluh tahun terakhir, tak diragukan lagi, Marquez. Dan di era sebelumnya, Valentino Rossi.”
Mengenai pembalap yang belum banyak menang atau jarang kesorot kamera, mereka tetap layak dihargai.. “Jika pembalap di posisi kedua puluh di MotoGP mendapatkan satu detik per lap, itu bukan kegagalan. Meremehkan mereka sama saja mengurangi nilai kemenangan para juara….” pungkasnya..