RiderTua.com – Pada musim 2025, Pecco Bagnaia memiliki rekan setim baru Marc di tim pabrikan Ducati Lenovo yang notabene merupakan juara dunia 8 kali (waktu itu) sekaligus mantan rival terkuat dari gurunya Valentino Rossi. Banyak yang memprediksi bahwa Pecco akan bernasib sama seperti semua mantan rekan setim Marquez sebelumnya, yang semuanya berubah jadi ‘melempem’ dan tak bisa berkutik dalam persaingan internal melawan Baby Alien.
Entah kebetulan atau memang sudah takdir, musim ini Pecco beneran ‘loyo’. Rider asal Turin Italia itu kesulitan menemukan feel pada GP25 tidak seperti yang dia dapat dari GP24 tahun lalu. Musim ini dia hanya memenangkan 2 balapan, selebihnya Pecco terpuruk dalam sejumlah balapan. Di sisi lain, Marquez mendominasi musim dengan memenangkan 11 race utama dan 14 sprint serta berhasil mengamankan gelar dunia MotoGP 2025 lebih awal di Motegi.
Pecco Bagnaia : Pengalaman Menjadi Rekan Setim Marc Marquez Sangat Positif
Kesulitan yang dialami Pecco musim ini, banyak yang menilai bahwa itu merupakan dampak psikologi menjadi rekan setim Marc. Dalam sebuah wawancara, rider berusia 28 tahun itu meluruskan asumsi tersebut.
“Awalnya, saya memang agak khawatir. Dia selalu bilang akan selalu menekan rekan satu timnya. Yang terjadi justru sebaliknya dan itu mengejutkan saya. Pengalaman sebagai rekan satu timnya sangat positif. Di Jepang, kami pergi ke bar karaoke dan minum sake setelah Marquez memenangkan gelar dunia ketujuhnya. Itu menyenangkan. Dia adalah salah satu pembalap terkuat dalam sejarah dan dalam beberapa tahun terakhir dia sangat dominan. Kita hanya bisa belajar dari Marc,” jelas Francesco Bagnaia.
Marquez mengalami cedera setelah ditabrak Marco Bezzecchi di lap pertama race utama di Mandalika, yang membuatnya absen dari GP Australia dan Malaysia mendatang. Untuk sementara, dia akan digantikan oleh tes rider Michele Pirro hanya untuk GP Australia.
Usai tes resmi di Misano, Bagnaia ingin membuat terobosan di Jepang. Dengan motor yang dilengkapi berbagai komponen GP24, kepercayaan dirinya telah kembali dan dia berhasil menyapu bersih semua kemenangan di Motegi.
Namun di Mandalika, yang terjadi justru sebaliknya. Meski katanya menggunakan motor yang sama seperti di Motegi, faktanya dia kembali kesulitan sejak hari pertama. Bahkan parahnya, dia finis di posisi terakhir dalam sprint dan crash saat berada di posisi paling buncit dalam race utama. Ironisnya, Pecco bahkan tidak bisa mengejar Somkiat Chantra. Usai balapan Pecco mengaku dia tidak bisa menjelaskan apa yang salah dengan motornya.
